Wednesday, October 28, 2009

JEJAK NABI VERSI PURA MAJAPAHIT

Sebuah Film Kolosal dan Maha Suci yang patut ditonton dan di Agungkan yaitu Film "Jejak Rasul-jejak Nabi-jalur sutra" disini Pura Majapahit juga tidak mau kalah dan menulis Jejak Nabi, Kesatu kita bahas Nabi Agama Besar Kristen yaitu Jesus Isa Almasih, Lahir dikandang Kambing, anak Tukang Kayu, Cerita hidupnya disatukan di INJIL / BIBEL dimana para saksi semasa hidup nya ceritanya di tuliskan, Mbah Matius, Markus, Lukas, Yahya dll Rasul, Jesus mati dihina dan di Salib, Konon hari ketiga Bangkit, ada cerita tidak mati tapi "Demi Allah jangan dipublikasikan" ini pernah ditulis di Koran/Majalah. Beliau tidak mendirikan AGAMA, "Ikutilah jejak KU kalau ingin Selamat", Jejak Nabi ini tentu bisa dipelajari di INJIL ingat Jejak/ Perbuatannya saja pelajari, jangan lari ke Armagedon, Kiamat, Nubuatan ini bikin bingung, Tolong pelajari jejak / Perbuatan Jesus nya saja sesuai perintah NYA disana ada 40 hari 40 malam di puncak gunung  Getsamani sampai ketemu iblis 3X, dan ingat Jesus tidak pernah mendirikan AGAMA hanya memberi contoh JEJAK titik, Agama yang mendirikan PETRUS titik, silahkan di diskusikan, bila perlu di ikuti itu jejak NYA biar selamat.

Kedua Agama Islam dengan Nabi nya Muhammad Agama Paling benar dan memang benar ini ada bukunya dengan judul demikian mungkin hanya di Indonesia, Buku ini di Jual di toko "Sari Agung" jalan Tunjungan Surabaya Jawa Timur, Penulis tidak beli hanya melihat buku dan judul yang Hebat 1970 an Waktu itu Agama Islam lagi di Puncak Kejayaannya habis Numpas Orang jawa yang Komunis / tidak ke Masjit, Buku  itu di Pajang di Etalase. Agama Islam menjadi besar dan tiap Orang memuja Nabi Muhammad mengalahkan semua yang ada di Negri ini Kitab Agama ini Quran kitab tertinggi yang mau dipakai menggantikan Pancasila dan kitab ini bisa mengalahkan{hanya Indonesia} baik Buku Sutasoma, Injil, Sutra, Pancasila, Kerukunan, Persatuan bahkan Hukum RI dll bila digebug kitab ini jadi TAHI, itu debat di TV kalau sudah kena quran Presiden pun kalah, dan apapun yang dianggap yang baik menurut Bangsa Kafir ini. Kehebatan Nabi yang satu ini, Bisa MENUMPAS agama Kristen yang sudah Eksis 600 tahun, dimana Gereja Gereja Jesus bisa dirubah jadi Masjit, ini yang kita Acungi Jempol dan kita praktekkan ilmu Penumpasan itu untuk Menumpas Adat dan Budaya Adiluhung Negri ini, Bahkan Kuil Siwa di India disulap jadi Kuburan Harem Perempuan Istri Tokoh Islam yaitu Taj Mahal bahkan bikin Katalog palsu untuk Tauris Dunia yang dianggap pengunjung Tolol untung untuk tempat Harem, Kuil Candi negri ini malah di HANCUR kan. Majapahit pun berhasil di TUMPAS dan Budaya nya tidak boleh diadopsi dengan budaya Arab karna akan di SESAT kan MUI [ Hanya khusus di Indonesia Negara yang punya Mentri Agama satu satu nya di Dunia di Israel Bukan Mentri hanya Dewan Agama ] 

Jaman Majapahit Berjaya menyatukan Nusantara dengan Bhinneka Tunggal Ika, Arab baru berhasil Menumpas Kristen secara GENOSIDA dengan Sejarah Dunia Sekarang "Perang Salib"  Kristen TUMPAS, hingga menjadi Negara TERKECIL di Dunia, Yaitu VATIKAN sebuah Negara tapi sangat kecil sekali taruhlah kalau di Indonesia Seperti Komplek Candi Borobudur, Kalau Indonesia bisa niru Bikin Borobudur Negara Budha wah tentu jadi Terhebat di Dunia menyamai Vatikan kalau Rela tapi jangan mimpi nanti di cap Berontak, padahal hanya simbolis Budha saja agar orang Budha bisa naik Haji kesini tapi dituduh nyaingi Kaabah, padahal orang Budha kan bukan Islam yang naik Haji? ini untuk kemajuan  Negara, tapi Negara belum gila mengijinkan karena ini Negara Agama islam praktek nya kalu Awu Awu / ngibul, ya Negara Pancasila sebutan untuk menggembirakan kaum Kafir yang dihambat dan ditumpas termasuk saudaranya Kristen Gereja nya di bakar dihancurkab bahkan di BOM, ijin jangan mimpi turun yang kristen Alvatar az (yang mengaku hebat ternyata hanya kumpulan segelintir pengecut dan mengaku dari Mahasiswa Kristen USU tanggal lahir 01 Agustus 1978), sudah minoritas kalah sama islam malah bukan merangkul Leluhur Negri ini malah ikut Anti menyetankan dan menuduh yang bukan bukan pada Hyang Suryo Pura Majapahit [Habib tertawa sambil ngelus jenggot melihat ketololan Alvatarz musuhnya dan  bangsa ini],

Ketiga Agama Budha Nabinya Sidarta Gautama, ini paling parah sangat parah, Beliau mengajarkan Dharma, membunuh Nyamukpun tidak boleh, Beliau dengan Dharma membuat Orang jatuh Cinta dan banyak penganutnya kini bahkan TERBESAR di Dunia bahkan EKONOMI pun dikuasai Ekonomi Budha , Justru di Indonesia punya Borobudur Simbul Budha Terbesar Termegah dan Keajaiban Dunia {baru-baru dicabut, karena dianggap pemilik nya benci, bahkan di BOM, untuk Ritual tidak boleh, hanya Pusat Arkeologi Dunia, jangan mimpi bisa Odalan dan Caru disana, pasti dilarang, Adat Bali Candi di sucikan, Borobudur untuk Wisata, bahkan Gadis Gadis pakai Softex pada Petingkrangan berfoto ria nonton Biksu Budha yang hanya lewat kalau Waisak [istilah Bali Leteh], Ritual nya di Candi Mendut, jadi Beruntung lah Umat Budha di bebaskan Ritual di Candi Mendut, bukan Borobudur, Orang Budha kan Narimo jadi sudah Untung boleh Upacara apalagi di Candi Kuna}

Keempat Agama Hindhu paling muda di Dunia baru Lahir di akui 1961 {di Indonesia lho} Nabi nya Para Reshi Gabungan Reshi Reshi Majapahit dan India, bahkan Kitab nya Weda yang jadi Acuan sebab di Indonesia Agama harus ada Nabi nya, harus Ada Kitab nya jadi Hindu bisa di Akui karena mengajukan Kitab Weda dari India, agama ini hanya ada di Bali [di Jawa segelintir} di Bali Praktek Praktek nya masih memakai Sisa Sisa Upacara "SIWA BUDHA" Majapahit seperti Odalan, tetoyan, Memungkah, Ngenteg Linggih, Caru dan lain lain, Tempat Ibadah masih menggunakan Candi Candi / Pelinggih Peninggalan Majapahit, seperti Besakih, Kentel Gumi, Tirta Mangening, Andakasa dll , Yang terbaru diera Orde Baru Tempat Ibadah Hindu dibuat Padma satu untuk Sang Hyang Widhi Wasya / Tuhan Yang Maha Esa, dimana orang menyebut Leluhur Tabu di Era Orde Baru harus ber Tuhan, Hanya  Hyang Suryo yang menyebut "LEUHUR yang di PUJA di Pura Majapahit" lalu ditutup dituduh Menghindukan Orang berarti Hindu dituduh Muja Leluhur, dan benar di Bali Pura itu tempat Leluhur, contoh Besakih tempat Mpu Markandia, Mpu Gandring, Arya Kenceng, Brahma Wisesa, Ratu Mas Magelung dll kan LELUHUR? Hindu 1961 baru Pura Jagatnata memuja Hyang Widi termasuk Hindu di Jawa. Hindu Jawa untung tidak ngakui Pura Majapahit tempat ibadah Hindu karena tidak kenal Leluhur hanya kenal Hyang Widi, karena baru bisa bikin Pelinggih belakangan jadi Hyang Widi agar sama dengan Islam yaitu Allah, akhirnya Pelinggih Kolonel Agung di Trowulan Dihancurkan diganti Masjit tempat Allah yang sebelumnya tempat Hyang Widi kan sama saja Hyang Widi / Allah / Tuhan yang satu /Tunggal atau Agama satu Tuhan yang hanya 1 Padmasana, padahal Bali terkenal Pulau Seribu Tuhan / God /  Dewa, atau Seribu Pura tempat Leluhur lha.... Tempat Tuhan nya di Jagatnata Pura Baru diera Orde Baru.

Kalima Agama Konghucu yang baru saja diakui Zaman SBY, ini Agama Kuna di China sejak 2000 tahun lalu, disini berjuang lama sekali akibat Tulisan dan Budaya China dilarang Agama ini terimbas, dulu di cap Komunis, Klenteng, Tulisan China, Barongsai adat nya dilarang ,Kini Kalau tidak diakui akan membuat Malu pada Dunia, karena Agama ini Punya Nabi, Punya Kitab juga dan kita hubungan dengan China, akhirnya di akui, Nabi Konghucu Hampir mirip Jesus Kelahirannya dianggap anak Haram tidak diakui Bapak nya karena takut pada Istri Sah nya, Sempat Ngemis untuk makan bersama Ibunya yang terlunta lunta, Akhirnya Nabi ini Tewas dengan Kecewa, dan merasa gagal total {Bisa dibaca sejarah nya minta sama kantor Agama Konghucu} Aneh 100 tahun setelah Kematiannya Pemerintah China Mengakui dan menggunakan  Agama ini dan sampai Sekarang Penganutnya terbesar di Dunia tambah kurang 1,2 Milyard, dan Uniknya Agama ini bisa menyatu dengan Budha di China Agama ini memakai Klenteng Klenteng Kuna sebelum Konghucu Lahir, mirip Bali memakai Pura Pura sebelum Hindu Lahir jadi membuat Persatuan.

Selanjutnya kita bahas sebuah Agama /Ageman Tertua juga di Nusantara Tapi tidak diakui Pemerintah yaitu "SIWA BUDHA" pengikutnya cuma 1 orang yaitu
Sri Wilatikta Brahmaraja XI ini kepercayaan pada Leluhur atau Agama Majapahit kita ambil Majapahit nya karena ini Yang terbukti bisa MENYATUKAN  NUSANTARA agama ini Eksis Jaman Majapahit yang terkenal dengan Dang Kasaiwan dan Dang Kasogatan nya, Bahkan Sampai PANCASILA yang di Gali Bung Karno dari Kitab Sutasoma yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" [Tan Hana Dharma Mangruwa] kini menjadi Dasar Negara Sumber dari segala sumber Hukum, yang selalu akan dirubah Sariat Islam, Turunan Pemilik Pancasila dianggap BANGSAT karena Agama Siwa Budha tidak diakui padahal masuk Budaya Kepercayaan bukan Agama yang sangat mahal untuk beli titel ini di Indonesia, diluar Negri di Obral cukup dengan istilah ISME, Sri Wilatikta Brahmaraja XI / Hyang Suryo rumahnya ditutup dan ditulisi "Dilarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk apapun" Camat Trowulan yang masang Tulisan ini Tewas langsung Struk masuk Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya kurang lebih 3 tahun Sang Camat Meninggal Dunia, padahal di Kantor Camat ini sampai sekarang kalau tidak salah masih memasang Simbol Pancasila apa sudah diturunkan penulis belum tahu. ? Untungnya Agama SIWA BUDHA ini masih banyak yang mempraktekkan biarpun tidak lengkap yang paling lengkap sempurna Bali, Yaitu Penghormatan Leluhur, Orang mengaku Islam masih "NYEKAR" di kuburan, padahal di Arab tidak boleh nyekar atau mengkultuskan Orang Mati, Jangankan Orang biasa Nabi Muhammad pun tidak boleh di sekar / dipuja / dikultuskan, lha... ini nunggu di Tumpas karena sesat, Haul, Sekaten, Suroan dll yang berbau Sesaji /Tumpeng/bakar Dupa dll sisa sisa Adat Majapahit, Bahkan ada Penemuan Patung Purbakala nanti kan banyak penduduk "Nyuguh" sesaji bakar Dupa yang sangat membikin Geram Tokoh Islam  / MUI dan siap Fatwa "SESAT" nya dilayangkan, agar bisa ditumpas, dan dihancurkan secara Legal sebab fatwa ini adalah Warning untuk Orang bisa Menghancurkan secara Legal dipimpin Habib yang sering dan terkenal di TV bahkan pernah Nyomasi Pemerintah / Presidan RI soal Achmadiah , sambil menghancurkan kampusnya, dan RI memang diam ketakutan dan sampai keluarkan SKB, dan AD, AL, AU, POLISI tidak berkutik padahal punya Tank, Kapal Perang, Pesawat Terbang, Bedil, Meriam dan Hukum, malah takut 1 Habib kan ironis, kalau tidak salah Orang nya pincang dan gaya nya seolah olah Dia lah pemilik RI padahal bukan Pahlawan Kemerdekaan, lha Bung Karno yang Pahlawan sejak muda masuk penjara berjuang, dibuang luar jawa, ditembak, di granat, dibedil, ditodong Meriam dll malah di TUMPAS pengikut nya dihabiskan sampai akar akar nya mumpung belum siap peristiwa 1965-1966, dan setelah pengikut nya Tumpas, Bung Karno di Tahun 1967 ditahan, jadi tidak ada yang protes karena Tumpass, lalu itu Habib apa perjuangannya kok Hebat menguasai Negri ini ? ... mungkin berhasil Numpas adat kita ya ? mungkin dia menghadiahi Kemerdekaan kita ya?, Akhirnaya Bung Karno Sang Pejuang Kemerdekaan RI dan Beliau sampai Tewas pun masih setatus Tahanan RI yang didirikannya yang kini milik Habib dan anak buahnya yang yang bikin rusak persatuan tapi didiamkan bahkan didukung seperti membakar Kampus, Mesjit Achmadiah yang sudah ada sejak 1925 bahkan Achmadiah nantang dialog, tapi malah di HANCUR kan, Polisi kita teriak teriak hukum tidak bisa surut malah mendiamkan Orang Menyurutkan Hukum mentang mentang Habib Turunan Arab padahal itu Ali Orang Arab mendanai TERORIS, hukum diam krena dianggap Habib pemilik Negri ini bebas nmgerusak, bakar Kampus, dengan dalih melecehkan islam lalu islam yang mana sejak 1925, tak ada masalah berarti Islam milik pribadi si Habib yang ngerusak mesjit Orang tanpa disentuh hukum RI bahkan Satpol PP ikut menghancurkan kampus mendukung Sang Habib di muat TV jadi tontonan Dunia di Negri yang konon Mengaku Negara Pancasila Politik bebas aktif , Bahkan Punya ADRI, ALRI, AURI dan POLRI, ini SEJARAH ditutupi pun Orang tetap mengerti karena manusia punya Otak, kecuali yang di buat TOLOL, jadi maklum juga kalau Pura Majapahit Trowulan pun dilarang kegiatan karena MENYATUKAN lha Bung Karno yang menyatukan Asia Afrika saja Tumpas kok malah Habib yang merusak Kerukunan ditakuti dan didukung, bahkan Buku Buku Bung Karno dan Ajaran Beliau pun dilarang [500 tahun yang lalu Buku Budha pun dibakar dan dilarang diajarkan], Suatu Rekayasa itu tidak abadi, dulu nyimpan Buku Bung Karno atau buku Tulisan China pasti di Cap PKI dan habislah Keluarganya di Tumpas, Kini Buku Bung Karno malah dicari cari, juga Lontar Budha Kuna termasuk buku Tan Khoen Swie, Wolak Walik e Jaman, tapi hanya segelintir Orang yang ngerti dan bisa baca, lainnya sebagian besar jangan mimpi ngerti Karena Oleh Pimpinannya Para Habib sudah di Doktrin kitab Arab.yang berlawanan dengan buku Kafir, Jadi inilah sekedar Meniru Film Jejak Rasul-Jejak Nabi-Jalur Sutra Kita Salut atas perjuangan Pakar Pakar Tingkat Dunia yang bisa membuat Film sejarah sampai bisa mengungkap JALUR SUTRA bahkan menyelidiki Kitab SAMCENG atau Biksu TONG hingga kini ditemukan Patung Budha Tidur sepanjang 2 km dan sedang di Gali dengan cermat dan hati hati, sayang disisi Lain Patung Patung Budha Terbesar di Dunia juga masuk kitab SAMCENG di Afgannistan malah di HANCUR kan di Tanami BOM diledakkan, diberondong Ribuan Peluru Mitraliur, sayang tapi Untuk Agama Islam mereka mengaku lho, ini BENAR menghancurkan BERHALA,-

Demikianlah Berita Dunia ini yang sudah ditangani Para Ahli nya kita cukup nonton Film nya juga film Kera Sakti nya, dan menjadikan catatan Sejarah Dunia Budha dan Aneh nya Candi Budha Terbesar Borobudur justru ada di Indonesia, bahkan SABDOPALON nulis akan megembalikan Agama Budha  tapi yang tantangannya Berat karena Indonesia Agama islam nya TERBESAR di DUNIA dan adat nya bertentangan dengan ADAT BUDHA ya... kita lihat saja apakah Leluhur Pemilik Negri ini  KALAH dengan  Adat Padang Pasir kita lihat saja Sabdopalon paling paling mewujutkan Tulisannya "Angin Agung Agergisi, Banjir Bandang, Air Laut Naik kedarat, Gempa 7 X sehari, Pageblug pagi sakit sore MATI sore Sakit Pagi BONGKO sampai Lubang Semut akan dikejar lho",-Bali 29-10-2009,

Thursday, October 22, 2009

HIKMAH PENUTUPAN PURA MAJAPAHIT TROWULAN


Suatu Hikmah besar terjadi akibat Penutupan Pura Majapahit Trowulan, Pura Majapahit Tempat Leluhur Majapahit di mana Semua Keturunan Majapahit Apapun Agamanya Dahulu bisa sembahyang mohon Kerahayuan kepada Leluhur menurut Adat Kafirun sisa sisa Majapahit di Jawa, dimana Untuk tatacara Odalan sangat merepotkan Keluarga Besar di Bali, Dimana Banten Odalan didatangkan dari Bali, karena yang bisa buat hanya Orang Bali, hingga banyak kunjungan orang orang Bali biarpun tidak Odalan, juga dari Solo, Jogja, Jakarta, Kadiri dll diJawa Keturunan Majapahit bergembira Impian Orang Jawa bisa bebas Nyuguh, melestarikan Budaya terkabul, Orang Bali pun yang senang memuja Kawitan dan mereka memang Manusia Beradab yang ingat Asal Asulnya pada Ngayah membuat Odalan pada Sang WIT, Pemandangan yang sungguh sangat Unik dimana Orang Islam Ber jilbab, Songkok Haji bisa bersama Tumpengan dengan Gadis Gadis Cina Katolik / Kristen juga Orang Pakaian Adat Bali Hindu, Pokoknya di Pura Majapahit Rumah Hyang Suryo ini selalu ramai di Kunjungi dan bernuansa Pancasila tanpa di rekayasa, Hyang Surya Wilatikta jarang keluar rumah, Beliau "Mandito" seharian ngurusi Leluhurnya dan melayani Para Keturunan Majapahit yang selama ini bergembira bisa Nyekar dan Upacara di Candi Leluhur nya. Warung betebaran sekitar Pura, Parkir pun memberi hidup warga sekitar, suasana Gembira contoh Pancasila bisa dipertotonkan, bahkan Touris Manca Negara pun berdatangan nonton barongsai, dan aneh mereka lebih Gila lagi dan Kafir mereka sangat Percaya Majapahit, bahkan mau Meditasi, India tak ketinggalan awalnya kerauhan dewa Wisnu, pada berdatangan mengadakan AGNI HORTA bahkan waktu itu sangat beruntung Rombongan KPLP Tanjung Perak dibawah pimpinan Bapak IMAM ikut Agni Horta dan dahinya diberi Titik Arang hitam.


Demikianlah suasana Trowulan bak kembali kemasa Kejayaan Majapahit sampai POSMO 1999 memberitakan Pura Majapahit [blog lain] Hari Raya Nyepi Orang  Jawa dengan Gembira bisa Ngerupuk Keliling Segaran bawa Obor, Tumpeng dan membunyikan Tetabuhan semua ini hilang sirna ketika ada Camat baru yang mulai ngobok ngobok Acara Pancasila ini, diawali 30 September 2001, Hyang Suryo dipanggil untuk menjelaskan Tentang Pura Majapahit dan acara aneh menyebarkan Agama Hindu, hal ini sudah menjadi lagu lama akan dihancurkannya suatu Kelompok yang tidak disenangi Agama Terbesar Negri ini, Koran dan Media TV sudah gencar menyiarkan Pemanggilan Sesepuh Kejawen kemudian Alirannya dibubarkan dengan Dalil Sesat, karena sudah pengalaman Hyang Suryo pun mengikuti saja, dan benar MUSPIKA, Tokoh Agama Islam, KUA, Ketua Ansor Khoirul Huda menjadi Bintang seolah mau menumpas Acara Kebangsatan / Kekafiran / kemusrikam dll dsb dst yang dilakukan Hyang Surya, Apalagi Pemilik Rakyat Ketua Praksi PKB anggota DPRD yang mulia H. Nurhadi ikut mendukung Penumpasan adat Majapahit yang memang di Tumpas 500 tahun yang lalu sesuai kitab Tan Khoen Swie yang baru terbit awal 2009, Penjelasan tetap dilaksanakan Sesuai skenario Basa Basi yang jelas dianggap SAMPAH, sebab tujuannya hanya MENGHANCURKAN ini sudah terjadi Kolonel Agung orang Bali sudah di HANCURKAN rumah berikut Candi / Padma yang hanya satu sesuai Agama Hindu dijawa yaitu 1 Pelinggih Hyang Wdhi Wasa, Tunggul Manik Punden Desa pun sudah Hancur rata tanah 9-0-1999, bahkan Gereja Gereja di Mojokerto pun Luluh Lantak di BOM natal 2000 , ya mau apalagi? Kebangsatan / Kemusrikan / Kekafiran yang belum HANCUR tinggal Pura Majapahit Hyang Suryo dan Cerita selanjut nya sudah bosan mengulangi lagi Semua sudah tahu Mas Media di Dunia pun sampai memberitakan tapi dianggap berita Busuk /sampah dan tidak perlu ditanggapi Oleh Agama yang Memang Benar dan Paling Benar di bumi ini yakni Islam lha wong Kristen saja dulu ditumpas Gereja Gereja dijadikan Masjit di Turki, Kuil Siwa dijadikan Kuburan Harem seperti Taj Mahal India dll, Pura Majapahit jadi Bulan bulanan oleh Imam Karyono cs seolah Bola sepak kebetulan Karyono memproduksi Bola dirumahnya. Singkat cerita MUSPIKA pun Menutup dan Melarang Kegiatan dalam bentuk apapun Pura Pancasila yang Garudanya disebut Tohut berhala, menyusul BOM BALI meledak menambah bukti kekuasaan TERORIS mulai diatas angin. Hyang Suryo pun di Undang ke Bali hingga ada PURA MAJAPAHIT PUSAT GWK dan Singaraja pun iri ikut mengundang hingga terwujut GANESA TERTINGGI DI DUNIA diteruskan PURA IBU MAJAPAHIT jimbaran Meru / Pagoda nya Tertinggi di Indonesia [Bali Pos] menyusul kitab BAGAWAD GITA terbesar di Dunia juga terbentuknya FORUM KEBANGKITAN SIWA BUDHA. Yang diketuai GRP Nokoprawiro, Leluhur akhirnya di Upacarai di Bali, dimana sangat menguntungkan Karena memang Banten Odalan hanya bisa dibuat di Bali, dan ini ngirit Transport, karena Odalan di Bali maka Odalan bisa di perbesar karena tidak dibebani Transport ke Jawa, Penyungsung di Jawa pun malah ke Bali sambil berwisata ria, Orang tak mampu di Bali pun bisa ikut Odalan, yang tidak mampu di Jawa ya gigit jari dulu menghormati Adat Islam Aliran Anti Leluhur, sambil nonton Kemarahan Leluhur berupa Bencana Alam Angin Besar Menerjang, Banjir Bandang, Air Laut naik kedaratan, Gempa 7 X sehari, disusul PAGEBLUG pagi sakit sore Mati, Sore Sakit pagi Mati. Kebetulan sudah lama ditulis Sabdopalon dan sebetul nya dulu bisa dilupakan, Tapi setelah di Tutupnya Pura Majapahit Jl. Brawijaya tembus Jl. Sabdopalon ya mungkin kebetulan nama ini yang akan bangkit 500 tahun sejak Keruntuhan Majapahit "Sirna Ilang Kertaning Bumi" 500 tahun yang lalu, apakah ini sudah Pas 500 tahun ? baca saja 'Ramalan Sabdo Palon" yang penting nanti 2 November 2009 Pura Majapahit GWK Odalan menghibur Leluhur sesuai Kepercayan Kafir Pemuja Leluhur bukan Allah, dan para Kafirun Percaya bahwa Leluhur bisa membantu mengenalkan Allah, sesuai Hukum Allah Kelima sendiri yang mengatakan "Hormatilah Orang Tuwa MU supaya kamu dapat SURGA dan USIA yang PANJANG" ternyata Orang Kafir seperti sisa sisa Majapahit masih menjalankan Ajaran Import Yang menguasai Negri ini dengan bukti Hukum Allah ke V tadi, Puas? Kini Trowulan Sepi Warung pada tutup, itu Pak Ardjo yang biasanya Buka Warung Botok'an dengan membawa belakangan Jaring Keliling Segaran car ikan setelah Warungnya tutup kini tak kelihatan lagi "Meninggal Dunia Yang" kata penduduk Segaran  juga Erna gadis Cantik Putri Yu Sita yang buka Warung di Putri Cempa " Sudah tidak ada Yang" ucap Yeni Kakak nya "Lho kawin ya?" tanya Hyang Suryo dijawab Yeni sambil menangis " Eyang tidak tahu ya? Erna sudah Meninggal Dunia Yang" demikian gambaran Trowulan yang sepi, Bahkan beberapa bulan lalu ada Rombongan dari Sukawati Gianyar 3 Bis itupun di USIR oleh Beno anak buah Karyono telpon dari Andri Putra Klenteng Tuban yang mau membukakan pintu Rumah Hyang Suryo "Dari pada ribut Orang Bali nya ngalah tidak jadi dan tancap gas pergi dari Trowulan" kata Sisworo Menantu Kiyai Sodik Tokoh NU Sentonorejo yang menjaga Pura Majapahit, Demikianlah Gambaran Pusat Kerajaan Kafir yang bisa Menyatukan Nusantara dan membuat Pancasila yang kini dikuasai Segelintir orang Anti Majapahit, Persatuan, Kerukunan, Pancasila yang masih digantung di Kantor Pemerintah dan Swasta untuk hiasan dinding.
Semoga IBU PERTIWI tidak menangis SEDIH melihat Keturunannya yang anti tanah airnya. SEMOGA ALAM TIDAK MURKA karena Pura Majapahit masih Odalan nanti 2 November 2009 di GWK, SEMOGA.

Tuesday, October 20, 2009

RUWATAN PERTAMA SEJAK 500 tahun RUNTUHNYA MAJAPAHIT

Untuk menyambut Odalan di Pura Majapahit GWK Panitia membuka Berita Tentang Kiprah Hyang Surya ketika di undang ke Bali RADAR BALI  18 Oktober 2003 DENPASAR - Ratusan pusaka warisan kerajaan Majapahit,berupa Keris, tombak, pedang dan arca arca kembali dipamerkan kepada masyarakat  umum di Bali. Kali ini memilih monumen perjuangan rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, sebagai tempat pameran, Pameran dibuka Jumat kemarin oleh IB Raka Wedha dari Dinas Kebudayaan Bali. Pameran benda Pusaka warisan Majapahit ini adalah kali keempat di Bali dan berakhir 27 Oktober nanti, Tiga lokasi pameran sebelumnya dipulih Kintamani, Art Centre dan Sanur. Nyejar Leluhur Majapahit dari Pura Majapahit Trowulan, judul dari pameran benda pusaka kali ini. Hadir Hyang Suryo Wilatikto sebagai Ketua Pura Majapahit Pusat Trowulan, Jawa Timur. Panitia pameran Sony Ignatius [DR lulusan Leden] mengatakan , pameran tak semata-mata memperkenalkan benda-benda pusaka warisan Majapahit. Tapi sebagai tindakan penghormatan kepada Leluhur. Sekaligus mengembangkan pemikiran Filosofi dalam kehidupan sehari-hari. Hyang Suryo Wilatikto mengakui ada Kekuatan NISKALA yang mendorong pameran di Bajra Shandi. Ada Mangku Karauhan dan menyebut "Bajra Sandhi", Monumen megah di kawasan civic centre Renon, ini diterjemahkan sebagai kehendak diatas agar pameran di Bajra Sandhi. Selama berlangsung pameran panitia membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat, termasuk hari Sabtu dan Minggu [ima] YANG PERTAMA SEJAK RUNTUHNYA MAJAPAHIT 500 TAHUN YANG LALU ,

Denpasar - Rabu [15/10] lusa, Ketua Pura Majapaht Trowulan Hyang Suryo Wilotikto akan memimpin Ruwatan terbesar abad ini yang akan dilaksanakan di Bali. Dalam ruwatan terbesar yang diadakan kali pertama sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit ini Hyang Suryo akan didampingi Prabu Agung Darmayasa dari India. Ditemui di Inna Sindhu Beach Hotel, Sanur, Minggu [12/10] kemarin, Hyang Suryo menjelaskan, Ruwatan ini tergolong Istimewa karena untuk pertamakalinya digelar Wayang Majapahit [Bali] dari Mengwi yang tidak pernah dipakai sejak keruntuhan Majapahit. Selain Prabu Agung Darmayasa, Hyang Suryo juga akan didampingi Mangku Pura Jambangan, Ida Pedanda Buruan Bang Manuaba dalam memimpin Doa prosesi sesajian. Ruwatan seperti ini, menurut Hyang Suryo, merupakan tradisi Kerajaan Majapahit yang bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan jiwa raga komunitas bangsa agar terlepas dari segala macam ketidak beruntungandalam menjalani kehidupan. Diharapkan, dengan ruwatan ini kita semakin menyadari  eksistensi kita sebagai mahluk yang selalu membutuhkan pembaharuan menuju kebenaran dan kebajikan. Dalam ruwatan lusa itu, Hyang Suryo akan menumpangkan Cakra, senjata bhetara Wisnu [peninggalan Kerajaan Majapahit] diatas kepala orang yang diruwat. Sementara itu Prabu Agung Darmayasa dari India akan memerciki orang yang diruwat dengan Air Suci yang diambil dari seluruh mata air di seluruh Dunia. Dengan itu, orang yang diruwat akan terhindar dari malapetaka dan segala bentuk kesialan lainnya. Diakhir Ruwatan, potongan rambut orang yang diruwat akan dihanyutkan ke laut sebagai simbol pelepasan segala ketidak baikan dan ketidak beruntungan, Dibagian lain juga disinggung , krisis berkepanjangan yang tak kunjung selesai melilit bangsa ini merupakan akibat dari sikap negara  dan bangsa Indonesia sendiri. "Semua itu karena bangsa Indonesia melupakan budaya, Mereka hanya mengambil dari tanah, tapi tidak mau memberi," kata Hyang Suryo. "Tapi ini khusus di Jawa, di Bali tidak, orang di jawa hanya mengambil dari tanah dan tidak mau memberi sesajian, korban dan persembahan" sambung Hyang Suryo. Bahkan menurut Hyang Suryo, Bali adalah Majapahit "Tulis, Bali adalah Majapahit, Semua yang dipraktekkan di Bali itu adalah tradisi Majapahit, India lain, dan, semua praktek itu sudah punah di jawa," kata Hyang Suryo dengan suara tinggi dan lantang. " Sekarang alam sudah marah, mangkanya panas dimana mana, lautpun marah. Maka sering ganas makan korban, semua itu karena kita melupakan mereka, Kita hanya ambil, tidak mau kasih pulang," kata Hyang Suryo.

Ditambahkan Hyang Suryo, Indonesia sekarang keadaan gawat, dimana-mana orang lebih mementingkan kelompoknya, "ini gawat makanya perlu diruwat bangsa ini," tandasnya. Acara ini, menurut Hyang asurya , tidak ada hubungan dengan agama, ini seratus persen budaya "Ini budaya, kami punya mentri sendiri kok, tidak ada hubungan dengan agama" katanya [MAT] DENPASAR, NUSA  Ratusan krama Bali mengikuti mengikuti acara ruwatan massal di Hotel Inna Sindhu Beach, Denapasar, Rabu [15/10] Mereka mendapat percikan tirta dari tokoh spiritual Bali Prabu Darmayasa , Tirta itu berasal dari ribuan mata air diseluruh dunia dan dipercaya membari kekuatan bagi penerimanya , disamping Prabu Darmayasa, ruwatan juga dilakukan juru ruwat Hyang Suryo Wilotikto , Ketua Pura Mjapahit Pusat Trowulan yang dipercaya meruwat Kta Kediri dan Jawa Timurselain itu ruwatan juga dihadiri Mangku pura jambangan Menguwi, Menurut Hyang Surya Wilatikta, penyelenggaraan ruwatan ini merupakan ruwatan terbesar yang pernah dilakukan dan baru pertama ini ruwatan menggunakan Wayang Majapahit "Baru kali ini saya menggunakan wayang Majapahit [Bali]" ujarnya. Ruwatan ini dilakukan dengan metode budaya, dimana semua Agama bisa mengikutinya, tujuannya untuk menghilangkan segala bentuk ketidak baikan dan ketidak beruntungan dalam hidup, Dalam kesempatan tersebut Hyang Surya menumpangkan Ckra [senjata Bethara Wisnu Peninggalan Majapahit -red] diatas kepala yang diruwat agar terhindar dari malapetaka, Hyang Suryo mengatakan acara ini sebagai lanjutan acara Gema Perdamaian yang dilaksanakan Minggu [12/10] dilapangan puputan Badung "Kita ingin agar kedamaian dimuka bumi ini cepet terwujut, sebagaimana halnya kita dapat berkumpul ditempat ini tidak memandang adanya suatu perbedaan suku" NUSA 16 Oktober 2003,- Demikianlah Salinan berita Ruwatan  dimana waktu itu Ruwatan diadakan tidak dipungut biaya, Wayang, sesaji datang sendiri dari Maturan Ngayah Umat Keluarga besar Majapahit yang ingin mendapat Kerahayuan dari Leluhur Majapahit yang diundang ke Bali akibat ditutupnya Pura Majapahit Trowulan oeleh Kelompok yang anti Budaya Majapahit, juga Ruwatan ini sangat menguntungkan, coba berapa biaya bila ruwatan di Trowulan? juga Odalan selalu diadakan besar besaran mengkngat berapa ongkos untuk naik Bus ke Trowulan? jadi Penutupan ada Hikmahnya bagi yang tidak mampu ke Trowulan, mereka bersatu padu mengusahakan Pura Leluhur agar bisa di Bali, akhirnya diundanglah ke GWK  dan nanti Odalan Puara Majapahit GWK jatuh 2 November 2009, 1 November Pratima Prabu Airlangga Kawitan Jawa Bali akan diiring dari Gedong Ruko Puri Gading jam 16.00 Wita ke GWK Panitia Gusti Kampial, Gusti Noko, Gusti Heker dll Pihak GWK panitia Penyambutan Drs. Komang Artanegara selaku pegagawai GWK dan Bendahara Pura menurutnya Dana Odalan, maturan ngayah Gamelan, Tarian, dll sudah "Beres semua" perhatian Pencinta, Pendukung, Simpatisan, Keturunan Majapahit sangat besar, tanpa meminta minta semua datang dengan sendirimya dengan tulus iklas demi Leluhur, yang tanpa Beliau kita tidak mungkin ada di Dunia ini sesuai Hukum Allah ke lima [di blog lain] kita harus menghormati Orang tua agar memperoleh Surga dan Usia yang panjang ini Buku Internasional, tanpa buku inipun Bali sejak dulu dan kapanpun selalu melestarikan adat menghormati Leluhur dengan Odalan dan Caru selalu,- [team Panitia Odalan] 20-10-2009,-

Monday, October 19, 2009

TAHUN BARU MAJAPAHIT VERSI HYANG SURYO


1978 Aliran Kepercayaan Masuk GBHN disinilah Hyang Suryo mulai berjuang mengembangkan Adat Majapahit, Karena Waisak dan Nyepi belum diakui dan tidak dimengerti di Jawa, yang habis penumpasan Orang yang tidak ke Masjit pada dibunuhi dicap PKI disinilah hyang Suryo mulai berkiprah, Tahun Baru Jawa yang legal adalah I Suro waktu itu dengan ngambil contoh Keraton Solo dan Jogja yang tetap merayakan Suro, di Jawa Timur pun digalakkan Orang Kejawen, Kebatinan, Islam murtad dll bergabung Tahun Barunya ber Suro ria kan sama dengan 1 Muharam dan malah Orang jawa tidak tahu 1 Muharam, belakangan Tahu Orang jawa Selalu merayakan Suro Tokoh Agama Islam pun yang anti Kejawen dulu malah ikut bikin Acara 1 Muharam dan mereka Promosi kalau Isuro sama 1 Muharam jadi Tahun Baru nya Arab, akhirnya belakangan Perayaan Suro jadi 2 perayaan satu untuk Orang Kejawen pakai Tumpeng Agung dan sesaji dan Wayangan yang satu Perayaan tanpa sesaji yaitu Zikiran, Terbangan, Samrohan { Imam Karyono Guru Terbangan / Samroh'an} Terbangan adalah Do'a sambil membunyikan Kempling / Kendang tipis khas Arab dan Imam Karyono lah Guru nya, bahkan muridnya banyak kenalan Hyang Suryo termasuk Anak nya Mat Kodhir, dia Kaget ketika Hyang Suryo memuji Kehebatan Sang Imam sampai Camat menyembah dan Nutup Pura Majapahit adat Kafir yang memang tugasnya membrantas adat Kafir termasuk Hyang Suryo, Si murid malah menyalahkan Gurunya yang nutup Pura Hyang Suryo teman Bapaknya {Mat Khodir} dan Hyang Suryo meredam bahwa itu Tugas Suci Allah jangan dimarahi, Hyang Suryo mengakui Kasihan masih ada Banyak Orang Jawa Kafir nyembah Leluhur, pada ke Makam bawa Toples air bunga, lha mereka kalau Nyekar Leluhur Majapahit kemana? dan diluaran tidak semudah itu bakar Dupa nyuguh Kembang jadi Hyang Suryo itu Pemimpin Orang Musrikin karena Hyang Suryo disebut Musrik jadi Umat nya Musrikin, termasuk Mat Kodhir yang jarang ke Masjit itu Dulu, mungkin sekarang ikut Karyono mengenal Allah? Anak Mat Khodir mendengar ini sampai meneteskan Air mata, "Tetap hormati Takmir Karyono gurumu itu, Kalau orang tidak menghormat Guru orang Kuwalat" kata Hyang Suryo pada Pemuda Putra Sahabatnya ini.



Untuk Perayaan Suro baiklah kita kutib Majalah Mangkunegaran Bahasa Jawa Sesuluh Mbangun tuwuh : UPACARA SURAN ING TROWULAN KIRAP PUSAKA : Riraya Suran Surya kaping 29/30 April ngantos 3 Mei 2002 ing Trowulan Mojokerto. Saben Kitha tanah Jawi Wetan sami ngintun kesenian tradisional, antawisipun : Reog Ponorogo, Jaranan, Jothilan, Barongsai, Leang Leong Juwara Nasional milik Klenteng Mojo Agung. Pusaka ingkang dipun Kirap antawisipun : Keris Singa Liman lan Nogorojo, kasumbul Tumbak Kiyai TUNGGUL MANIK lan TUNGGUL NOGO. Kirap wiwit saking Troloyo nuju dhateng Pandhapi Agung Trowulan. Panjanging kirap kirang langkung ngantos satunggal km. Samargi margi dipun pirsani ewon brayat ing Trowulan ngantos jejel uyel-uyelan arebat ngajeng. Upacara Kirap dipun jangkepi TUMPENG ROBYONG ingkang sampun matawis 500 san taun nembe menika, Tumpeng Robyong dipun angkut mawi pikap AG 7000 NZ milik Puro Mojopahit Jenggala ingkang dipun sopiri Bhatoro Agung Suryo Wilotikto piambak. Atas dhawuh para Sesepuh, tumpeng robyong kedah kalebetaken dhateng Candhi Kedhaton {SUMUR UPAS}. Anehipun mobil saged malebet dhateng SUMUR UPAS kanthi gampil. Sesampunipun Kadonganan dening Hyang Suryo, tumpeng kabekta dhateng Pendhapi Agung kangge rebatan ngantos ludes telas. 
PEMRED : Kanjeng Pangeran Sontodipuro MBANGUN TUWUH nguri nguri Budaya Jawi. 



Demikianlah kutipan Majalah Mangkunegaran tentang berita Perayaan Suran Hyang Suryo nyopir pikap AG 7000 NZ bawa Tumpeng dan Kirap Pusaka. Jadi Upacara orang Kejawen Suran, kemudian Nyepi pada awal nya Pura Majapahit sebelum ditutup malah Ngerupuk keliling Segaran bawa Obor, Waktu Nyepi 1927 sempat Wartawan "MOJOKERTO FM" meminta Hyang Suryo menjelaskan Nyepi secara on line, dimana Nyepi adalah Tahun Baru Majapahit dimana yang merayakan tinggal orang Bali, Tahun Baru Suro adalah perubahan Tahun Baru Saka ke Tahun Baru Jawa Islam yaitu 1618 Sultan Agung Hanyokrokusumo merubah Penanggalan Saka Majapahit ke Penanggalan Jawa Baru yang di sesuaikan tahun Arab 1 Muharam, ini membuat Orang makin tahu tentang Majapahit, yang hanya lestari di Bali,- baik kita salin POSMO EDISI 41 27 Maret 2007Makna Nyepi mengisyaratkan hubungan antara Bhuwana Agung dengan Bhuwana Ali senantiasa terjalin harmonis. Suasana atmosfer demikian harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sebagai dasar dan semangat spiritual dalam menata negeri ini kembali mendapat kecerahan dan dijauhkan balak.


Hari raya Nyepi adalah perayaaan tahun baru Saka yang jatuh pada penanggal apisan sasih kadasa (eka sukla kesanga) sehari setelah tilem kasanga (Panca dasi kresna Paksa Caitra). Latar belakang sejarahnya adalah sa`at penobatan Raja Kaniksha I. Tahun baru saka mulai diresmikan pada penobatan raja Kaniksha dan dinasty Kushana pada tahun 78 Masehi. Adapun tahun caka di Indonesia. Di jaman dahulu, berdasarkan berbagai daftar prasasti hanya dikenal tahun Caka saja. Menurut Negarakertagama pada jaman Majapahit pergantian tahun Saka (Bulan Caitra ke Waisaka) dirayakan secara besar-besaran.



Hakikatnya adalah penyucian Bhuwana Agung dan Bhuana alit (makro dan mikrokosmos) untuk mewujudkan kesejahteraaan dan kebahagiaan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin (Jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam(kesucian)dan sudaram (keharmonisan/keindahan).


Sesuai dengan hakikat hari raya Nyepi, maka umat Hindu wajib melaksanakan catur brata nyepi. Sesuai dengan hakikat hari raya Nyepi tersebut diatas maka umat Hindu wajib melakukan Tapa, Yoga dan Semadhi. Brata tersebut didukung dengan catur brata Nyepi yakni;


  1. Amati Geni, tidak menyalakan api serta tidak mengorbankan hawa nafsu.
  2. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
  3. Amati lelungaan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri
  4. Amati Lelanguan yaitu tidak mengobarkan kesenangan melainakn melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Brata ini mulai dilakukan pada sa`at matahari "prabata" fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam).


Jika dikaitan dengan perayaan keagamaan di Indonesia, hari raya Nyepi merupakan hari pergantian tahun Isaca Majapahit dan merupakan hari yang dirayakan dengan Tapa Brata selama satu hari satu malam oleh masyarakat keturunan Majapahit di Bali. Menurut penuturan Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Ketua Puri Surya Majapahit Trowulan Mojokerto, umat Hindu sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 19 Mei 2007/15 purun 1929 Icaka Majapahit.
Hari raya ini sebenarnya adalah tradisi orang-orang Majapahit tempo dulu dan keturunan orang Majapahit yang berada di Bali sekarang ini dalam rangka menunggu datangnya pergantian tahun Icaka Majapahit.


"Hari Raya Nyepi ini bukan suatu ajaran agama Hindu yang dirayakan setiap tahun, tapi ajaran orang-orang Majapahit. Karena itu di India sebagai pusat agama Hindu tidak ada perayaan hari raya tersebut. Tapi di Bali dirayakan secara-besar-besaran oleh keturunan asli orang-orang Majapahit yang berasal dari Trowulan Mojokerto", tutur Ketua Puri Surya Majapahit Trowulan Mojokerto.
Lalu mengapa pergantian tahun Isaca Majapahit dinamakan hari raya Nyepi. Karena setiap diadakan perayaan, sejak dulu sampai sekarang selalu jatuh pada bulan peteng atau tilem. Dimana langit sedang gelap, bulan dan bintang tidak memancarkan cahayanya. Selain itu dikatakan Hari Raya Nyepi. Sebab, pada hari itu masyarakat Majapahit dulu dan keturunan Majapahit yang beragama Hindu di Bali dalam merayakannya tidak berhura-hura melainkan Tapa Brata di rumah, Pura dan di manapun berada baik itu secara bersama-sama maupun sendiri.


     PERENUNGAN DIRI
Kemudian Nyepi sendiri diartikan melakukan Tapa Brata dengan tidak melakukan berbagai aktivitas seperti tidak makan dan minum, menghidupkan api, menyalakan listrik, membunyikan musik, memasak, berkendara sepeda motor, mobil dan tidak melakukan berbagai aktifitas apapun yang sifatnya hura-hura.
Hal ini bisa dilihat di pulau Bali di mana suasana selama satu hari satu malam terasa sepi . Tidak ada aktifitas dijalan raya. Semua kegiatan berhenti, karena masyarakat sedang merayakan Hari Raya Nyepi dengan melakukan perenungan tentang arti kehidupan. Tujuannya supaya hidup tahun ini lebih baik dari tahun lalu dengan di restui leluhur Majapahit.
Inilah bedanya antara pergantian tahun Isaca Majapahit dengan tahun Masehi. Kalau tahun Isaca Majapahit dirayakan dengan Tapa Brata dengan melakukan perenungan, baik dilakukan secara kelompok maupun sendiri-sendiri dan menghadiri tempat-tempat sunyi. Tapi kalu pergantian Tahun Baru Masehi di rayakan dengan berhura-hura dengan menyalakan kembang api, meramaikan suasana dan menghadiri keramaian bahkan cenderung berfoya-foya menumpahkan hawa nafsu keduniawian.


Nah, jika dikaitkan dengan waktu sekarang dimana negeri ini berada dalam kesuraman, maka sangat tepat sekali jika Nyepi dijadikan sebagai acuhan spiritual. Diharapkan bangsa Indonesia untuk melakukan perenungan kembali selama satu hari satu malam. Guna melakukan koreksi diri dari kesalahan-kesalahan dan kebaikan. Sehingga tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan lagi yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.


"Barangkali momentum Hari Raya Nyepi ini dapat digunakan sarana berdo`a kepada Tuhan agar bangsa Indonesia dijauhkan dari musibah di darat, laut dan udara serta bencana alam yang terus menerus, memakan korban nyawa manusia", tegas Sri Wilatikta Brahmaraja XI pada posmo.  **** Husnu Mufid/DANAR S.PANGERAN (wartawan senior)



Sunday, October 18, 2009

INFORMASI PURA MAJAPAHIT GWK YANG ODALAN 2 NOVEMBER 2009

Karena Odalan Di Pura Majapahit GWK 2 November 2009 , maka perlu juga di jelaskan sedikit tentang GWK, Ketika itu Terjadi Akan di Gusur AA Rai Dalem, ada Informasi Investor Baru GWK orang dari Bandung Jawa Barat ber Agama Kristen Harus nya AA Rai Dalem bisa menjelaskan Adat Bali, Akhirnya Hyang Surya atau Sri Wilatikta Brahmaraja XI, kebetulan banyak Kerabat di Bandung, diantaranya The Hauw Liong {Dosen Fisika ITB titel nya Prof. DR ?} kebetulan Keponakan Sang Dosen bernama Julia sering telpon telponan dengan Hyang Suryo, saat itu malam jam 20 an Saya Komang Artanegara pegawai GWK dan banyak Orang lainnya mendengar pembicaraan HP itu yang HP Hyang Suryo semi Lap Top jadi bisa didengar pembicaraannya juga 3G itu Hp. Disana Julia yang adiknya bernama Ita menantu Puri Kerambitan Tabanan manggil Hyang Suryo Tuwayah, berkata Bahwa Beliau {Julia} sekelas dengan Meme istri nya Edi Sukamto Investor Baru GWK, bahkan menyebut kenal baik juga dengan Bos Ching Ching Teman Edi penyandang Dana, dan janjian kalau ke Bali nanti bertemu "Mungkin Edi tidak tahu Hyang Suryo, dan Kurang Paham adat Bali" demikianlah sedikit Informasi tentang Investor Baru GWK yang saya ketahui, coba tidak ada ramai itu AA Rai Dalem mungkin tidak ada hal ini,

Hyang Suryo 1975-1980 pernah di Bandung ikut membantu Pembangunan "REAKTOR ATOM ITB" jadi agak tahu lah soal Bandung, Bapak Nyoman Nuarta kan juga Orang ITB? Bung Karno juga lulusan ITB,- melihat dan mendengar Informasi tentang GWK Hyang Surya hanya tersenyum dan geleng geleng kepala  tertawa, bahkan Kerabat Bandung ini ada KKO / Marinir bernama Jhony Liem dulu di Tahan di Singapura waktu Konfrontasi, dinas di KKO / Marinir Surabaya dan ketika pulang Surabaya dari tahanan di Malaysia [1967]KKO jhony Liem ini  tinggal di rumah Hyang Surya di Surabaya hingga pindah menjadi Pengawal MENHANKAM PANGAB Jendral M. Panggabean si Jhony nya karena jago Silat dan bisa "Sembur Jarum", Jhony Liem ini masih kerabat Sang Dosen Fisika ITB om nya Julia tadi, 1977 gantian Hyang Surya tinggal di Kerabat Jhony Liem ini, di Bandung dan tiap hari Hyang Surya nongkrong di Gedung Reaktor Atom ITB waktu ITB di duduki Tentara [1977]Hyang Surya bebas keluar masuk ITB karena di Reaktor Atom, Bahkan  Hyang Surya sempat diajak ke Pengeboran Gas Bumi di Kamojang oleh Orang Korea dan New Zeland yang ngebor, waktu itu Banyak Korban ledakan waktu Ngebor, dan Hyang Surya ejaan Bandung Suryak [+ K] diminta membantu segi Gaib / Niskala agar tidak ada korban [ bagian Sesaji Danyang], aneh Orang Luar percaya kalau Gunung ada Penunggu / Mbaurekso / Dah hyang nya,- Waktu Kota Cimahi menjadi Kota Administratip Walikota kota Pertama Drs. Sudarna Gubernur Jawa Barat Bpk. Aang Kunaifi Hyang Surya nyumbang REOG, dimana untuk pertama kali nya Reog main di Jawa Barat, bahkan para Pemain dan pimpinannya Jang Kwok mendapat penghargaan Gubernur Jabar.

Jadi Hyang Surya keliling kota Cimahi memperkenalkan Reog sambil makan Beling, gabung dengan Kolonel Syamsudin mantan Pengawal Bung Karno yang punya DEBUS BANTEN Orang tidur di paku dilindas Mobil,- inilah sedikit penjelasan tentang Hyang Surya yang di Jawa Barat pun cukup dikenal berkat Reog nya, karena Hyang Surya Orang Blitar, lalu sering kumpul dengan Adik Kandung Pahlawan Peta Supriyadi, namanya Tomy punya Honda TN 7 pik Up, juga ngumpul dengan Kolonel Oding Soehendar juga mantan pengawal Bung Karno yang dipahanya masih bersarang serpihan Granat peristiwa Cikini dimana Bung Karno Selamat dalam Penggeranatan , malah anak buahnya yang kena, Ada Saksi nama nya Salam pernah tinggal di Kelandis Bali, "Saya melihat ..Dog...Dog... Duog..geranat jatuh lalu Bung Karno mengejar dan jongkok mengambil Geranat tersebut dan di serahkan anak buahnya Syamsudin [Belakangan ketemu Hyang Surya mendirikan Debus] di terima dengan gemetar kok aneh tidak meledak setelah di lempar kelapangan sepi Geranat Maledak" sekarang Salam dimana tak ada Kabar terakhir tinggal di Perak Surabaya [Daerah Pelabuhan Tanjung Perak] jadi ini bukan apa apa hanya mengungkap Sejarah, biar Orang Waskita bisa menebak siapa Hyang Surya, nanti dikatakan Penipu, kalau Orang Sakti dan Tokoh Kebatinan yang asli pasti tahu siapa Hyang Surya [Suryak dialek Sunda] jadi kalau ada orang sok hebat menduga Hyang Suryo salah berarti bukan Hebat tapi "GOBLOG" mengaku hebat itu harus berjiwa / Pengetahuan / Analisis Canggih, tidak asal "JEPLAK" nuduh yang bukan bukan, Hyang Sryo orang nya diam bisa berteman dengan REKTOR termuda di Dunia [26 tahun] juga Pemuda Terpandai di Dunia / Presiden Pemuda Hindu Dunia  DR. Wedakarna, sampai kumpul Orang Sakti [100 tahun lebih umurnya] Jenggot putih Pertapa Kadiri Buta Locaya, kalau orang Serakah tentu pikirannya kok tidak jadi Presiden? Presiden Jabatan 2 X habis juga ada batas umur pejabat itu seperti Wedakarna mencalonkan Gubernur tidak bisa terlalu muda, semua ada peraturan masak Hyang Suryo bawa Map di uji segala mendaptar jadi Pejabat, yang bener ah, habis, jabatan Sri Wilatikta Brahmaraja XI abadi akan dikenang sepanjang masa oleh keluarganya, tentunya orang lain tidak ngurusi apalagi Yang berjiwa Arab 500 tahun yang lalu atau orang sok pinter yang tidak mengenal kehebatan Bangsa ini yang pernah Menyatukan Nusantara punya Lontar Lontar Sakti itu

Lontar Lontar ngumpul di Gedung Kertiya Singaraja, selama 9 bulan Hyang Suryo Belajar Lontar Karena Pusakanya di Misium sebelah Musium Gedung Kertiya yang Ketuanya juga Mangku di Pura Majapahit dan selalu didatangi Ahli Lontar "Pekak Punyah" yang anak nya Kolonel PASPAMPRES di Jakarta, Pekak Punyah namanya aslinya Hyang Suryo tidak tahu, Orang Bali mencari Susah, Beliau selalu ke Musium ngobrol dengan Hyang Suryo, disaksikan orang banyak, ketikaAda anak muda mau ikut Ngobrol langsung diusir sama Kak Punyah "De milu ngomong cai sing nawang unduk.."sampai HP Hyang Suryo Penuh dengan Mantra Mantra Lontar KAK PUNYAH dan disimpan ganti HP [dulu belum ada memori luar] baru agar ada Kenanangan Ahli Lontar yang 1983 menghadiri Rapat Bahasa Lontar Jawa Kuna di Jakarta, hingga menciptakan Ejaan Jawa Baru,-{ di Tulis di Edit Gusti Heker, Gusti Noko, Komang Artanegara dan team} jimbaran 18-10-2009 Demikianlah semoga cerita ini menambah wawasan juga saat  Hyang Suryo di Cimahi, juga waktu itu kemudian di bangun Pura Hindu Cimahi di KOBANGDIKAT pasar atas Cimahi, Pura bisa di bangun saat itu di komplek Militer, Surabaya juga Pura Jagatnata nya di Komplek TNI AL Perak, jadi Untuk pertama kali Kota Cimahi menjadi Kotatip Walikota pertama Drs. Sudarna anaknya bernama Dany, disitu Hyang Surya mendatangkan REOG yang dianggap adat Hindu, Rombongan Reog dipimpin Djang Kwok pemain Basket 1950 an di Trenggalek, tinggi  Djang Kwok  2,8 meter oleh Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi disebut "Si Jangkung" mendapat penghargaan atas Rombongan Reog nya yang untuk pertama kalinya masuk Jawa Barat. waktu keliling kota pakai Corong Pengeras diumumkan " Saksikanlah,,,Saksikanlah... Reog Terengale [ k tidak disebut] Ponorogo..." kalau tidak salah yang teriak teriak Penyiar Radio "UNASCO" putra Mayor Soedarko, ikut kirap  waktu itu Mayor Kardjiono Direktur AKTA, Peltu Djuraimi asal Kadiri, [ Komplek Tank Padalarang punya Usaha Tahu] terakhir Anggota DPR Toli Toli [Kolonel / Brigjen ?], Mayor Marzuki {KODIM}Juga Hyang Surya membantu Pembangunan Tempat Latihan Tank, waktu itu Tank AMX dari Prancis baru datang,

Komandan RPKAD  Brigjen Yogi S Memet anaknya namanya juga Memet teman Dany anak Walikota I Cimahi Yogi  belakangan Gubernur Jabar mengantikan Aang Kunaefi tapi Hyang Surya sudah tidak di Jabar, dan Banyak Petinggi RPKAD kenal Hyang Surya antara lain Kolonel Palal yang ketika akan Pensiun Jimat Kul Buntet nya di operkan, waktu itu di Kalungkan ke Ayam lalu di tembak Bren Ayam nya tidak mati, jadi Masa itu banyak Pegangan / Jimat / Sikep / Pusaka yang kalau dibawa Pemiliknya Kebal, tidak makan di Tembak, inilah sejarah kasunyatan, Juga Kapten Bustomi dari Aceh punya Rantai Babi ditembak tidak makan mungkin Beliau sekarang paling tidak Pensiunan Jendral, di Jawa Barat Hyang Surya juga sering diajak ke Tempat KARUHUN / Leluhur di Jawa Barat terkenal Leluhur / Karuhun " Hyang Surya Kencana" pengawal nya Maung Siliwangi / Macan Siliwangi, yang senang ke Karuhun Bapak Adeng Polisi Cibabat Biasanya Pakai Mobil Patroli mungkin sekarang Pansiunan Jendral, Hyang Surya juga sering diundang ke Kampus Theologi Cisarua oleh Eduard Panjaitan, bahkan bebas pinjam Buku buku di perpustakaan Kampus untuk dibaca di rumah, Waktu itu heboh Bung Karno Sering muncul, malah naik becak masuk Istana Bogor. Kali Ciliwung memasuki Gua disebut "Sang Hyang Tikoro" diatas Gua ada Batu besar terikat Pohon Rantai, bila Batu ini jatuh akan menutup Gua dan Bandung akan tenggelam, ini aneh tapi nyata, Batu itu sampai sekarang tentunya masih ada sebab Bandung masih aman, "Sangkuriang Sakti" tokoh Bandung, di pedesaan Anjing sangat dihormat dan disebut "TUMANG" Bapaknya Sankuriang Nenek Sankuriang disebut Bagong / Babi, Waktu Raja Siliwangi Kencing Daun mengandung Kencing Raja dimakan Babi lalu lahir Dayang Sumbi Ibu Sangkuriang Sakti, Babad Tangkuban Perahu{Cerita ini di sunting Gusti Heker} 18-10-2009,-

PRATIMA DURGA BIKIN KERAUHAN DI PURA MAJAPAHIT GWK

Untuk menyambut Odalan Purnama ke V di Pura Majapahit GWK akan kita kutip Berita Harian NUSA Minggu, 21 Oktober 2007 : DENPASAR, Nusa Bali, Kerauhan massal terjadi saat prosesi pemindahan pratima  DURGI KALI di Pura Gading MAJAPAHIT Jimbaran, Kuta Selatan Badung, Sabtu [21/10], Mereka yang kerauhan, empat diantaranya  perempuan muda yang tergabung dalam World Hindu Youth Organization [WHYO], dan satu lainnya pengempon Pura Gading Majapahit. Awalnya anggota WHYO ingin meminjam pratima DEWI DURGI KALI di PURA GADING MAJAPAHIT untuk keperluan upacara perayaan DURGA NAVARATRI yang akan dilaksanakan minggu [21/10] malam ini di kampus Universitas Mahendradatta Denpasar. Pratima dipindahkan sehari lebih awal, Sabtu kemarin. Maka, rombongan WHYO yang berjumlah 15 orang ini berangkat hendak meminjam pratima ke Pura Gading Majapahit, pukul 16.30  Wita, Setibanya di Pura, mereka melakukan sembahyang matur piuning. Secara kebetulan ketika rombongan ini datang, Pratima DURGI KALI sudah berada [di meja panjang] didepan Pura,, selain Pratima tersebut, juga ada dua Pratima lainnya di sana, Salah satunya, Pratima Wayang. Saat persembahyangan, datang rombongan pengempon Pura Gading Majapahit sekitar 25 orang dan langsung ikut sembahyang. Seusai sembahyang, barulah rombongan WHYO dan pangempon Pura bersama-sama mengarak ketiga pratima tersebut menuju lokasi Garuda Wisnu Kencana [Pura majapahit GWK], untuk selanjutnya diupacarai. Keanehan mulai muncul ketika prosesi mengarak pratima, saat salah satu panitia perayaan DURGA NAVARATRI , I wayan Suantika, dan seorang pangempon Pura berperilaku aneh, Mereka tiba tiba memukul sepeda motor dan memarahi pengendaranya yang berusaha melewati arak arakan, Semula Pratima akan diarak searah jarum jam berputar di Candi Majapahit GWK, namun, saat putaran pertama akan dimulai,


Pangempon Pura yang berperilaku aneh tiba tiba KERAUHAN perempuan ini marah marah dan berteriak menyuruh arak arakan berbalik dan berlawanan arah jarum jam, akhirnya arak arakan mengikuti saran  pangempon Pura tersebut, Setelah memutari Candi, dua Pratima ditaruh di Candi [ model jawa menurut Amplik Ketua PHDI Kuta Selatan],  sedangkan Pratima Durgi Kali dibawa menuju Bus, saat itu, Pengempon tadi  kembali Kerauhan seraya meminta rombongan didalam bus untuk turun. Justru empat perempuan WHYO ikut kerauhan , Empat perempuan WHYO yang kerauhan itu adalah Ayu Fransiska [pembawa Pratima Dewi Durgi Kali], Dewa Ayu Puspawati, Lilik dan Ni Putu Widyawati. Saat Kerauhanperempuan pangempon Pura itu mengatakan dirinya SABDO PALON, dia mengatakan akan ada BENCANA apabila dalam setahun kedepan, kedua Pura pengganti tidak didirikan [kini di Pura Ibu sudah di buat 2 Candi dan Ngenteg Linggih 9-9-2009]  Bahkan, disebutkan ada ombak setinggi pohon kelapa, apabila krama Bali tidak memperhatikan kebaradaan Pura dan Pura dikalahkan oleh kepentingan pariwisata. Sementara, empat perempuan WHYO yang Kerauhan tampak menangis, berbicara sendiri, dan menjerit-jarit, Kerauhan ini terus terjadi sampai rombongan sampai di Kampus Universitas Mahendradata di Denpasar, Lokasi penempatan pratima DURGA DEWI KALI sekaligus lokasi perayaan DURGA NAVARATRI. @ cr 14,- Demikanlah berita Nusa Bali yang Wartawannya ikut Mendak jadi beritanya Pandangan Mata Langsung, Ini perlu Ahli ? Pakar Hindhu, apakah benar Untuk Dewi Durga Putaran ke Candi berlawanan Arah Jarum Jam? semoga   menjadi bahan  Bahasan maklum anak muda sekarang tidak mengerti jadi mutari Candi arah jarum jam,- Juga komentar orang luar Hindu yang mengatakan Kerauhan Setan seperti Alvatarz juga silahkan komentar jadi satu dengan Pakar Hindhu lalu pembaca juri nya, bebas kok. {Gusti Heker Pakar Internet, Gusti Noko Pakar Alquran dan Team} Jimbaran 18-10-2009,- Perlu di jelaskan semua Pratima dulu Gedongnya di RUKO GWK kemudian Ruko diminta Investor Baru  kepada Investor lama, Pihak Pura Majapahit cari Ruko di Puri Gading yang terdekat bila Odalan di Pura Majapahit GWK  Mendak Pratima tidak terlalu jauh, Ruko Puri Gading dibantu GWK AC saya yang masang, bahkan Bigsu Shin Sidarta Indrajaya yang memberi Lokasi Pelinggih [investor lama] berkata " Kok tidak cari tanah saja, paling membangunnya 3 bulan kan lebih murah saya bantu keuangan" Beliau  minta perpanjangan Ruko 3 bulan pada Investor Baru tapi Hyang Suryo tidak mau perpanjangan nanti dikira Prabu Airlangga Pengemis, demikianlah ceritanya, Sampai sekarang Ruko bekas tempat Pratima masih kosong dan tutup padahal belum di Upacarai untuk Nuntun kepindahan ke Gedong Baru di Puri Gading, karena waktu itu mendadak dan Langsung di Iring Mahasiswa / Siswi Mahendradata, penyungsung dll, di Puri Gading disambut CARU BALI MULA oleh GURU dari Bali Mula Kintamani Batur, Odalan Ngenteg Linggih, Wayang Calonarang Mengui, Tari tarian, Bale Ganjur ngiring dari GWK ke Puri Gading Ruko [dukemen VCD ada], dan Hebat nya dalam sebulan terbentuk Candi dibelakang Ruko, Meru Cor Tertinggi di Indonesia [Versi Bali Pos], Gedung Pratima / Klenteng diresmikan besar basaran Banten Odalan Ngenteg Linggih khusus Adat Bali, Utusan China mengatur Ngalinggihan / Peletak an kepindahan Pratima / Kimsin dengan Mendatangkan Ahli dari China dan Taiwan dengan Sesaji lengkap dari China ini Agar Siwa-Budha nya Sempurna, Barongsai, Barong Ket Bali diikutkan sebagai pelengkap Upacara, Gamelan Gede Bali, Kidung dll pokok nya adat Bali Majapahit dilengkapi {ada VCD} bahkan diberitakan Koran bahasa China, Koran Asli di pigura biar bisa dibaca Tamu Touris Cina dan Jepang,


Ternyata Tulisan jepang China sama hanya ejaan lain, tapi arti sama contoh Pura Ratu Mas cina "Cin Kwan Se" tulisan ini bila dibaca orang Jepang "King Hikari Tera"  sama "Sinar Mas" Kwan Se sama Hikari Tera, Aksara satu bisa dibaca China dan Jepang suara saja beda, Bahkan Utusan China yang menanam Pedagingan Buatan Adat Bali, sambil Komat Kamit membaca Mantra Buda Pedagingan di Tanam diiringi Ida Pedanda Muput, Gamelan Bali bertalu-talu,  gadis gadis China menyanyikan Mantra Budha, juga yang dari Taiwan dan China sempat Kagum dengan di gunakannya Uang China ? Kepeng untuk Upacara bahkan ditanam sebagai Pedagingan, sampai Bali dan China berpeluk kan mengaku Saudara, waktu pulang masing masing tidak bisa berkata karena terharu, semua mengucurkan Air Mata, mereka baru pertama seumur hidup melihat Upacara Banten selengkap Odalan Bali, bahkan Shoting dari China dikirimkan 12 DVD, kemudian diedit AA Agung jadi satu DVD dengan upacara dari  Pasang Tetaring, Melasti, Odalan Ngenteg Linggih, Nyegara Gunung sampai nyineb, Orang Bali dan jawa pun Kagum melihat Upacara Chuia Ngalinggihan dan seumur hidup saya Komang Artanegara [dokumentasi foto] baru Kali ini melihat Upacara selengkap ini, Biasanya Odalan Bali memakai Uang Cina / Kepeng saja, ini justru saya melihat Pemilik Uang Kepeng / China ikut Upacara bahkan Urutan sesaji Ngalinggihan dari China, Jumlah Dupa dll sangat Disiplin dan saya Bersyukur bisa menyaksikan Ngalinggihan / Ngenteg Linggih selengkap ini, Menurut Tamu dari Taiwan memang ini upacara Pertama di Dunia, sana Kelentengnya sudah berusia Ratsan bahkan Ribuan tahun, Jadi Kepindahan Pratima / Kimsin Man Cu Pa Ik / Majapahit ini memang peristiwa Langka, Jarang ada Klenteng di pindah, berhubung Pura Kerajaan Majapahit / Man Cu Pa Ik pindah ke Bali karena di tutup maka mereka membantu se Sempurna Mungkin Upacara nya mengingat Putri Raja Miao Li adalah Permaisuri Brahmaraja yang juga Luluhur Mereka dinaikkan Raja Thang / Tong yang juga Putri nya Miao Shan usia 17 tahun Mokswa jadi Dewi Kwan Im Pelindung Kerajaan di China, Kakaknya Miao Yin El kemudian Menurunkan Raja Miao Li menurunkan Yulan Permaisuri Brahmaraja Raja Daha / Tha Ha, Cauwa / Jawa, Man Cu Paik negara Nan Hai di SD china sudah di Ajar kan jadi Sejarah Man Cu Pa Ik / Majapahit di China cukup dikenal, di Arab memang tidak di kenal,-{ saya ceritakan kembali karena saya melihat dengan mata kepala saya upacara Langka ini saya  Komang Artanegara Bendahara Pura Majapahit GWK} 18-10-2009 silahkan komentar kalau kurang jelas saya perjelas.

Saturday, October 17, 2009

ODALAN MAJAPAHIT UNTUK KERAHAYUAN KETURUNANNYA

Pasar Atom Surabaya, diantara hiruk pikuk suara suara VCD yang dicobakan, sebuah stand penjual VCD terlihat;
Biku Acun [Buda], Andri [Biokong Klenteng Tuban], Piksiu, Yeni dan Hyang Suryo sedang mencari Lagu Mantra Budha, Hok kian, Cung kwok dll, tiba tiba Biku Acun ditawari VCD 10 hukum Allah 2 seri dan inipun ikut di beli [Hyang Suryo juga pernah beli dipinggir jalan di Bandung 1978 tidak ada teks], setelah di tonton bersama, Demikian hebat nya sejarah Nabi Musa / Moses, disitu ada teks bahasa Indonesianya. Yang menarik Hukum kelima Allah disebutkan Teks: "HORMATILAH ORANG TUAMU SUPAYA MENDAPATKAN SURGA DAN USIA YANG PANJANG" dari sini Hyang  Surya dan Orang-Orang tadi diskusi, bukankah Adat Majapahit Penghormatan pada Leluhur? yang dipraktekkan Hyang Suryo di Pura Majapahit Trowulan yang dilarang? Kita tidak usah muter muter lebih jauh mempelajari INJIL / BIBEL membahas, Wahyu, Armagedon, Nubuat [Hyang Suryo juga belajar Bibel di Teologi Bandung]dll dsb dst,
ya perlu juga untuk wawasan Alvatarz dimana semua akan Kiamat, Hancur, Baik Hindu, Buda dll, Mudah- mudahan Orang yang menamakan diri Alvatarz adalah utusan Allah yaitu Yesus kedua kali nya, dimana seluruh Manusia di Bumi mengikuti Alvatarz dan berhenti berkarya, nunggu Hancur, untuk apa hidup berjuang akhirnya sia sia dan Hancur?


Kita kesampingkan dulu Yang Maha Mulia Maha Briliant  Maha Super Teori Tuan Alvatarz penulis Kiamat,- Kita kembali hal terkecil saja [Hyang Suryo bukan Kiyai Haji, tapi Kiya I bahasa HOK KIAN] Melaksanakan Hukum ke Lima Allah yang sesuai Adat Majapahit Menghormati Leluhur saja agak mudah melaksanakannya, Juga maap Hyang Suryo dulu jarang Keluar Beliau Mandito, Tidak pernah keluyuran kesana kemari, bersama Ahli Ahlinya "Mengasuh Konsultasi Budaya Nasional" bukan Kaliber Dunia seperti Alvatarz yang tidak jelas Keraton/Istana nya,- Sekarang Keluar di Google akibat Beliau dihina, ditutup dll oleh segelintir Jawa berotak Arab 500 tahun yang lalu, untuk mengungkap sebenarnya yang terjadi bukan mimpi Sastra Abdul Muis "Katak hendak jadi Lembu" jadi Google ini inisiatif Kami Gusti Heker, GRP NOKO, Gusti Gede, DR Wedakarna, DR Warka dll untuk ditampilkan di Internet seperti para Teroris yang juga punya Blog. Beliau SMS saja tidak bisa dulu, padahal Beliau HP pertama keluar sudah dibelikan Umat agar bisa di Hubungi, Pejelasan ini pun masih menuai Kritik, dan dugaan Buruk, tapi tidak apa apa, Beliau berjiwa Terkecil dan Terbesar di Kelompok nya, dan Yang membanggakan Beliau Orang Satu sampai di TAKUTI dibuktikan Rumahnya ditempeli "DILARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPUN" inilah yang mengagumkan, Beliau berjuang untuk Leluhur nya yang pernah menyatukan Nusantara ya Kecil sekali sekup nya Orang Majapahit kena dihitung dengan jari, kalau yang ngaku Banyak, Yang mempraktek kan Majapahit hanya Beliau sendirian dan satu satu nya di Dunia beragama Siwa-Budha dan di dukung kelompok nya, Kalau Alvatarz ingin dikirimi VCD Upacara Peresmian Pura Ibu Puri Gading bisa dimana semua Agama hadir karena mengakui Kerabat bahkan dari China juga hadir satu turunan, ini untuk Bukti saja dan kami tahu untuk apa lihat VCD Kebangsatan dan akan Hancur menurut Alvatarz?



Foto Foto Pura Trowulan yang ditutup juga ada, dimana Mahasiswa Mahasiswi Ber jilbab, Biku Budha,  dan Semua Agama bersatu didepan Leluhur, dan mereka bahkan tidak pernah disuruh masuk Hindu, masing masing bebas dengan Agamanya, inilah akhirnya dituduh "Meng Hindu kan orang" oleh Kelompok Jawa berotak Arab yang merasa "Panas Setahun du Hapus Hujan sehari" 500 tahun menumpas Majapahit hingga Adat dan Budayanya hilang mereka tahu benar kalau Hyang Suryo Menyatukan, tapi Ajaran mereka saudara saja di bunuh kok itu Kristen, Bung Karno Menyatukan ya Tumpas,, kok enak saja mau dikembalikan itu persatuan? Hyang Suryo maklum dan tertawa Mengangkat Topi buat Arab 500 tahun yang lalu, jadi Tidak boleh di Trowulan ya di Bali, dan Beliau di Undang lho bukan cari cari Pusaka, lha wong Pusakanya sampai bingung ngaturnya tuh Pusaka ber Gandik Singa Bersayap Kendaraan Budha Simbol kota Buleleng sekarang di Lemari Kaca di Gedung Ganesa Teringgi di Asia di Tonton Dunia hari ini ada Telpon dari Singaraja Ratusan Kapal seluruh Dunia lagi nonton, ini nyata bukan di jual, kok dituduh cari pusaka dasar laut yang tidak jelas juntrung nya oleh Alvatarz yang orang nya tidak jelas pula?, Yang nyuci Pusaka Hyang Surya rebutan anatara lain Empu Sudarmadji {Adik Gubernur Jatim Basofi Sudirman} KH Ruksam {Pabrik Keris Smenep Madura desa Aing Tong Tong} Ahli Warangan , Tukang Cuci Pusakanya Bung Karno {Majalah Liberty Semar Soewito}Bahkan di Solo yang nyuci Pusaka Gusti Kanjeng Pangeran Dipo{Putra Raja} di Jogja Para Ahli Keris Suryodiningratan.
Puri Anom berani upacara Ratusan Juta sampai Nyegara Gunung, malah Beringinnya Roboh lagi dll dst dsb, jadi Salut buat Tuan Alvatarz yang maha Briliant dan malah mengeritik, menghina, melecehkan dengan tuduhan hina terhadap Hyang Suryo dikarenakan 'Pinter Keblinger" {istilah Bung Karno} Kebat Kelewat {Istilah Joyoboyo} memang Orang se Briliant Alvatarz itu Tingkat Dunia tidak belajar yang kecil ngurus Leluhur, lhas Hyang Suryo tingkat kelompok kecil hanya keluarga kecil sisa Majapahit yang tidak ada apa apanya sampai di anggap Tahi, diserbu, di bom akhirnya hanya ditutup Camat, lain dengan Alvatarz yang hebat, dirikansaja Universitas Kiamat, menyetop Kegiatan Dunia dan menunggu kiamat lebih hebat kan? Hentikan Kegiatan seluruh dunia dan duduk duduk nunggu kiamat, jadi kembali ke Hyang Suryo yang berjuang Ngupacarai Leluhurnya agar masuk sruga dan usias Panjang, sesuai Hukum Allah ke Lima, Mudah mudah an Tulisan Kiamat Alvatarz di publikasikan di Bali dan mudah mudah an Orang Bali / Hindu menghentikan Upacaranya karena akan di Hancurkan menurut Alvatarz, Hyang Suryo mendoakan mudah mudah an Teori Dunia Alvatarz bisa di anut keluarga Alvatarz, meningkat tatangga dulu, untuk bukti setelah ada bukti bukti mungkin di tiru se Indonesia selamat ya,- Hyang Suryo Kenyataan saja ngatur Odalan 2 November nanti di Pura Majapahit GWK tempat Melinggihnya Raja Jawa Bali bukan Dunia yaitu Prabu Airlangga Leluhur Hyang Suryo ke XV diatas, Beliau Ibu Kadiri Jawa Bapak Tapaksiring Bali jadi bukan Dunia yang tidak jelas, bukti Fosil Manusia Purba Trinil / Solo sama dengan Beijing / China jadi Upacara ini SIWA-BUDHA di Pura GWK ada Pelinggih Wisnu dan Candi Budha jadi karena kecilnya Alvatarz yang sudah Besar tidak mungkin mau tahu contoh DOKTOR masak ngulangi TK ? justru Hyang Suryo itu terkecil tapi diseriusi lalu bisa Terbesar sekolah saja dari TK, SD, SMP, SMA sampai kuliah bukan? jadi awal itu ya terkecil praktek, mengenai Besar Terbesar itu kalau ada yang mengakui bukan ngaku ngaku dianggap Gila nanti itu di TV ngaku Polisi meres sana sini lha tertangkap akhirnya Polisi Gadungan, Hyang Suryo tidak pernah Ngaku, di beri Penghargaan ya di Terima menghargai yang memberi dan malah bertanya apa pantas itu penghargaan untuk dirinya sebab banyak Orang terima penghargaan di Protes tidak sesuai dengan Penghargaan, Penghargaan yang benar biasanya dikaji bertahun tahun, Contoh Penghargaan BHAKTI dan DHARMA budaya minimal 30 tahun berjuang dan di selidiki, ini contoh saja, Kuliah ya lama sampai 5 tahun baru DOKTER bisa tambah 3 tahun SEPESIALIS, jadi marilah kita Realita, Kasunyatan, jangan cerita setinggi langit yang belum ada Bukti nya, pikirkanlah bagaimana Keluarga anda dulu bagaimana masa depan anak anda jangan di Stop Kiamat Hindu Buda akan Hancur lha kita itu hidup lho di Eropa pernah nunggu Kiamat eee tidak jadi, sibuk kerja lagi untuk ngisi perut,- Tapi ya mudah mudah an Orang membaca tulisan Alvatarz tentang Kiamat bisa mempengaruhi Orang Bali menghentikan kegiatan Hindu,syukur lagi dibaca orang Islam, Kristen, Buda, Kejawen dll dan mau menghentikan Upacara dan kegiatan yang sia sia menurut yang Maha Briliant Tuan Alvatarz? semoga {Gusti Hekar, GRP Noko dan team} Numpang Lewat saya Gusti Kampial Panitia Odalan di Pura Majapahit GWK, terima kasih atas komentar yang menuduh  Hyang Suryo adalah Penipu dan akan masuk neraka terbuka nanti, dan Hancur nya Hindu dan Buda versi anda Alam semesta, menurut saya Hyang suryo itu tidak pernah Sakit, Beliau Sehat,berjuang, dilindungi Leluhurnya kena komentar Menerima dan Memberi, Beliau berjuang mengupacarai Leluhurnya biarpun anda anggap Setan, memang dari kacamata agama Alam semesta anda Setan  itu hanya istilah, lha setan bisa Menciptakan buku Sutasoma yang digali Bung Karno jadi Dasar Negara di gantung di Kantor Kantor Swasta dan Pemerintah, coba ganti dengan Usul anda saja,- Pura Trowulan utuh hanya ditutup segelintir Jawa berotak Arab 500 tahun yang lalu yang mimpi 1965 bawa Klewang numpas Kafir mau diulangi, karena banyaknya Orang berani tidak ke Masjit, yang penting nanti kita kecil kecil lan Ngupacarai Leluhur Adat kita sendiri Turun Temurun dari Leluhur yang bukan jatuh dari Langit,- Numpang bicara saya Drs. Komang Artanegara Panitia Odalan Pura GWK, anda komentar kok Orang Bali percaya dengan Kiyai Haji Hyang Suryo? Beliau ngapain dipercaya? Kita disini kebetulan Mengundang Beliau agar bisa Upacara di GWK karena persamaan Adat dan satu Kelompok Keturunan, Anda atur saja Keluarga / Kelompok Alvatarz jangan sok Ngatur Orang / Kelompok yang menurut anda bersebrangan dengan anda, Dunia luas cari saja kelompok Intelek anda kibuli jadi pengikut anda, atau dirikan Universitas cari murid, itu Rektor Universitas Mahendradata sudah Geram melihat komentar anda, yang mengobok ngobok Kepercayaan Orang, adat asli Nusantara lagi, Gunakan kepandaian Alvatarz raja Langit untuk Kerukunan,berkata salam Damai segala tapi isinya bukan Damai malah nuduh orang yang belum tentu, Indra keenam, Cara berpikir / Analisis anda kelas Kambing, Kalau Orang Winasis / Waskita bisa melihat dengan membaca riwayat orang lain, Kalau Jago Nulis itu keponakan saya Hebat juara bikin Cerita Ilmiah, Dunia mungkin mengakui anda jago Teori Kiamat itu hak anda, tidak bisa di Gebug kan ke Pakar lain, anda cocok ngajar di Universitas Theologi saja, atau Rektor nya kalau di terima,- Untuk penyungsung, Pencinta, Pendukung, Keturunan Majapahit yang sama adatnya dengan Hyang Suryo untuk pindah mengikuti MR. Alvatarz kami persilahkan biar Alvatarz senang punya pengikut, tidak komentar untuk apa Percaya Hyang Suryo,-Beliau tidak pernah cari pengikut saya tahu bener karena saya pengurus Pura Majapahit GWK sejak 2004, dan Pura Majapahit GWK milik umat bukan Hyang Suryo Beliau malah minta ditutup saja, kami umat dan sesuai Adat tidak begitu saja si simpel seperti Beliau, justru Beliau punya Orang sesuai ahlinya yang Beliau turuti dan hormati setiap Ahli yang membantu Beliau. Lha orang Buta Adat ya kita maklumi, bayangkan Retor Termuda, Terpandai di Dunia juga Presiden Pemuda Hindu se Dunia percaya sama Beliau, hak asasi anda ikut Imam Karyono tidak percaya, komentar anda menunjukkan rendah nya Analisis seorang Pakar / Juru Damai lagi tidak bisa menganalisa Damai,- Beliau hanya tertyawa melihat anda tidak selevel denan anda, yang selalu berasiosasi Buruk pada orang tapi maklum "Maling Teriak Maling" ini pepatah SD kini terbukti ada lagi "Jangan mengukur baju orang dibadan sendiri",- Bisa nulis Hebat tanpa disertai Analisis Hebat apagunannya oh ya jadi "RAJA KERITIK" saja,-

Friday, October 16, 2009

LIMA ABAD TANPA SESAJI KINI ODALAN DI GWK 2 NOVEMBER 2009

RADAR BALI  Rabu 14 Juli 2004 : Patih mumpuni Gajah Mada sudah tersohor di jagat raya ini,  Selain memiliki ilmu, Gajah Mada punya banyak senjata, salah satunya berupa Keris Sakti, Juga Topengnya tersebar disejumlah lokasi di Bali, satu diantaranya tersimpan di Puri Blahbatuh, Gianyar. Kisah kepahlawanan Maha Patih Gajah Mada sudah dicatat buku sejarah, namun peninggalannya tak pernah diketahui, Lantas dimana mencarinya?, Seiring niat Nyoman Nuarta, pematung GWK [Garuda Wisnu Kencana] yang ingin menjadikan GWK Culture Park sebagai Pusat Parawisata dan Budaya Internasional kini hadir Koleksi baru. Adalah ribuan Pasang Keris, Tombak dan Pedang Peninggalan Kerajaan Majapahit yang kini mewarnai lantai satu blok A-28 tersebut "Saya mendapat benda ini warisan dari mbah [Kakek, Red] saya," Kisah Hyang Suryo Wilatikto, pewaris benda tersebut, sekaligus Ketua Pura Majapahit [Puri Jenggala] Kakek Hyang Suryo dimaksud adalah Aryo Gede Blitar [AGB]. AGB yang lahir di Blitar, Jatim ini adalah Cucu Sri Aji Pangkajacina [wafat 1448], Dialah suami Ratu Suhita. Ratu ke 6 Kerajaan Majapahit [wafat 1447], Secara turun temurun, ketunan Majapahit ini merawat senjata Sakti tersebut "Kakek saya bilang senjata ini tidak boleh dijual," jelas Hyang Suryo. Benda benda dibawa ke Bali dalam rangka Nyejar Leluhur Majapahit, Maksudnya Pameran pameran benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Majapahit " Saya tidak menyangka benda ini ada pasangannya, karena sebelumnya tak pernah saya buka dari kotak penyimpanan di gudang [Gedong Pararepan]," jelasnya. Dari sekian benda itu adalah Keris Karno Tinanding luk [lekukan] 17 milik Gajah Mada Keris ini panjangnya 1,6 meter. Buatan Empu Sopo sekitar 800 tahun yang lalu, kemudian menjadi milik Gajah Mada [sekitar tahun 1350] "Setelah lima abad tidak dimandikan, selama di Bali, Keris itu di Mandikan" katanya bangga, sesuai namanya keris itu berlekuk 17,

Di mana? Dia mengisahkan, Kejadiannya pada Tumpek Landep pada minggu [ 16 November ] tahun lalu di Puri Anom, Tabanan, prosesinya memakai sesaji nyegoro gunung, saat itulah diakuinya kekuatan Keris Gajah Mada ini di coba AA gusti ngurah Oka "hasilnya pohon beringin seberat satu ton di Puri Anom patah, hampir menimpa balai banjar, disusul angin ribut," kisahnya sambil menunjukkan catatan di Album fotonya. Menurutnya Kejadian itu disaksikan Ngurah Panji, Ngurah Raka, mangku dan ratusan orang pengikut acara Tumpek Landep, plus disaksikan pihak luar Bali, Mangku Ponorogo, Lombok, Jember, Kalimantan hingga daerah lainnya, Yang membuatnya bangga, setelah kejadian tersebut, warga Puri memberi sebuah Sanggah. Tuah lainnya, ketika itu ada orang membawa kapas yang berisi air, kemudian dibasuhkan ke badan keris, air itu diyakini punya kekuatan sakti buktinya? dia menyebut ada nama Gusti Agung Negara Para normal Jero jaksa asal Tabanan, Menurutnya selain pembuktian secara Niskala, pembuktian keaslian juga dilakukan secara Ilmiah,  Diakuinya sebelum dipajang, Koleksi Kerisnya diidentifikasi Ahli Keris Sugeng Wiyono [pembuat Buku Keris, Pengasuh rubrik keris dan budaya Jawa] asal Jogjakarta. [DJOKO HERU S, Ungasan]

Demikianlah untuk menyambut Odalan 2 November 2009 di Pura Majapahit GWK di buka arsip lama serta Jawa Pos Radar Bali semoga menambah pengetahuan dan wawasan Para Penyungsung, pencinta, simpatisan, penonton baik yang senang maupun yang tidak senang Pura Majapahit [Gusti Heker] Tambahan Radar Bali : DENPASAR - Soal karya seni, Bangsa kita ternyata masih unggul, lihat saja karya seni Keris hadiah untuk Dubes China Sam Pok Kong [1400-an] "Wah bagus sekali gambar naganya," komentar anggota DPRD Denpasar Pande Sudirta kepada Koran ini di pameran pusaka peninggalan Majapahit di GWK [Garuda Wisnu Kencana] dua hari lalu, hebatnya diprediksi keris ini sebagai TERINDAH di DUNIA. Indahnya nya Keris ini secara fisik tampak dari Halus nya Lukisan NAGA { LIONG} karya Empu Galuh Kadiri {kini desa Megaluh, Kertosono ,Jatim} Keris yang diolah dengan tangan kosong ini pesanan dari Sri Aji Pangkaja China, Sedianya hendak dihadiahkan kepada dubes China Sam Po Kong melalui Istrinya [So King Ta] alias Suhita Ratu Majapahit VI. Sayang keris tak pernah sampai ke penerimanya, Sam Po Kong keburu tewas 1440, kemudian benda pusaka ini disimpan sebagai kenang kenangan di Klenteng Bang Kuning Kadiri [kini hancur dan jadi petilasan Rondo Kuning Kertasana], [DJOKO HERU S, Ungasan] KERIS GAJAHMADA BIKIN HEBOH PURI ANOM: Semula orang tidak percaya, keris Gajah Mada masih ada. Tetapi seorang keturunan Majapahit mengaku memiliki keris tersebut, Hyang Surya sendiri tidak yakin, keris berlekuk 17 dengan panjang 1,5 meter itu keris Gajah Mada, Namun keyakinan dibuktikan di Puri Anom Tabanan Bali. Keris tersebut pada acara Tumpak Landhep diupacarai oleh Pemangku Puser Jagad dengan sesaji lengkap. Roh Mahapatih turun dan memasuki Pemangku tersebut, Untuk lebih meyakinkan, Tuah keris itu dicoba kekuatannya, Pohon beringin berusia ratusan tahun dengan bobot dua ton lebih roboh, Peristiwa ini disaksikan banyak orang termasuk Gusti Ngurah Raka, Kerabat Puri Anom yang berdarah Majapahit, Pangeran Kalinata dari Banyuwangi, dan ribuan pengunjung, Para Pemangku dan Pemuka Adat. Uji coba pertama belum meyakinkan, di Uji coba lagi untuk menolak Hujan, lagi Gusti Ngurah Anom diminta mencobanya, dengan sedikit upacara, ujung Keris digoreskan ke Tanah, dengan Mantram mantram khusus ditengadahkan ke Angkasa, Tiba tiba Mendung gelap tersisih, sekitar Puri Hujan,tetapi Puri tidak Kehujanan, Padahal hujan ketika itu sempat memporak porandakan lingkungan. Karena diuji coba dua kali berhasil, dalam rapat para Pemangku dan rapat rapat desa memutuskan, Pusaka tersebut dibuatkan rumah di Tabanan. Keris ternyata punya kekuatan yang bisa diwujutkan dalam kehidupan nyata, setidaknya telah dibuktikan Gusti Ngurah Panji, Pemangku Puser Jagad yang disaksikan Gusti Ngurah Oka, Keturunan Ario Kenceng Raja Majapahit yang berda di Tabanan. Pura Anom dipercayai  dipercayai sebagai Pura paling Angker di Bali, kini setiap upacara besar, Keris tersebut diikut sertakan, Keris-Keris tertentu dengan mantram mantram khas dapat memunculkan kekuatan, sebuah bukti yang pantas dikaji,{ Koran MINGGU PAGI Jogja Edisi 14 th 57 1juli 2004} Diberitakan oleh EMPU SUGENG WIYONO Pakar Pusaka Keraton, Pengasuh Rubrik Keris dan Budaya Jawa Ngayogjokarto, melihat Sendiri, dan menguji serta memberi NAMA Pusaka-Pusaka Peninggalan Majapahit HYANG SURYO, tiap Nama Keris saya Tulis Tangan agar tidak di Palsukan dibalik Kartu Nama saya, demikian agar Pakar Keris yang lain maklum adanya disiarkan ulang oleh Gusti Heker  17 Oktober 2009,- Juga terbukti bisa menolak WERENG ketika menyambut Delegasi Parlemen se Dunia di Tanah Lot 2007 dan dikunjungi Ibu Megawati Sukarno. Waktu di Pendak Gajah Mada Turun melalui Mangku Hasil, disaksikan Mangku Presiden SBY Romo Bayu, GRP Nokoprawiro, Bpk. Agung Panitia Penyambutan Parlemen se Dunia yang mendak [ada VCD nya], Para Penyungsung Pura Ibu Majapahit Jimbaran bahkan ikut ngiring ke Tanah Lot di pimpin Jero Gede Susila dari Tirta Gangga Amlapura,- Kini Pusaka Pusaka Majapahit bisa dilihat di Musium Pura Ibu Majapahit Jimbaran, tanpa dipungut Bayaran masuk, Nyejar / Pameran dimulai 9-9-'09 dengan Upacara NGENTEG LINGGIH, ODALAN dan CARU. nanti 2 November juga akan Odalan di Pura Majapahit GWK 1 November jam 16  Pratima dan Pusaka diiring ke GWK yang mau ikut ngiring harap datang sebelum jam 16.00,- tambahan: Pernah Ada  Orang ahli Keris mempertanyakan "NAMA KERIS" tapi setelah dibalik tulisan Nama Keris Empu Sugeng Wiyono yang buku Kerisnya dicetak 14 Bahasa dan terkenal di Dunia, ahli Keris tadi malah berkata "Lho ini Guru saya" mukanya agak merah mengeritik nama Pusaka yang diberikan oleh Gurunya,- Kadang kadang Orang Baca Buku Keris lalu mengaku pembuat Buku sebagai Guru ini sah sah saja,- Pameran Keris Kembar "TWIN EXBITION SWORD OF MAJAPAHIT KINGDOM" bisa ditonton tanpa dipungut karcis,- {Paitia Gusti Heker, Gusti Kampial, Gusti Noko dll}****

PENGURUS PURA MAJAPAHIT BANYAK YANG KULIAH

Pengurus Pura Ibu Majapahit banyak yang kuliah, DR. Wedakarna  Rektor Universitas Mahendradata memberikan kesempatan pada Pengurus tetap Pura Majapahit untuk Kuliah agar menambah Keintelektualan, agar tidak mudah ditipu Orang-Orang pandai Terori, bicara, Nipu dengan memamerkan Kepandaian TEORI tapi praktek KETUHANAN nya minus, hal ini sudah berlangsung lama sejak 2006 sebelum Wedakarna menjadi Rektor. Hyang Suryo memang SMA tidak tamat, tapi Wedakarna salut, Waktu kenal pertama di Singaraja melihat Mata Kepala sendiri seorang Dosen IKIP {Sekarang Universitas Ganesa} Singaraja sampai Ngaduk Semen, Masang batu bata di Puri Hyang Suryo  "PURI SURYA MAJAPAHIT" , bahkan Hyang Suryo bisa bergaul sampai tingkat Universitas dengan para DOKTOR, dan selalu jujur bahwa Beliau tidak sekolah SMA tidak Tamat, karena berjuang untuk Leluhurnya, bahkan Pengacaranya dijawa dipimpin DR. Made Warka, Ketika Selaku Sri Wilatikta Brahmaraja XI, menerima Penghargaan HINDU MUDA AWARD 2006 pidato Beliau sangat mengejutkan "Saya tidak berterima kasih atas penghargaan ini, Karena nanti akan memalukan Umat Hindu karena saya Tri Sandia Tidak bisa, pengetahuan saya soal Hindu sangat minim.." demikian Beliau sangat jujur, dimana menurut pandangan Forum Intelektual Hindu Darma Beliau berjuang untuk Hindu, tapi Beliau tidak merasa berjuang " Berjuang untuk Leluhur adalah Kuwajiban, bukan mencari penghargaan" tambah Hyang Suryo. Juga ketika Pembicara di Forum Rembuk Nasional Pemuda Hindu didampingi Prof. Drs Subagiasta dari PHDI dan Prof. DR. Titib Pakar WEDA dihadapan Mahasiswa dan Tokoh Tokoh Hindu Beliau berkata "Saya SMA saja tidak lulus.." jarang Orang sejujur Beliau. Sampai sampai ada Peserta Rembuk Bapak. I Dewa Suratniya berkata pada GRP Nokoprawiro "Suryo Bawono itu Penipu" entah apa maksud Pak Dewa bilang Penipu Grp noko tidak tahu dan Hyang Suryo namanya bukan Bawono, Apa tidak percaya SMA tidak lulus? Ketika ditanyakan mengapa selalu merendah, Beliau berkata Orang itu kalau berbicara harus "KASUNYATAN" mengenai Kepandaian tidak ada gunanya kalau tidak di DHARMA kan, Hanya bisa jadi Macan Kertas, "Saya Orang lapangan, mungkin dulu kalau saya Kuliah tidak bisa seperti sekarang" imbuhnya. Semua itu kan ada Ahlinya, ya kita beri kesempatan Ahlinya, jangan mentang mentang pinter Monopoli, contoh Bapak DOKTOR Titip ahli Weda ya kita harus banyak belajar Weda ke Beliau, sedangkan kalau sekedar orang pinter ngomong "OMBYOK'AN" tapi terus apa yang diperjuangkan? Ada Orang Berjuang mati mati an paling bisanya Ngeritik, lha ini banyak Teori Sundul Langit merasa hebat, padahal sebetulnya KOSONG ber argumen Teori mengeritik Orang merasa Hebat itu untuk nutupi Kebodohan nya, menuruti Keserakahan Hati yang ingin menyamakan keinginan hatinya ke Orang Lain,



Tamu dari Jawa, malah ada yang belum pernah memegang Dupa, dan baru di Bali mereka menyalakan Dupa dan sembahyang, ketika ditanyakan, Orang harus melihat sendiri, jadi Bali adalah percontohan, "Saya di Tuduh Meng Hindu kan Orang" padahal kan tidak jadi inilah Contoh, Bahwa Pemujaan Leluhur Bebas menurut tata caranya, nanti diajari pakai Dupa cerita Orang disuru Hyang Suryo bisa Runyam, Juga Bikuni orang nya Gundul tidak pernah di suru Hyang, tapi kesadaran, Tapi Hyang Suryo justru menganjurkan Kuliah agar Pandai dan Intelektualnya Tinggi, tidak mudah di Tipu, tapi jangan menipu, Soal "Kerauhan / Kesurupan" itu terserah yang menilai di BALI seperti di Undang Odalan di Bali Mula Kintamani dimana Pendeta Bali Mula 17 Orang dengan Makan Api menyatakan bahwa yang turun Bhatara Siwa, pada hal Yang Kerauhan Wanita Cantik, Para Pendeta tidak melihat yang Kerauhan mengaku kemasukan Bhatara Siwa, tentu Manusia Kerauhan tidak bisa Mengaku, Tapi Roh yang masuk Tubuh yang berkata dan menyebut siapa dirinya. Memang kok Bhatara Siwa bisa memasuki Tubuh Seorang Wanita dan di Benarkan 17 Orang Pendeta Bali Mula dengan Trans Makan Api? penjelasan Hyang Surya secara Praktek disebutkan, Bahwa Banyak Orang awam pengunjung Odalan belum bisa mendengar suara Alam Niskala, jadi dibutuhkan phisik yang sama yaitu manusia punya mulut agar Kuping bisa mendengar, lha Orang awam tidak mungkin mendengar bisikan Roh, paling merinding, Jadi Meminjam Medium itu hal yang lumrah di Tingkat Dunia, sebab tidak semua Orang bisa Komunikasi Alam Lain. Mengenai  Dewa / Dewi Kwan Im dll Beliau bisa saja langsung atau diwakili anak buah memberikan bukti kepada Orang yang percaya, jadi semacam Hadiah bahwa Sudah Odalan Keluarga yang Tua harus Di tempat Odalan tidak boleh Turun {Adat Bali Mula} bisa saja Bhatara Turun memberi Bukti, tapi ini Kepercayaan, jadi tidak bisa Memaksakan Orang lain Agama Percaya, Contoh Hyang Suryo Pernah Foto di Cina di depan Klenteng dengan Dewi Kwan Im ini memang Anugrah karena Hyang Suryo Turunan Miao Li, jadi Yang menemui Kwan Im Miao San Putri Raja Miao Ciang Raja Kerajaan Thang, jadi asal nya Dewi Kwan Im adalah Putri Raja {Sejarah di Blog lain} ini penjelasan bukan TEORI buku Teologi yang banyak, bahkan jutaan buku, yang kalau hidup baca buku terus akhirnya tidak berbuat apapun seperti Odalan, Caru dll kan sama saja tidak berguna? semua ada ahlinya Mangka nya tiap Orang berbeda bidangnya Ambil contoh  Prof. Drs Subagiasta dari PHDI ketika pidato "Yang dimuliakan Yang disucikan...Hyang Suryo" contoh lagi ketika Peletakan Batu pertama Hotel Aston di Kedonganan Kuta disaksikan Ratusan Undangan Mantan Camat Kuta Bapak Subawa yang kena Bom jabatannya Hyang Suryo tidak tahu, Beliau Mewakili Pemerintah dan melihat ada Hyang Suryo duduk di pojok belakang dengan Wakil Bank BCA ketika Pidato " Yang dimuliakan dan Yang Tersucikan... Hyang Suryo..." sambil memandang Hyang Suryo membungkuk hormat, padahal tidak ingin Hyang Suryo dihormati tapi Beliau tahu ada Hyang Suryo duduk di pojok belakang bukan di Tamu VIP didepan, semua mata akhirnya ikut melihat siapa Orang yang di muliakan tadi, kebetulan Pemilik Hotel MR. Anton ngundang bahkan membuatkan Rumah Apung di Benoa untuk kalau Hyang Suryo perlu rekreasi, padahal baru sekali Hyang Suryo mengunjungi Rumah Apung tersebut, juga memang pernah Nginap di Aston Kuta karena di Puri Gading kebetulan Listrik Ruko Konslet mati Hari Natal dan sekalian diundang Natalan di Hotel.,di Keraton Mangkunegaran Juga di Undang duduk di belakang bersama Prof.DR Toro dari LIPI tiba tiba ada suara dipengeras "Kami minta kepada Hyang Bhatoro Agung Sri Wilotikto untuk tampil kedepan menerima Pucuk Tumpeng Agung....." jadi inilah bukan pamer tapi Kenyataan, demikian Hormat nya Orang yang Percaya dan tahu, bagi yang tidak tahu dan tidak kenal lalu menghina melecehkan itu ya hak asasi, brani mengeritik, menghina seseorang itu harus berkaca diri apa dirinya sudah bisa menyamai paling tidak lebih hebat dari yang dikritik, Tapi Hyang Suryo maklum, Bung Karno Orang Besar Pendiri R.I  Penggali Pancasila saja malah Tewas dalam Tahanan R.I yang didirikannya kok, apalagi Hyang Suryo anak kemarin sore, jadi maklum Orang berjuang biasa tidak disenangi, diiri bagi yang berhati Dengki, Orang itu harusnya menunjukkan, dan berbuat agar jadi Panutan di KELOMPOK nya bukan iri mempengaruhi orang agar tertarik pada dirinya, contoh ada Ratu Semut, Ratu Tawon, Ratu Mojopaet dll tidak ada Ratu Tawon jadi Raja Rimba / Macan, jadi hidup itu harus tahu siapa Aku? mau kemana Aku?  lha wong belum tahu siapa dirinya sudah sok dengan buku Cuplik sana sini sudah merasa Hebat, Ombyok'an Orang begiru tuh Juru Dakwah, belum tahu Surga sudah bisa bilang mati dijemput Bidadari hebat ya? tapi ya kita angkat Topi lha wong punya pengikut dan nyata pengikutnya siap bunuh diri NgeBOM kita angkat topi, risiko teman temannya ditembak Densus 88 itu risiko, jadi semua punya risiko, Hyang Suryo masuk Neraka? itu kan nanti Masak berjuang untuk Leluhurnya masuk Neraka? Majapahit kok di hina lha itu PANCASILA masih digantung kok dihina, Turunkan dulu baru menghina sana bergabung dengan yang Anti Pancasila bikin yang Baru. Hyang Suryo angkat Udeng dan hormat juga biarpun mungkin tidak akan melihat kalau kelak di turunkan, sekarang yang membela masih banyak, Kiamat? buku buku Kiamat itu di tulis jaman dulu, tiap negara punya tulisan, bahkan Dunia Belum bulat, Dunia dianggap Tempurung / Batok Kelapa Jadi Tidak Mungkin Ramalan Wahyu Injil diterapkan disini, contoh Air Bah Nabi Nuh itu kejadian di Gunung Arara Arab, Pakunya sudah ditemukan, Makam Daud, Jesus dll bahkan peti batunya ditemukan ada tulisan namanya, contoh lagi Tsunami Aceh, Bali tidak kena, apalagi Tsunami da Arab, jadi ngomong itu yang logika, kita punya kitab sendiri Joyoboyo juga meramal Kiamat Kobra, Kiamat nya Dunia islam "Aku tidak menghukum dengan Air, tapi dengan Api" ini kotbah Pendeta ngutip Bibel cocok ! kita lihat Roket Israel, Roket Hamas, Bom di Irak dll, Api jatuh dari Langit 100 buat Pendeta Dompas, jadi kita bisa gila belajar Buku luar mau dipaksakan di cocok cocok kan di negri Orang, Karena Cina dan Kita satu Fosil, lha Dewi Kwan Im beristana di Laut Selatan, padahal Cina tidak punya Laut Selatan, milik India, Thailan, Burma, Siam, Idonesia toh mereka tidak bingung, Tetap saja menyebut Nan Hai Niang Niang, untungnya Dewi Kwan Im tidak meramal kiamat dan disebut "Biksuni Sakti Pelindung Jagatraya" ya Jagat Cina dan Indonesia kalau percaya lha sekarang percaya arab, sebab Majapahit menyebut "Sri Rajapatni Biksuni Sakti Pelindung Jagad Raya" jagat Nusantara tapi orangnya tidak percaya malah percaya arab, dan kita dan Cina percaya Manivestasi / Titisan / Awatara yang tidak dimiliki Dunia Timur Tengah Islam dan Kristen, dan disini dikenal Kiamat Alit Kiamat Ageng, itu Tsunami, Gempa Kiamat Ageng, lha yang mati Kiamat Alit. Bahkan Hyang Suryo sudah mengalami Surga kalau di Puji dan di Hormati, lalu Nerakanya dihina dicaci oleh yang mengaku umat Allah. Jadi tidak heran .lagi Kira kira th 1960 an Ketika itu Ada Pendeta Istri Muput membunyikan Bajra Hyang Suryo dan Agung Ngurah Agung berdua pas disamping Pendeta tiba tiba Beliau berkata " To..To..To .. Bhatari Ratu Mas Tedun...." sambil menunjuk Daksina Hyang Suryo melihat memang ada Dewi Posisi Bersila duduk di Atas Daksina yang di sebut Sang Pendeta Istri "PREDANA" jadi Daksina adalah Predana tempat Ibu, sayang nya Agung Ngurah Agung tidak melihat, setelah ditempat lain iseng iseng Hyang Suryo nanya "Ketingal Gung Betari tuni Tedun?" dijawab "Seng Ketingal" jadi tidak tiap orang bisa melihat, Mungkin Pendeta tadi Tahu Hyang Suryo bisa melihat lalu menunjukkan jadi bukan untuk Ngurah Agung. Jadi Banyak pengalaman kalau kita percaya, lha kalau hanya percaya Teori ya tetap teori orang lain dianggap gila nanti, tiap orang punya pengalaman sesuai Dharma nya, Contoh ada orang titel Drs, kita tanya donk Drs, apa sebab ada Ekonomi, Bahasa Arab, dll, setelah tahu baru bicara disesuaikan bidangnya, nanti Orang Tehnik dihantam ilmu kedokteran ya Geblak, Yang Paling Hebat Quran dan Hadist di Indonesia di Gebukkan semua Orang Gereja, Pura, Saptodarmo, dan Siapapun Hancurlah sudah SESAAAAT,-kata MUI kalau do Odalan Orang Kerauhan Bharara Siwa lalu Wanita Tua yang juga  Guru dan ditanyakan Guru Guru sambil menghadapi Dulang berisi Kayu Cendana sedang terbakar :Sira niku Tedun?" dijawab "BHATRA SIWAAAA" sambil Api di dulang dimakan, coba Guru Wanita tadi tanya Prof. DR ahli bahasa Arab lulusan Mesir ya jawabannya tentu lain. di Bali Mula pendeta / Sulinggih disebut GURU,-Inilah sekedar Contoh, ini masih suasana Galungan dan akan Kuningan, juga menjelang Odalan untuk Bhatara Airlangga yang juga Bhatara Wisnu naik Garuda {GWK} nanti 2 November 2009 Purnama ke Lima, 1 November jam 16 Pratima Prabu Airlangga Kawitan Jawa Bali akan diiring dari Ruko Puri Gading ke Pura Majapahit GWK supaya Penyungsung, Pencinta, Pendukung, Simpatisan dll mulai sekarang bersiap siap mengatur segalanya dan sering koordinasi di Pura Ibu dan GWK dari Gusti Heker, Gusti Kampial, GRP Nokoprawiro, Drs. Komang Aranegara dan segenap Panitia Odalan,- 16 November 2009