Sunday, January 17, 2010

GUS DUR TERIMA AWARD 2010 DI BALI

Universitas Mahendradata dalam Acara DIES NATALIS ke 47, 17 Januari 1963 - 17 Januari 2010, menganugrahkan UNIVERSITAS MAHENDRADATA AWARD 2010 kepada Mantan Presiden Indonesia IV GUS DUR atau K.H Abdurrahman Wahid juga sekaligus Bapak Pluralisme Indonesia, sebelum acara Para Undangan menunggu diruangan VVIP Hotel Patra  Jasa Bali Kuta Selatan.

Tampak Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI sedang ngobrol diapit  2  Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yaitu di sebelah kanan adalah Sukmawati Soekarnoputri dan sebelah kiri Nona [Belum Menikah] Miss.Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang akan Menerima Mahendradata Award 2010 mewakili Bapaknya.

Mereka asyik ngobrol dalam Bahasa Jawa Ngoko (Jawa Timuran pada umumnya), Sebelumnya Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Suryo lagi ngobrol berdua'an dengan Sukmawati tentang Bung Karno, di susul datang Inayah Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang masih Lajang belum menikah dan langsung duduk disebelah kiri Hyang Surya dari Trowulan yang masih Tetangganya dan Bapaknya Gus Dur memang sering ke Trowulan berdo'a untuk Leluhur nya.

Yang lucu mereka berbahasa Jawa Ngoko "Lho kapan Teko...ko Jombang ?" tanya Hyang Suryo kepada Wulandari Wahid yang dijawab "Tas Ae....." Pria berambut se Bahu yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI lalu berkata "Ooo, tak pikir wis wingi nginep nang mbali..." yang dijawab sambil senyum "Enggak.. enggak...Tas ae Teko..."

Demikianlah dialek Jawa Timuran antara keduanya diteruskan ngobrol ngalor ngidul juga dengan Sukmawati.

Beberapa saat kemudian  Panitia Penjemputan tiba dan Undangan VIP dipersilahkan menuju tempat Acara Dies Natalis Universitas mahendradata yang berjarak 200 meter dari VIP room Patra Bali, Brahmaraja XI berdampingan berjalan dengan Wulandari Wahid diiringi Sukmawati Soekarnoputri dikawal Para Panitia Acara

Tiba di Ruang Acara semua duduk ditempat yang telah disediakan Panitia dan Acara dibuka Lagu Indonesia Raya 3 Stansa, Pembacaan Pancasila dasar negara diteruskan Pembukaan Undang Undang Dasar. 1945, diakhiri Mengheningkan Cipta untuk Para Pahlawan terutama Pendiri Republik Indonesia Bung Karno dipimpin Ibu Sukmawati Putri Pendiri RI sendiri. Dilanjutkan Peng Anugrahan Musium Record Indonesia [MURI] kepada DOKTOR Wanita Termuda di Indonesia [Dunia ?] Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi WS SE MM [27 tahun] yang Juga Adik Kandung Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali  [Gelar ini di Abhiseka oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI 1-1-2010 di Pura Besakih Bali] yang Juga DOKTOR dan REKTOR termuda di Dunia, Jadi Adik dan kakak memang Menyandang gelar DOKTOR Termuda Ilmu Pemerintahan yang sama. Dan akan memajukan Universitas Mahendradata untuk lebih banyak kerja sama dengan Dunia dalam bidang Pendidikan untuk mencerdaskan Bangsa yang kini banyak masih dibawah Garis ke Tololan dan Kurang nya Cinta pada tanah Air dan Budaya nya, Dimana hanya Bali yang dikenal Dunia karena Rasa Cinta Tanah Air yang tinggi dengan Upacara Upacara Adat majapahit nya yang menarik perhatian Dunia. Serta mengembalikan Ajaran Sukarno yang selama kurun waktu 50 tahun dilupakan akibat dilarangnya Buku Buku Tentang Sukarnoisme yang  banyak memberi pelajaran Tentang  Nasionalisme atau Mencintai Tanah Air yang banyak dilupakan Akibat  Dominasi Ajaran Islam Quran dan Hadist yang bertentangan dengan Adat Budaya pancasila Majapahit yang dianggap Kafir. Dimana Gus Dur yang membebaskan Adat Budaya China yang juga sempat dilarang sejak 1965, Tapi keburu di Turunkan dan mandeg lah cita cita Bapak Pluralisme ini bahkan Partai nya sempat terpecah belah. Hingga setelah Wafat nya Gus Dur Orang bagaikan Terbangun dari Tidur, Betapa Mulia nya Alamarhum yang mendukung Demokrasi dan Pluralisme nya Dimana Ketika Umat Konghucu tidak di beri Surat Kawin oleh Catatan Sipil karena bukan Agama atau dianggap tidak ber Agama, Gus Dur malah rela datang ke Pengadilan membela Umat yang di Diskriminasi oleh Departemen Agama yang tidak mengakui Konghucu sebagai Agama waktu itu Dan Kini Konghucu pun akhirnya diakui sebagai Agama Resmi.

Di Teruskan Acara pemotongan Tumpeng oleh Panitia dan diserahkan kepada  Sukmawati mewakili Bung Karno, Wulandari Wahid mewakili Gus Dus serta Sri Wilatikta Brahmaraja XI mewakili Puri Surya majapahit Trowulan dan Jimbaran Bali, Diteruskan Peng Anugrahan Pin Emas Soekarno Oleh Sukmawati mewakili THE SUKARNO CENTER kepada Wulandari Wahid dan Brahmaraja XI , Gubernur Bali serta Tokoh Tokoh Universitas Mahendradata yang dahulu bernama "MARHAEN" Sukmawati Langsung menyematkan Sendiri Tanpa diwakilkan Pin Emas Simbul The Sukarno Center ke dada Sri Wilatikta Brahmaraja XI " Wah wah wah, tambah Gagah aku nggawe iki...eneeek ae..." ucap Brahmaraja yang disambut Sukma dengan Senyum khas nya " iyo iyo iki simbule Bapak lho...di Gawe...lho.." kemudian Acara Puncak yaitu Penyerahan " UNIVERSITAS  MAHENDRADATA  AWARD  2010 KEPADA GUS DUR" yang di Terima anak nya Inayah Wulandari Wahid dari Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali, Dalam sambutannya Wulandari mengatakan bahwa Penghargaan ini Gus Dur tidak bisa menyaksikan, Jadi Penghargaan ini untuk yang masih Hidup agar bisa meneruskan Perjuangan Gus Dur yang membuat Setara tiap Warga Negara Indonesia tanpa membedakan SARA [Suku, Ras dan Agama] yang disambut Tepuk tangan para Undangan, Selanjutnya Rektor dan DOKTOR termuda di Dunia Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kapakisan I Raja Majapahit Bali [ Majapahit Muncul Kembali sesuai Ramalan Sabdopalon] juga memberikan Sambutan dimana Prjuangan Bung Karno dan Gusdur adalah sama Pluralisme, Kesamaan dan kebebasan Warga Negara Indonesia ber Agama, dimana Bung Karno pun sudah menggariskan Pancasila sebagai dasar Negara yang belakangan di Hianati dan di Kup, Dimana Universitas Marhaen yang didirikan Bung karno dengan Todongan Senjata harus di rubah namanya, karena Apapun Nama yang berbau Bung Karno mau di Hapus dari sejarah, Tapi mana bisa ? akhirnya jadilah Mahendradata mengganti nama Marhaen yang di haramkan waktu itu karena berbau Ajaran Sukarno, Tanah Universitas yang luas disita dan Universitas di Kerdil kan, tapi kini Universitas Tertua di Nusa Tenggara ini tambah Eksis dan Men Dunia, dengan membuat The Sukarno Center, The majapahit Center dll, Demikian Pidato Sang Rektor dan Doktor Termuda di Dunia yang juga President World Hindu Youth Organization yang membuat Gemuruh Tepuk Tangan Pengunjung yang juga dihadiri Delegasi seluruh Dunia untuk menyaksikan Peristiwa Penting berkumpul nya 2 Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yang hampir sama misinya yaitu Persatuan dan Kebebasan Ber Agama sesuai Pancasila Majapahit yang di Gali dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang masih banyak yang belum bisa menerima seperti Golongan Islam yang ingin Merubah Pancasila dengan Syariat Islam yang memang bertolak belakang dengan Budaya Majapahit yang menghormati Leluhur sedang Islam malah anti Leluhur dimana dilarang Mengkultuskan Leluhur hingga Adat Budaya leluhur termasuk yang dari China pun di Haramkan sejak 1965 hingga datang Gus Dur membuka Belenggu Pengharaman Budaya Jawa dan China dan membebaskan nya kembali sejak menjadi Presiden 1999 tapi banyak yang masih menghambat Kebebasan itu lihat TV kini Keriting semir rambut pun di Haramkan Jadi Orang Perempuan mau dikerudungi hanya kelihatan Matanya saja seperti Istri Nurdin Top yang disambut tertawa Gemuruh Terpingkal pingkal para Undangan, imbuh Sang rektor sambil geleng geleng kepala.

[Laporan Pandangan Mata The Sukarno Center 17 Januari 2010]


Monday, January 11, 2010

CANDI BUDHA MAJAPAHIT SELESAI DIBANGUN

Kayangan Jagad Majapahit di Desa Situs Budha abad IV Kali buk buk Lovina Singaraja Sudah selesai Candi Budha nya, Candi berbentuk Stupa dari Bata merah Pilihan yang ciri Khas majapahit telah selesai di Bangun lengkap dengan Candi Bentar nya, Untuk di Semayamkannya Pratima Budha Milik Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit dari Trowulan,

Tanah seluas 200 Hektar Sumbangan Gusti Arya Sentanu Raja kali Buk Buk yang menjemput Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI beberapa waktu yang lalu di iringi musik Bale Ganjur di Bandara Ngurah Rai dan mengalungkan Bunga kepada Pria yang sederhana yang dikenal Hyang Suryo ini ketika Menyerahkan tanah untuk Kayangan Jagad Majapahit beserta Gambar Kayangan Jagad untuk di Acc Sang Raja [Blog lain] Tanpa Sang Raja yang dikenal dengan Panggilan Hyang Surya ini mengeluarkan biaya 1 Sen pun, di Pura Ibu Majapahit Jimbaran dan menyatakan akan Membangun Kayangan jagad majapahit di tanahnya di desa kali Buk buk Buleleng Bali dan Surat Pernyataan Penyerahan Tanah kepada Hyang Suryo pun diterima disaksikan Banyak Orang Para Penyungsung Pura Ibu Majapahit, dimana diatas Tanah kerajaan bali Utara ini telah ditemukan Situs Budha abad IV yaitu Situs Budha Tertua di Indonesia, Kemudian Pratima Budha Zaman Airlangga Cucu Empu Sindok ini yang dahulunya Bersetana di Pura Majapahit Trowulan sebagai Kawitan Kerajaan majapahit [kalau Hyang Suryo Brahmaraja ber Kawitan majapahit, Majapahit Brahmaraja Kawitannya Kadhiri Prabu Airlangga Dinasty Sindok yang Brahmana / Empu] yang dipindahkan dari Kadhiri ke Puro Trowulan 1997 Memang ada 2 Buah Kembar, mirip Pusaka Pusaka Majapahit Milik Sri Wilatikta Brahmaraja dari Kadhiri yang memang Sepasang kini Sebagian sudah di Jajar di Musium Pura Ibu Puri Gading jimbaran sejak 1-1-2010,

Pratima Budha Yang satu Ber Stana di Puri Surya majapahit Bantang banua Sukasada Buleleng yang sebelumnya Nyejer di Musium Buleleng di Undang Kepala Dinas Parawisata Buleleng Ida Bagus Puja Erawan SH hingga Perpanjangan 2 X Tanpa Batas dimana Bupati Buleleng berjanji Akan membuatkan Pralingga Jagad, Akhirnya juga dibuatkan Candi Megah Model majapahit oleh Gusti Latria dan Sudah diresmikan Tahun lalu 2009 yang dihadiri Pemerintah, PHDI dan Masyarakat Buleleng dimana PHDI Buleleng dalam Pidatonya Juga menyebut Sebagai kayangan Jagad Siwa Budha [Bali Post] gambar samping Pratima Budha kembar ketika masih di Pura Trowulan sempat di Cuci AA Ngurah Mayun Samirana Rombongan Group AA Ngurah Manik Danendra SH yang diajak AA Ngurah Rai dari Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal hingga menjadi Pura majapahit Puri Tegal dan AA Ngurah Rai Sukses Usahanya setelah Nyungsung  Pratima Ratu Mas dari Hyang Surya lalu 2001 menyumbang Pelinggih ke Pura Majapahit Trowulan membawa AA Ngurah Widura Bapak nya AA Ngurah Manik danendra SH mengaku juga dari Puri Tegal dan mengkalim nama Puro Majapahit miliknya [Bali Post 7-1-2010] yang akhirnya mau menguasai Pura Trowulan dengan Paksa awal 2002 Ketika Hyang Suryo menghadapi Serbuan , Pem Boman dan Akhirnya di Tutup MUSPIKA Trowulan Nov. 2001 dan hal ini di Rahasikan Hyang Suryo karena sangat Memalukan Orang Hindu di Bali hingga AA Ngurah Manik danendra SH membuka sendiri Peristiwa itu di Bali Post 7-1-2010 [dijawab di Blog lain], Hingga 2003 Hyang Suryo di Undang ke Bali dan diberi Tanah dan bangunan Puri Surya majapahit Buleleng 2005 Sumbangan Gusti Latria Adik kandung Pahlawan Bali Let Kol Wisnu yang Juga namanya dipakai lapangan terbang di Grogak Singaraja yang kini jadi Kahyangan Jagad Majapahit Siwa Budha, Asalnya Rumah Hyang Suryo selama 9 Bulan di Singaraja menunggu Terwujut nya Patung ganesa Tertinggi di Dunia yang sudah Terwujut 2006 dan di Resmikan Sendiri oleh Raja Abhiseka majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI mewakili Majapahit Kingdom dan Ibu Sukmawati Sukarnoputri sebagai Wakil Pendiri Republik Indonesia Bung Karno, Selanjutnya Para Wakil dari World Hindu Youth Organizaton dari 128 Negara ikut meresmikan Juga dihadiri Pemuda Hindu Nusantara antara lain Dayak kaharingan, Hindu Tengger, Maluku dll [Ada VCD nya] juga semua Agama Tanpa memandang SARA [Suku, Ras dan Agama] ikut Meresmikan Simbul Bung Karno yaitu Dewa Tersakti dan Terpandai Ganesa milik Dunia yang membuat kemajuan Singaraja khususnya Pantai Lovina hingga kini banyak Kapal Layar dari Penjuru Dunia ke Lovina untuk Wisata Ibadah Ganesa Tertinggi di Dunia dan Hotel Hotelpun mengeliat Hidup yang sebelumnya Singaraja kota Sepi kalah dengan Denpasar, Kini Bangunan Stupa Budha Mirip Asli nya di China, Siam, Borobudur  dan Thailand dan di Garap Tukang Ahli secara Sempurna Sekala dan Nisakala yang bisa dikatagorikan ter INDAH di Dunia karena Satu satu nya Stupa dari bata merah  Brahmaraja Khas Era majapahit [Lihat Gambar di Atas], sedang Pada Umumnya Stupa dari batu Hitam [Warna Dewa Wisnu Awatara Budha].

Dewi Mahendradata bergelar Gunapriyadharmapatni Putri Sindok [China Sien deok] Yang ber Ageman Budha Mahayana sangat berpengaruh di Bali daripada Suaminya Prabu udayana, dan Putranya Prabu Airlangga menjadi Raja Kadhiri yang juga membawahi Bali yang menurunkan Prabu Jayasabha Raja Jenggala dimana Prabu Jayasabha III Wisnu Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja dan mempunyai Istri Li Yu Lan atau kecilnya bernama Dara Jingga [punya Pelinggih di Besakih Bali] Putri Raja Miao Li dari China Selatan hingga Putranya Sri Kerta Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta barahmaraja II mengawini Ratu Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Ketika Majapahit Trowulan Runtuh 1478 Sri Wilatikta Barahmaraja VI masih Eksis Raja Daha-Jenggala-Kadhri {Triloka Pura} hingga 1527 selanjutnya dengan Armada Perahu Layar [Jung] ke China dan di terima karena Dinasty Sien Deok [Sindok] sebuah Kerajaan di China yang menemukan Kalender dan bisa menghitung Musim serta Gerhana yang kini dipakai, juga ke Bali Yang masih Majapahit dan di Terima hingga kini bahkan masuk Ujung Galuh Kembali sebagai China dan keluarganya menetap sebagai China Pemuja leluhur di Klenteng karena bikin Candi menyalahi Islam yang berkuasa sejak 1478 setelah menumpas Brawijaya dan membakar Kitab Kitab Budha diganti Kitab Arab, Keluarga Besar majapahit China yang diterima Penduduk setianya yang Kafir menyembah Leluhur / Pik Kong di Gedong Klenteng dan Punden yang masih percaya bahwa Raja titisan Manivestasi Dewa Dewi Seperti Film Biksu Tong ada Dewi Kwan Im nya yang harus diberantas di Tumpas karena Tidak masuk Akal dan Sesat menurut Kitab Ilmu Arab yang Islam dan tidak Boleh memuja Brahmaraja Leluhur Lokal selain Muhammad Leluhur Arab dan Tulisan China pun dilarang juga Budayanya oleh Bangsa kita yang Islam Dajjal Arab sejak 1965 hingga Presiden Gus Dur.1999 yang memberi Kebebasan Adat China Mancupaik / Majapahit, Pratima Prabu Airlangga yang menjadi Simbol Universitas Airlangga di Surabaya Jawa Timur [UNAIR] kini di Linggihkan di Garuda Wisnu Kencana [GWK] sejak 2004 dimana ditempat ini Sedang dibangun Patung Airlangga Tertinggi di Dunia, dan beberapa Anggota DPRD PROV Bali yang merasa Trah Kadhiri seperti Budi Hartawan SH dari Komisi IV dan  Komang Janggol Wakil Ketua sedang mengusahakan Legalnya candi Prabu Airlangga yang sudah ada di GWK dan disungsung Umat Nusantara dan Dunia sebagai Bhatara Wisnu mengendarai Garuda dan dipercaya sebagai PEMELIHARA ALAM SEMESTA sayangnya sebagian Bangsa sendiri malah tidak percaya Dewa Wisnu tapi lebih percaya Allah nya Islam dari Arab Tanah Suci yang katanya Agama Terakhir  Paling Sempurna yang memang benar dan paling benar karena selain Islam adalah Kafir termasuk Kristen Jesus yang lebih Tua 600 tahun hingga Tempat Setana Prabu Airlangga di Puro Mojopahit Trowulan di Tutup 2001 dan diundang ke Bali, Dimana sebelumnya di Puri Anom Tabanan 2003 Pratima Prabu Airlangga di Undang ke GWK 2004 dan telah Punya Pelinggih biarpun masih Sederhana dan Odalan Tetap tiap Purnama V sejak 2004 Odalan Pertama di Puput Ida Pedanda Bang Buruan Manuaba sampai 4 X Odalan Tetap di Puput Beliau, dimana beberapa Anggota Dewan Rerwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Provinsi Bali sempat berkunjung 11-1-2010 diantaranya Budi Hartawan SH sempat Terenyuh mendengar nasib Pratima Prabu Airlangga yang di Patungkan tapi sempat mau di Gusur oleh AA Rai Dalem Pengurus [GM] Baru GWK  dimana Pelinggihnya yang sangat Sederhana Tapi bukan Sumbangan Tapi ketulusan Umat yang melarat hanya seharga Rp. 200.000,-itu Pelinggih Prabu Airlangga , sebab Hyang Suryo Trauma nanti di Sumbang Pelinggih Bagus malah mau di Ambil Alih Paksa seperti Pengalaman AA Ngurah Manik danendra SH yang menyumbang Pelinggih lalu memaksa Hyang Suryo menanda Tangani Surat penyerahan Pura berikut Rumah Hyang Suryo di Garnisun Militer, Biarpun Pelinggih Sederhana Tapi Odalan nya dan Ngenteg Linggih nya  Besar Pakai Wayang Lemah dan Peteng, Barong Ket, Barongsai Tanah Kilap, Tari Tarian Keraton, Joget Bumbung  dan Topeng Sida Karya [ada VCD nya] Juga Raja Tebet Hadir [Radar Bali] Sumbangan Puri Kanginan Karang Asem Gusti Susilo Jelantik dan Ibu yang membawa Foto SBY di Taruh di Pelangkiran Prabu Airlangga agar menang Pemilu 2004 dan Ternyata Menang dan datang GWK berjanji GWK akan selesai 100 tahun Kebangkitan Nasional yang jatuh 2008 tapi gagal, Tapi berkat Janjinya pada Dewa Wisnu Manivestasi Prabu Airlangga bahkan terpilih lagi 2009, juga Odalan GWK didatangi dari Puri Buleleng Tisna SH dan Rombongan Pengacara Surabaya, Ubud [nyoting VCD], Negara dan Mengui [Nyoting VCD] dannyumbang Banten yang Mendak Pratima di Gilimanuk, Hotel Wina Gamelan Gede juga Banten, Penyungsung Jawa, Mr. Cong Kelenteng Majasari [mendokumentasi Foto dan VCD], juga KPU ikut Hadir termasuk Misno Ketua nya [Radar Bali], Dan Kini Para Anggota DPRD Bali [Ada yang menyumbangkan Gaji nya]  Budi dan Komang dan Para Tokoh Masyrakat ini Berjanji akan memperjuangkan melalui DPRD agar  Tetap bisa Ber Setana di Tempat nya tanpa di gusur lagi karena mepet dengan Rurung Agung dan Tidak menggangu Pembangunan Apapun yang bersifat Komersial, Juga Ibundanya Prabu Airlagga adalah Manivestasi Durga Mahisa Nandini Yang Pratimanya bertangan Seribu juga sudah ber Stana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran hanya 1800 Meter dari Pelinggih Prabu Airlangga di GWK, Jadi Dewi Durga lain yang betangan dua, Empat, delapan dst tidak masalah Pelinggihnya Berdekatan dengan Rurung Agung GWK Jadi Airlangga Putra Dewi Mahendradata yang Manivestasi Durga Penguasa Pura dalem Prajapati jadi tidak ada masalah dengan Rurung Agung yang pernah ditentang Kelian Dinas adanya Rurung Agung tidak baik untuk Pelinggih Sang Kelian yang masih Muda, Juga Ketua PHDI Kuta Selatan Nyoman Amplik yang nuduh tidak pakai adat Hindu dan Ilmu Hindu nya Mula Keto tidak Tahu kalau Ibunda Airlangga adalah Manivestasi Dewi Durga Penguasa Prajapati Rurung Agung, Juga Putra Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PANGAB] Jendral Panggabean sudah Meninjau Pura GWK dan berminat menjadi Infestor melalui Ir Tedi dan Ir Asep dan Rombongan dari Jakarta yang juga ke Pura Ibu Majapahit Jimbaran bahkan Menyumbang Bangunan Ruangan Tempat menginap Tamu lengkap Ac agar Tamu Tamu Pandita Suci Mancanegara bisa menginap tanpa harus di Hotel yang menyulitkan Keuangan Umat Pura Ibu, serta membantu Pura Majapahit GWK Tempat Prabu Airlangga Kawitan jawa bali ini.

Cuplikan GEGURITAN MAJAPAHIT  yang ada di Bali :

"....Nguni duk pamadegan Sri Gunapriyadharmapatni Udayana Warmadewa, Hana pasamuan Agung Siwa Budha kalawan Bali Aga, Ya hetunya hana desa pakraman mwang Kahyangan Tiga maka kraman ikang  desa para desa Bali Aga"

Artinya : " Dahulu kala pada saat Bertahtanya Sri Gunapriyadharmapatni dan Suaminya Udayana Warmadewa, ada Musyawarah Besar Siwa Budha dan Bali Aga disitulah asal mulanya ada desa Pakraman dan Kahyangan Tiga sebagai Tatanan kehidupan dan masing masing desa Bali Aga.

"...Ndan len kita Budha rupa Siwa pati urip ikang Tri Mandala, Sang Sangkan paraning sarat ganal alit kita ala ayu kojaring Aji, Upetti Stitti lilaning dadi kita Katramanani paramarta Sogata."

Artinya : " Tidak lain Engkau Budha yang berupa Siwa , Berkuasa Menghidup-Matikan sekalian mahluk penghuni tiga alam semesta dan Engkaulah yang menjadi pokok asal sekalian kehidupan besar kecil di Dunia, serta yang menciptakan adanya baik dan buruk, demikian ajaran Ageman yang berasaskan nilai-nilai kelahiran dan kematian yang diciptakan tiada lain oleh Engkau Siwa Budha"

Nama Agama Siwa Budha dijadikan dasar Falsafah ke Agamaan di Bali sama dengan di Kadhri hingga Majapahit Jawa Tempo dulu, Juga disebutkan  Sang Hyang Kamahayanikan merupakan inti ajaran Siwa Budha yang diterapkan dan sejak itu sampai sekarang menjadi Dasar Peri Kehidupan dan sayang di Jawa sudah tidak dipakai dan Lontar Lontar dibakar karena kitab Kafir dan tidak boleh dipelajari karena berganti Agama Suci dari Arab yang kitab nya paling sempurna yaitu Quran yang mengajarkan Kafir harus di Tumpas dan Sukses 1965-1966 menumpas Kafir selain Islam dan masih ada saksi saksi Hidup Sedang Saksi Zaman majapahit 1478 hanya berupa Tulisan, Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar memuja satu Tuhan yaitu Allah dan tidak boleh memuja Patung hingga Candi Candi dihancurkan di tuduh Tempat Setan Berhala terbukti Patung Patung Budha di Candi pada hilang kepalanya dan tidak utuh lagi di Kepruk i sampai Hancur Seperti Candi Gayatri Boyolangu Kepalanya hancur dan hilang, Tribhuwana Tungga Dewi Trowulan tinggal Sandarannya [PRABHA] saja Wujut nya Hancur Luluh tak berbentuk hanya sebuah Daun Teratai yang sangat Halus dan Indah luput penghancuran membuktikan betapa Indah dan Halus Buatannya bila masih utuh, untung Ajaran Siwa Budha ini lestari di Bali hingga kini terbukti Pura Durga Kutri Mahendradata selama 1000 tahun tetap Upacarai dan di Sungsung Desa Adat Blahbatuh Gianyar yang belum kemasukan Islam yang anti Patung Berhala hingga Patung Durga Mahisa nandini setinggi 3 Meter mirip Tribhuwana Tungga Dewi masih Utuh Sempurna sedang Patung Tribuawana Tungga Dewi di Trowulan Hancur Rebah tinggal sebuah Daun Teratai sangat Halus dan Sempurna lainnya hancur di cukili Linggis dan pokoknya tidak bisa dilihat karena patung Berhala dalam Ajaran Islam harus di hancurkan karena dianggap Menyekutukan dengan Allah yang sangat dilarang dan disebut SIRIK / MUSRIK oleh Majelis Ulama Indonesia dalam Rubrik Halal Haram di setasiun TV Tiap Minggu sore, jadi Bangsa  Indonesia pun sebagian besar ikut Arab anti Budaya sendiri yang di Haramkan secara Resmi MUI yang kaki tangan Departemen Agama untuk menyesat kan Aliran selain Islam dan di Hancurkan bila MUI teriak SESAAAT, seperti Patung Budha Terbesar di Dunia di afgannistan juga di Tanami Bom dan di Hancurkan bahkan diberondong Mitraliur 12,7 MM, hingga musnah tak berbekas lagi.[Film Dokumenter di TV Dunia] Tanpa memperdulikan Teriakan Para Arkeolog Seluruh Dunia yang memohon agar jangan di HANCUR kan tapi dianggap Teriakan Para bangsat Kafir Pengikut Setan Padahal Umat Budha di Dunia jumlahnya 2 Millyard justru Islam Terbesar malah di Indonesia yang punya Candi Terdbesar Budha di Dunia Borobudur yang sampai Detik ini tidak boleh di Upacarai secara Budha tapi hanya untuk Parawisata di Karciskan, juga Candi Keajaiban Dunia Versi Dunia Kafir ini pernah di Bom 1983 oleh yang mengaku Islam Murni dan Konsekwen Asli Arab Pelaksana Quran dan Hadist Perintah Allah, inilah Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar yang kitabnya Quran dan Hadist.Kitab Tertinggi mengalah kan Kitab apapun bahkan Hukum di Republik ini hingga Adat di Puro Majapahit Trowulan pun di GEBUK kitab Arab ini hingga di Tutup dilarang Kegiatan dalam Bentuk Apapun Hebat kan ? ini Nyata bukan Dongeng Bobok Malam untuk Bayi. dan ini Tulisan ini bukan Versi Orang Majapahit [Tuduhan Komentar] tapi umum dan Nyata serta bukan Tendensius karena nyata dan Berita TV Dunia dan Lokal.

Demikianlah Singaraja Bali telah memiliki Candi Budha Termegah mudah mudahan di Dunia dan Satu Satunya Stupa terbuat dari Batu bata, Dengan Pratima Budha Peninggalan Kerajaan Kadhiri yang juga sudah sangat Keropos karena Tuanya 1000 tahun setua Pura Durga Kutri Mahendradata yang juga selama 1000 tahun lestari di Bali,  yang membikin Orang Kerauhan bila memandangnya yang diperkirakan sama Umurnya dengan Candi Borobudur abad 7 dan bila dibawa dari China oleh Jendral It Sing tentunya lebih Tua lagi karena China sudah Budha sejak 2500 tahun, Pratima Budha Sumbangan dari Raja Abheseka majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang sudah terbukti bisa mewujutkan Sinar Cemerlang di Singaraja yang simbulnya "Singa Bersayap" Kendaraan Budha juga yang Keris Singa Zaman Kadhiri yang Gandik Singa bersayapnya dari Emas Milik Brahmaraja XI berada dalam Lemari Kaca 5 MM mendampingi Keris Ganesa Tebu Wulung agar punya Teman di Musium Ganesa Tertinggi di Dunia di Lovina. Sedang Candi Siwa nya masih Tahap menyusul, Budi Hartawan SH anggota Komisi IV DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI  BALI menyerahkan Gaji nya secara utuh untuk Pembangunan Kahyangan Jagad majapahit juga sumbangan Tak mengikat, dan sangat selektif mengingat Kasus AA Ngura Manik Danendra SH yang menyumbang Pelinggih Kecil lalu memaksa Hyang Suryo sebagai Pemilik Pura Majapahit untuk menyerahkan  Tanah dan Rumahnya sekalian secara Paksa kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH padahal Orang Orang ini yang membawa ke Trowulan 2001 adalah AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal dan menjadi Pura majapahit yang nama Pura majapahit di Klaim milik AA Ngurah manik danendra SH [Bali Post 7-1-2010] padahal Puri Tegal setelah Nyungsung Ratu Mas nya Hyang Suryo menjadi punya Pura majapahit ini yang tidak diketahui Manik Danendra yang ikut Nyungsung Pura majapahit Puri Tegal belakangan dan diajak AA Ngurah Rai ke Puro Pusat Trowulan 2001 Pikir Hyang Suryo karena di Beri Pratima Ratu Mas dan Sukses Punya Pura majapahit dan Nyumbang Pelinggih lalu diberi kesempatan mencuci Pratima Budha Kembar Pura majapahit Trowulan berusia 1000 tahun yang kini melinggih di Buleleng satu di Kali Buk Buk [Yang di pegang AA Rai di Foto] satu di Sukasada [Yang dipegang AA Mayun samirana di Fota atas], Pengambil Alihan secara Paksa Pura Trowulan oleh AA Manik Danendra SH yang sungguh sangat memalukan Orang Hindu, Sedangkan Gusti Sentanu malah menyerahkan Tanahnya dan membangunkan Kayangan Jagad Pratima Budha Puri Surya majapahit buat Hyang Suryo bukan meminta tapi memberi Pada Raja majapahit mengingat di Trowulan Jawa dilarang berkegiatan dalam bentuk Apapaun oleh Camat dan Imam Islam Karyono, disisi lain juga Orang yang merasa Keturunan Majapahit Kadhiri berlomba Menyumbang majapahit nya Hyang Suryo yang berjuang Tanpa Pamrih sejak muda bahkan sampai kini masih Menyucikan diri dengan Melajang agar dekat dengan Leluhur nya agar bisa memberikan Keberhasilan, Kerahayuan dan Kerahajengan  Umat nya yang Percaya Leluhur nya, dan yang aneh Pria berambut Sebahu ini biarpun di Terpa Berbagai Musibah baik dari luar maupun Tikaman dari dalam atau "Musuh Dalam Selimut" seperti AA Ngurah Manik Danendra SH tapi tetap Tegar dan Tenang serta Sehat tidak pernah Sakit berkat Keyakinan dan Kesetiaan kepada Leluhur nya Yang Dewa Brahma Pencipta Alam semesta Nusantara" Saya ini belum sebrapa lihat Bung Karno sejak muda Keluar masuk Penjara, Jadi Presiden pun di Granat di bedil pokoknya begitu besar halangannya.. Bahkan Jesus pun di Salib Gandi pun ditembak sama dengan Presiden Amerika JF Kenedi juga Paus Roma  lalu kita pelajari Sejarah nya sesuai Pesan Bung Karno JASMERAH [Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah] lalu musibah ambil Hikmah nya Trowulan ditutup Lha di Undang ke Bali kita tunjukkan Karya nyata untuk Leluhur agar yang menutup dan menikam dari dalam terbuka mata nya", Bahkan Bali Post 7-1-2010 memuat Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH yang akan Menuntut Tanda Tangan Penyerahan ber Meterai lengkap yang dulu secara Paksa Hyang Suryo harus menanda Tangani Surat yang dipersiapkan sebelumnya oleh AA Ngurah Manik Danendra SH di Kantor Militer untuk menyerahkan Puro Mojopahit Trowulan Rumahnya Kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH Puri Satria Pasar Burung Denpasar dan Kasus ini sudah akan di Tangani Budi Hartawan SH yang juga bagian Kesejahtraan Masyarakat [KESRA] atau Komisi IV DPRD PROV BALI dan akan segera memanggil AA Ngurah Manik Danendra SH yang belum diketahui Alamatnya yang menurut Bali Post di Pura Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi sebagai Ketua Umum Pura, agar selesai masalahnya, Kasus AA Manik ini Yang membuat Sewot Para Pendukung nya Tapi Beliau Anehnya tetap Tenang bahkan Merahasiakan Ulah AA Ngr Manik Danendra selama 8 tahun akhirnya AA manik sendiri yang membongkar Ulah nya yang Bejat di Bali Post 7-1-2010 Tanda Tangan sudah di Cabut mau dihidupkan lagi melihat Hyang Suryo diam dan percaya Karmapala, Bukan main sangat sulit mencari Manusia berhati mulia dan Jujur-Sabar-Narimo seperti Hyang Suryo hingga disayang leluhur nya serta Alam seperti Malam Tahun Baru di Pura Besakih 2009 dan 2010 yang Tidak Hujan dengan Menudingkan Keris ke Langit dan menggoreskan ke Tanah [Bumi dan Langit], dan bisa Terbesar dan Terkecil dan Ngeluruk Tanpo Bolo hingga dianggap Sendirian dan Orang Tolol serta Dungu oleh AA Manik Danendra SH dan mudah di Tipu Tapi Beliau tetap merendah sesuai Adat Jawa Kuna yang di Anutnya atau Siwa Buda Majapahit Leluhurnya Brahmaraja dan Putri China yang Budha dimana Karmapalanya sangat Bagus dimana Orang pada membuatkan Kahyangan Jagad Terima jadi tanpa mesti Minta Tanda  Tangan Paksa untuk menyerahkan Tanah milik Hyang Suryo sepereti yang dilakukan AA Ngurah Manik Danendra SH. Malah Hyang Suryo dimintai Tanda Tangan Merestui Kahyangan Jagad nya dan Prasasti Prasasti Peresmian macam macam, Bukan Tanda Tangan dipaksa dan di bentak bentakseperti yang dilakukan  AA Ngurah Manik Danendra SH untuk mennyerahkan Tanah dan Rumah nya gara gara di Sumbang Pelinggih Kawitan oleh AA Ngurah Manik Danendra SH. yang tidak tahu siapa Hyang Suryo yang memang banyak Orang yang tidak tahu [POSMO]dan tidak mau tahu  "Kasus  Manik Saya ambil alih dan akan saya selesaikan, Saya Orang Bali sangat Malu atas kejadian ini" Ucap Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV BALI yang menyerahkan Gaji nya untuk Pura Kahyangan Jagad Majapahit.yang berhasil di Bangun seperti Gambar diatas bersama Gusti Sentanu yang menyumbang Tanah untuk Kahyangan Jagad yang menyatu dengan Puri Surya majapahit Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Brahmaraja XI

Hadiah Luar bisa setelah menghadapi Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH [Bali Post 7/1] yang akan menghidupkan Tanda Tangan Penyerahan Paksa Rumah dan Tanah Puro Mojopahit Trowulan dan sudah di Cabut Pengacara, Datang Team Pembangunan Kayangan Jagad majapahit Buleleng melaporkan dan menyerahkan bukti Foto Foto karena Hyang Suryo tidak mau melihat ke Singaraja kecuali Upacara Ngenteg Linggih " Saya kan bukan Mandor Proyek, masak Bangunan belum selesai di Kontrol ?" Ucap Raja Abhiseka majapahit Masa Kini ini sambil tersenyum, sudah Selesainya Candi Stupa Budha Termegah di Nusantara. Hari ini Beberapa Anggota DPRD Bali, Mangku Teratai bang, GRP Prawirodipoero, Biokong Edi menjemput Pratima Ratu Mas atau dikenal Dewi Kwan Im untuk Pelengkap Taksu dan di Setanakan di Candi Budha agar Lengkap ada leluhur Putri yang dari China dan Ber Ageman Budha sesuai Uang China Kuna / Kepeng yang selalu dipakai Upacara di Bali, Rombongan dengan Banten Pemendakan telah berangkat menuju Trowulan, dan Hari Prangbakat akan di Linggihkan di Buleleng Pratima Ratu Mas atau Dewi Kwan Im posisi duduk yang didepan Klenteng Trowulan dalam Rumah Kayu kini sudah memiliki Candi dan Gedong Megah di Bali yang Bekas situs Budha Tertua di nusantara yaitu Desa kali Buk Buk Lovina tak jauh dengan Patung Ganesa Tertinggi di Dunia yang juga di Resmikan Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang habis menyerahkan Gelar "Sri Wilatikta" di Pura Besakih depan Pelinggih Ratu Mas 1-1-2010 kepada Rektor Universitas mahendradata yang juga President World Hindu Youth Organization yang anggotanya 128 Negara di Dunia yang juga REKTOR dan DOKTOR Termuda di Dunia, yang pernah di Undang Raja Budha Thailand, dan Kiprahnya Tingkat Dunia bahkan sudah ada Tawaran dari PBB untuk Jabatan penting. Dengan Menyandang Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I tentunya menambah Wibawa di mata Dunia untuk berkiprah, agar Bangsa kita tidak di Lecehkan Dunia yang memang lagi Terpuruk dan jadi Peng Export Tenaga kerja Indonesia [Budak] yang banyak pulang Mati,

Dan Tipisnya Kecintaan Bangsa dengan Tanah Airnya hingga Tanah Air Murka  jadi Bencana seperti Tulisan sabdopalon 500 tahun kembalinya Budha Majapahit diawali Alun Minggah Ing Daratan, Angin Agung Anggergisi, Banjir Bandang Kiwo Tengen Samodra Bena, Lindu Ping Pitu Sedina, Pageblug Isuk Loro Bengi Mati Dll yang sudah terbukti karena Orang Lebih mencintai tanah Suci Arab dan mengabaikan tanah sendiri yang Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi Air Cukup dan segala bisa Tumbuh tidak Kering Krontang seperti Padang Pasir yang bisa tumbuh hanya Pohon Kurma dan binatang yang kuat tinggal di "Bumi Kepanasan" [Istilah Jayabaya] hanya Onta, Semoga Keterpurukan bisa ditutup Pemuda Pemuda kita yang Briliant sesuai Bidangnya. SEMOGA***



Ditulis : Team Sejarah Puri Surya majapahit dibantu Para Pelaku dan Saksi Utama Kejadian.
Budi Hartawan SH [Anggota DPRD Bali]
Gusti Tisna SH       [Puri Pide Buleleng]
Sudarsana SH        {Universitas 17-8-1945}
M Warka SH         [Universitas 17-8-194 ]
Darmaputra SH      {Puri Ukiran Pemeceutan]
DLL.

Wednesday, January 6, 2010

KERAUHAN MASAL DI PURA BESAKIH

Jam menunjukkan 18.45 WITA / 17.45 WIB suara Musik Barongsai menghentak hentak dikesunyian Senja di Areal Pura Besakih Kaki Gunung Agung Bali pada Tanggal 31-12-2009 Untuk Adat Jawa Bila Matahari Tenggelam berarti Tahun Baru 1-1-2010,

Kala itu Matahari dan Bulan Tertutup Awan Gelap Hujan baru saja Reda, Suasana Komplek Pura Brahmaraja sangat Tenang Meru Tumpang XI berdiri Tegak tak Tergoyahkan bagai Pohon Terang Natal Kelahiran Jesus sejak 1343 yang dibuat Kerabat Majapahit dibawah pimpinan Arya damar dan Gajah Mada, nun disebelah kirinya Berdiri pula Pelinggih Meru Tumpang III Ida Bhatari Ratu Mas Magelung yang di China di Kenal sebagai Dewi Kwan Im Sang Penari, Sebelumnya memang Suasana Hujan Tapi Tepat Pukul 18.00 Saat Kedatangan Brahmaraja XI dan Rombongan yang dari Pura Brahma Terlihat masih seperti Barisan Semut menuju keatas Hujan berhenti seketika, Kemudian Tepat 18.45

Dengan mengenakan Busana Adat Majapahit Merah Brahma Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI memasuki Areal Pura Brahma, Tampak Pria berambut Panjang sebahu ini berhenti sejenak di Undak-undakan Pura kemudian menggoreskan Keris yang di Pegangnya ke tanah, Kemudian mengarahkan Pusaka Andalan Majapahit itu ke Langit, Sungguh diluar dugaan Matahari Bersinar Merah menyorot Menerangi Areal Pura dari arah Barat, sedang diufuk Timur Bulan Purnama pun Bersinar Emas menyoroti Areal Pura Jadi Sinar Merah dan Emas Menyatu menyinari Sang Raja yang Genarasi ke XI Brahmaraja dan Ratu Mas sesuai Sinar Matahari Sore yang Merah Brahma dan Bulan Purnama yang Keemasan dari Arah barat Merahnya dan Timur Emas nya, Suasana Mencekam dan Sakral hanya Musik Barongsai Grombyangan memecah Kesunyian Areal Sakral Tempat Leluhur Majapahit sejak 1343 itu,
Sang Brahma Masa Kini langsung Naik ke Pelinggih Ratu Mas dan mengambil Pratima Ratu Mas dari Kepala Mahasiswi Cantik dan meletakkan perlahan lahan di Gedong Kecil Pelinggih waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA sedang di Jawa masih jam18 .00 WIB, Langit membiru dan Awan Gelap entah kemana Perginya menambah Syahdu suasana, Bintang ber Kerlip Kerlip menghias Langit yang masih membiru Redup menjelang gelap tertutup Bayangan Bumi seolah Alam Bergembira menyambut Kedatangan Pratima Dewi Yulan / Dara Jingga / Indreswari dan setelah Upacara SRADA menjadi Ratu Mas Magelung Terbuat dari Batu Pualam Putih Yang Sangat Cantik Menawan dan Baru Pertama kalinya melinggih di Pelinggihnya Sendiri [1-1-2009 Yang di Linggihkan Pratima Idreswari]

Pratima ini adalah Wajah Asli Dewi Yulan atau Wulan dari Trowulan berbentuk setengah Badan dengan Pahatan seorang Seniman Maha Reshi Zaman Majapahit yang sangat Maha Sempurna Pahatannya, Hingga Guratan Mata yang Lentik khas China Tapi ber Perhiasan khas Putri Majapahit, Suatu Hasil Karya yang tak bisa diurai Kata karena Maha Sempurnanya Pratima / Foto Dewi Permaisuri Brahmaraja ini, Hingga Karena Keindahan Sidhi nya sampai Matahari Sore Bersinar Merah Brahma Sinar Sang Suami menyinari Wajah Sang Dewi Pujaan, Sang Dewi pun tidak mau Kalah dan Sinar Bulan Purnama baru Terbit berwarna Emas juga memancar mengimbangi Sinar Merah Suami tercinta, Begitu Dua Sinar Sidhi Dewa dan Dewi ini bertemu, Para Siswi dan Mahasiswi Serentak Menari Bersama secara Trans, Pemandangan Berubah seolah olah Berada di Alam Kadewatan dimana Para Bidadari sedang Menari dihalaman Istana Bhatara Indra, dan dalam Foto pun sangat berubah Gambarnya bahkan Barang Aneh pun bermunculan karena Lensa Kaca tidak bisa Tertipu seperti Mata yang penuh Dosa, Apapun Benda yang tidak bisa dipandang Mata bermunculan Terekam Camera yang jujur [di Tampilkan]

Demikianlah Acara Puja dan Doa dilantunkan Para Biku dan Bikuni Buda juga Para Pemangku Lanang dan Putri Hindu dan Para Gadis Gadis SARA [Suku, Ras dan Agama] bersatu Menari Nari mengikuti Kehendak Gerak Sang Penari Kahyangan yang meminjam Raga agar dapat di Tonton Manusia yang bukan Dewa atau Dewi.

Dilanjutkan Brahmaraja XI kemudian dengan di iringi Gamelan Pimpinan Komang Subagia dari Desa Tegak Kelungkung menuju Pelinggih Meru Tumpang XI Brahmaraja Leluhurnya dan Bermeditasi didepan Pintu Meru dan yang mengejutkan Arca Barongsai Kuna terbuat dari batu hitam yang menjaga kiri kanan Pintu sudah Raib entah kemana padahal tahun Baru 1-1-2009 masih ada, Untung sesuai Pawisik Pratima Sepasang Barongsai Posisi Tidur kecil terbuat dari Emas dan bermata Mirah Delima dan Mirip Arca yang Hilang diikut sertakan dan diletakkan dalam Pelangkiran Berukir jadi seolah menggantikan yang Arca Barongsai Besar yang hilang, agar tetap ada Barongsai nya yang di Percaya Sebagai Penolak Bala, Menyusul Dua Gadis membawakan Tikar dan Sesaji Tumpeng Besar untuk Bhatara Brahma disusul Pemberian Hormat kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI oleh Para mahasiswa, Mahasiswi, Siswa, Siswi, Teruna Teruni Bali dan Pengunjung dengan bersalaman juga ada yang menyentuh Kaki Sang Brahma bahkan ketika Gusti Ayu Rukmini SH menyalami terjadi keanehan Wanita itu menangis Trans dan jongkok akhirnya oleh Para Mahasiswi dibawa ke Pelinggih Ratu Mas dan Ternyata Istri Jero Gede Susila ini langsung Menari secara Trans, dan Turunan ke XI Brahmaraja yang telah di Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI pada 1963 bertepatan Pula di Besakih ada Upacara Eka Dasa Ludra yang hanya diadakan 100 tahun 1 X. Menurut Cerita AA Ngurah Darmaputra SH yang datang pada malam 6-1-2010 di Pura Ibu Majapahit Beliau sering mendampingi Hyang Suryo Raja Mapahit bila Meditasi di Pura Besakih sejak 1968 bila Generasi XI Brahma ini datang dari Jawa, bahkan Kepada Lakon, Wisnu, Rupa, Biokong Edi dll di Pura Ibu malam itu Sarjana Hukum dari Puri Ukiran ini mengaku pernah dilantik Brahmaraja XI pada tahun 1970 an juga didepan Pelinggih Ratu Mas sebagai Pendeta Majapahit, karena seringnya mengawal Brahmaraja XI, bahkan dengan mata kepala sendiri menyaksikan ada Uang China Kuna sebesar Piring pernah Jatuh di Tempat Ratu Mas ketika ada Mangku menunjukkan Kalung Uang China Kuna kecil "Kalau Orang Majapahit mesti punya ini....." kata Mangku sambil menunjukkan Uang China Kepeng di Lehernya, belum selesai berkata tiba tiba "KLONTENG" ada benda jatuh setelah dilihat ternyata Uang China Kuno sebesar Piring Jatuh, Kontan sang Mangku Percaya kalau Hyang Suryo Orang Majapahit bahkan raja karena Uangnya Besar tidak umum, lalu Kopi dan Jajan disuguhkan Demikian Cerita Pria Paruh baya yang kerja di LIBI Belanda ini dengan serius dan masih banyak lagi Cerita Pengalaman nya Mengawal Sang Raja yang cukup mengherankan dan Dekatnya Turunan ke XI Dewa Brahma ini dengan Alam Leluhur, Juga Waisak tahun 2000 di Candi Bayalangu Tulung Agung Darmaputra bercerita Bulan Muncul setelah Sang Brahma berkata "Sebentar lagi Bulan akan kelihatan.." benar juga kondisi Langit Gelap dan baru Hujan langsung Bulan muncul bersinar Terang menyingkirkan awan Tebal dan Gelap "Jadi saya tidak heran mendengar Cerita di Pura Besakih kemarin" kata Pria yang dipanggil Rah Tut ini sambil selalu mengangkat HP nya yang selalu berbunyi dan akhirnya pukul 21.00 pamitan karena di Telpon Ngurah Harta ahli Ilmu Raja Leak katanya.Setelah menghaturkan Pejati Ketua Bidang Hukum Pura Majapahit ini ngeloyor pergi meninggalkan Pura Ibu Majapahit Jimbaran.

Kembali ke Besakih, tepat Jam 22.00 WITA menyusul datang Rombongan Rektor Universitas Mahendradata DR Arya Wedakarna yang mendapat Predikat Rektor Termuda di Dunia masuk Musium Rekord Indonesia {MURI} juga DOKTOR Termuda di Dunia juga masuk MURI, Pemrakarsa Ganesha Tertinggi di Dunia juga masuk MURI, Pemuda yang bisa Memimpin 800 Organisasi di Seluruh Dunia yang disebut Pemuda Terpandai bidang Organisasi se Dunia juga masuk MURI , Juga Pemrakarsa Kitab WEDA Terbesar di Dunia juga masuk MURI dll Langsung berdo'a di Pelinggih Ratu Mas, Kemudian Panitia Acara Besakih Wayan Swantika dengan Pengeras Suara meminta Brahmaraja XI untuk bisa datang ke Pelinggih Ratu Mas guna Menaksu Topeng / Tapel Gajah Mada dan Kebo Iwa. Demikianlah Brahmaraja yang masih Meditasi di Pelinggih Brahma Menghentikan Semadi nya kemudian dengan diiring Gamelan Bale Ganjur Hindu [Siwa] dan Musik Barongsai China [Buda] berjalan menuju Pelinggih Ratu Mas, Memasuki Pelinggih Ratu Mas Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Surya ini langsung Kakinya dibasuh oleh Mangku Budi habis membasuh Kaki Raja Majapahit anehnya Mangku ini langsung jatuh tertelungkup tak sadarkan diri dan diangkat serta di Tirta agar Sadar lebih aneh lagi begitu Sadar Sang Mangku Langsung Menari dengan Kaki Satu tak lama tubuh nya Kaku berdiri dengan Posisi Aqintia yaitu berdiri kaki satu diangkat Mirip Rahwana Bertapa untuk menyadarkan sampai ditidurkan dan Para Biku Bikuni Buda dan Para mangku menyirami Tirta agar Sadar, Setelah Sadar malah Menari lagi dan Semua bahkan ikut menari ada yang Teriak Teriak "MAHARDIKA... MAHARDIKA..." 

Demikianlah suasana akhirnya hiruk pikuk pada Menari sesuai Kepercayaan China Bahwa Ratu Mas atau Dewi Kwan Im adalah SANG PENARI maka terbuktilah Bahwa Dewi Kwan Im atau Ratu Mas Hadir bersama Pengawal Pengawalnya lalu Menari. sambil meminjam Raga Orang yang hadir dan disebut Kapeselang / Kerauhan Leluhur, Demikianlah Acara Malam Tahun Baru 2010 yang sangat Aneh dan Mengherankan dengan Awal Kedatangan Brahmaraja XI di Besakih yang kondisi Hujan Lebat langsung reda ketika Raja majapahit Masa Kini turun dari Mobil dan menghunus Keris lalu mengarahkan ke langit di teruskan berjalan sejauh 1 Km menuju Pura Brahmaraja diiringi Pasukan Membawa Tombak Kembar berbaris kiri dan kanan, diiringi Putra Putri Kampus, Truna Truni Bali, Siswa Siswi Hindu, Para Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Mahendradata, Para Utusan World Hindu Youth Organization, Forum Intelektual Muda, Masyarakat berbagai SARA [Suku, Ras dan Agama] bahkan ada Ustad bercelana Panjang dan untungnya segera diberi Sabuk Kain berwarna Kuning seperti Jago Karate memakai Sabuk / Ban Kuning karena masuk Pura adat Bali harus pakai Ubet kalau tidak berpakaian Adat semuanya naik keatas Pura Besakih mengiring Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Majapahit Masa Kini.

[Pandangan mata]

Tuesday, January 5, 2010

KERIS DAN KERAUHAN

KERIS menurut Ida Pedanda Made Gunung adalah PRATIMA jadi Sangat di Sakralkan, di Upacarai pada Tumpak Landep dan di Odali dengan Sesaji sebagai mana mestinya. Keris dibuat oleh Empu dengan cara Pati Geni atau tidak memakai Api Tapi di Pijit Pijit hingga berbentuk Keris dan bekas Jari Sang Empu masih melekat pada Bilah keris, Pada malam tertentu Hingga Tampak Bintang Rasi Tertentu pula mungkin Bintang Calon Pemilik Keris Sang Empu berada di Wuwung Rumah Sambil memandang Bintang membentuk Keris dengan tangannya bila Bintang Hilang kegiatan dihentikan, Keris tersebut Juga di Isi dengan Mantra Mantra yang disebut Mantra Anymisme dan Dinamisme yaitu Benda diberi Kekuatan dan dipercaya punya kekuatan, Benda di Beri Roh dan kemudian dipercaya mempunyai Roh dan Hidup ini Kepercayaan nenek Moyang Kita Zaman Dahulu lalu dipakai Para Empu yang juga Pertapa dan Abadi tidak Bisa mati jadi Dewa lihat Film Kera Sakti dari China dimana ada Dewi Kwan Im dan Para dewa dewi bahkan Raja Langit, Laut Timur, Raja Bumi dll. Juga ada Berbagai Pusaka untuk berbagai Kegunaan seperti Pratima,  Jadi Sebuah Keris Tentunya punya Kekuatan Metafisika, juga Bahannya "meteorit" Dimana bila ada Sinar CLOROOOOOT jatuh ke Bumi Sang Empu mengejar dan me mungut nya untuk PAMOR Keris, Hingga Keris mengandung Radio Aktif bahkan mengandung Nuklir hingga bisa menghidupkan Lampu Neon tanpa Trafo di Gebyar Mistik 2000 di Hotel Satelit 1996, Jadi keris adalah Benda Superior Buatan Empu yang hanya ada di Nusantara sudah diakui UNASCO bahwa Keris adalah hasil Karya Empu kita. Jadi Jelas bila di Pegang atau di Upacarai Roh nya Turun dan bisa bikin KERAUHAN

Seperti Peristiwa di Pura Besakih 1-1-2010 dimana Para Gadis bisa Menari dalam keadaan Trans, Padahal Banyak Pusaka yang ikut ke Pura Terbesar di Dunia yang masih di Upacarai selama 1000 tahun ini. Jadi marilah Kita bangga dengan hasil Karya Para leluhur Kita yang dikagumi Dunia biarpun sebagian besar masyarakat kita tidak percaya karena menganut Buku Arab yang Paling Benar dan Memang Benar mengalahkan Ilmu apapun di Dunia ini dan Menganggap Keris adalah barang yang di haramkan [Rubrik Halal dan Haram Trans TV minggu] atau Musrik dan Syirik "....Majelis Ulama malah tidak tahu, karena yang dibaca hanya Quran" ucap Gus Dur mengeritik MUI disiarkan  ulang di TV ONE  4-1-2010

Jadi inilah Ilmu kita yang juga sudah di BUKU kan olleh Para Pakar Keris termasuk Empu Soegeng Wijono dari Jogja yang Memberi Nama semua Keris Pura majapahit yang sejak 1-1-2010 di Pamerkan di Gedung Musium Pura Ibu Majapahit Jimbaran, Pameran ini menampilkan Sepasang Keris [Twin Exbition]

Jadi puluhan Pusaka dan Meteorit yang Sepasang atau Kembar, Jadi dengan memiliki Pusaka  Kembar tidak terjadi Efek Sampingan Karena kalau Punya sebuah Keris Ternyata Keras dan Panas Maka pemilik biasanya Keluarganya Sakit Sakitan karena tidak di Upacarai sebagaimana mestinya atau tidak pernah diberi Sesaji ini yang disebut Setan oleh Agama Islam dan Musrik lalu Keris harus di Buang atau di Larung, Tapi bila punya Sepasang tentunya ada Peredamnya jadi Yang Panas diredam Keris yang Dingin demikian seterusnya dan sebaliknya, Jadi Keris adalah Hasil Karya yang ADILUHUNG hingga di Kagumi Dunia Bahkan di Koleksi hampir Seluruh Dunia Penggemar Keris, Jadi di Bali Keris adalah Pratima dan Adat bali memang tidak Boleh di Pamerkan, Pameran Pertama Keris di Bali adalah Hyang suryo, Hingga sudah diberitakan berbagai Media Sebab dan Mengapa Pameran itu.

Kita harus memperkenalkan Karya Para Empu kita pada Generasi Muda agar tahu akan Kehebatan Karya leluhur, Tapi Pameran di Bali juga selalu di Beri sesaji bahkan di Odali pada Tumpek Landep dan Pernah Terbukti Keris Gajah Mada bisa Merontokkan Pohon Beringin di Puri Anom Tabanan bali [Jawa Pos Radar Bali Juli 2004], Menolak Hujan di Besakih 1-1-2010 yang membuat Kagum Ribuan Undangan dan delegasi Manca Negara [World Hindu Youth Organization] juga Touris yang kebetulan datang hingga Mereka mengakui Majapahit masih Ada dan Raja majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI Menaksu Tapel Sekaligus Menghibahkan nama "SRI WILATIKTA" kepada Pemuda Terpandai di Dunia dan DOKTOR serta REKTOR Termuda di Dunia yang Percaya Pada Pratima dimana Pratima Siwa Parvati dan Durga Mahisa Nandini berani di masukkan Kampus Mahendradata untuk di Upacarai Padahal Para mahasiswa nya terdiri dari berbagai Suku, Ras dan Agama [SARA].Yaitu Pemuda Wedakarna yang juga Ketua Pemuda Hindu Seluruh Dunia.yang Keturunan Raja Bali Majapahit.

Sebetulnya Roh dari Keris bisa dilihat seperti di Foto keluar NAGA nya, Roh ini tanpa Keris memang sudah ada Menjadi Pelindung, Tapi agar Bisa menetap Maka oleh Empu dibuatlah Keris Rumah Naga dan naga sebagai Roh nya hingga bisa dibawa bawa untuk Piandel, Adat Jawa Pria harus Punya Keris, Dan Jaman majapahit Keris memang selalu di Bawa Bawa, Bung Karno pun selalu membawa Keris yang didalam Tongkat Komando nya yang tak pernah Lepas dan selalu dibawa malah Tongkat Komando Bung Karno ini bisa mendatangkan Hujan, Sebelum Keluar Bandara Tuban [sekarang Ngurah Rai] Bung Karno menghunus Kerisnya dan Komat Kamit sebentar tak lama Turun Hujan lalu Bung Karno dengan Mobil terbuka diiring Para Pengawal meninggalkan Bandara dan jalan basah bekas Hujan jadi tidak ber DEBU Mobil Bung Karno pun aman tidak terkena Debu karena Mobil nya Kap Terbuka, Masyarakat sepanjang Jalan menyambut Beliau membawa Bendera merah Putih Kecil, dan bila terburu buru dan memakai Mobil tertutup tentunya Bung Karno tidak perlu mencabut Keris untuk mendatangkan Hujan untuk menghilangkan Debu Jalanan, Jadi Inilah Anehnya Keris yang bisa mendatangkan Hujan dan Pasangan Keris ini Tentunya bisa Menolak Hujan. Ada juga Keris kalau dihunus Datang Angin Ribut atau mengundang Bhatara bayu.untuk mendatangkan "Angin Agung Aggergisi" maka robohlah Pohon Pohon dan Rumah maupun Sekolah [TV 2/1]

Dahulu Keris ada Lontar mantra nya, Tapi karena pemilik sudah Hafal Mantranya jadi Lontar disimpan atau ada yang sengaja dibakar agar Orang lain tidak bisa menggunakan lagi, jadi bila di pegang Orang yang tidak Tahu Mantra / Pasword nya Keris ini tentunya tidak berguna hanya sebagai Koleksi saja. Keris bila diketahui Mantranya bisa Terbang mengejar musuh, Ini Oleh Pakar dunia diakui Keris adalah Nenek Moyang nya Peluru Kendali yang juga pakai Pasword untuk meng aktifkan , Jadi Cikal Bkal Peluru kendali Adalah Keris, jadi kita patut Bangga bahwa Hasil Karya Empu Kita adalah Asal Mula atau "kawitan" Ilmu Tehnologi Masa Kini yang diakui Dunia, Hanya saja karena Pemilik Tehnologi justru tidak mencintai Hasil Karya Leluhur dan Tanah Airnya karena hanya belajar Kitab Arab tadi tanpa mau belajar Kitab kita sendiri, Bahkan malah kitab Sendiri dimusnahkan dinggap Musrik, Contoh Buku Buku China yang ber Pengetahuan Tinggi malah dilarang dianggap Kitab Komunis Tidak ber Tuhan, Buku Buku Bung Karno yang mengajarkan Cinta Tanah Air [Nasionalisme] Penyatuan NASONAL-AGAMA dan KOMUNIS juga dilarang dianggap PKI, Buku Buku Tan Khoen Swie Tentang majapahait ber Aksara Jawa mengajarkan Mokswa pun dilarang dianggap Melecehkan Islam, Lha ini kita jadi Bangsa yang Bodoh jadi kalau 1965 umur 10 tahun 2010 kan 60 tahun Lalu Umur sekian ini sangat Minus dan tidak mengerti apa apa ngertinya Kitab Arab ya kita maklum dan menyadari hingga kita jadi bangsa Budak dan Tolol di Bumi juga tidak punya Jati Diri, Jadi saat ini kita sedang mulai dari NOL untuk kembali menjadi "JAWA" malah Orang Asing yang disebut Jawa "Kok Jowe men Chino iku...." ada lagi "Kok Jowomen Londo iku..." di Jokja Oreng Bule sangat Fasih bahasa Jawa Halus, Lomba Gamelan yang Menang Group / Seke Bule dari New Zelan, djadi Orang baik malah bukan Orang jawa "Masya allaaaah Wong Jowo kok gak Jowo..." Kata embah Putri melihat Istri di Kontrakkan Orang Arab sambil urunan Uang untuk berobat cucunya yang tertular sakit Kelamin Arab akibat di Konrakkan. Jadi inilah Contoh bahwa kita tidak Cinta pada Budaya Adat yang Adiluhung.malah cinta Arab.

Jadi inilah Cerita KERIS Pusaka Leluhur yang masih Eksis dimiliki Segelintir Kolektor, Atau kalau di Bali masih di sakral kan ditaruh di Pura / Mrajan dan di Upacarai tiap hari tertentu dan di Odali waktu hari Tumpak Landep, Dan masih Punya Roh serta KEKUATAN yang bisa merobohkan Pohon Beringin, Menghentikan Hujan, Menyingkirkan Awan Gelap dengan mendatangkan Angin dll yang patut di Lestarikan agar Generasi mendatang masih punya Peninggalan leluhurnya dan Punya Kebanggaan Bahwa kita Bangsa Yang Besar dan Sakti, sebab di Arab tidak ada Orang sakti hanya Modal Buku Arab kita tertipu,justru Bangsa kita yang Sakti, Lihat itu Kalau Menghancurkan Achmadiah, Kerukunan Agama, Gereja dll Habib Arab nya cuma Satu lainnya ya Bangsa Sendiri yang di Perbudak, Jadi kita hancur karena menghadapi Bangsa sendiri yang tahu Kesaktian kita, Buku Arab hanya mengajarkan bagaimanan Menumpas selain Islam, dan menggunakan Orang kita sendiri, Seperti Penutupan Pura Majapahit Trowulan yang Pusaka Pusaka nya kini di Bali, itu justru Orang Jawa sendiri seperti Kyai Haji [KH] Nurhadi yang Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa [PKB] yang didirikan Gus Dur dan semestinya Melindungi Pura majapahit yang Oleh Gus Dur Adat China saja di Bebaskan dari Belenggu sejak 1966 malah oleh Nurhadi dirubah jadi Partai Kebangkitan Arab dan Menutup Pura Majapahit, juga Nurhadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mojokerto harusnya melindungi Rakyat malah memerintahkan Imam Karyono Menyerbu dan nge Bom serta gagal lalu menutup Pura Majapahit yang dianggap tidak Berbudaya Arab padahal yang dipakai Nama PKB nya Gus Dur waktu itu hingga bisa duduk di DPRD Mojokerto, ini sungguh memalukan Gus Dur yang sebentar lagi perayaan 7 harinya.dan Berjuang untuk Persatuan Bangsa, Hingga Akibat Penutupan Keris Keris Pusaka di Udang ke Bali, ini Hikmah nya hingga Terwujut Pura Ibu Majapahit Jimbaran dan Pusaka Pusaka majapahit bisa dibuatkan Tempat / Musium hingga tiap hari bisa diberi Sesaji dan Tumpek Landep bisa di Upacarai dan membuat Kerauhan. Demikianlah Cerita Keris Majapahit asal mulanya Pura Majapahit tempat di Simpanya Pusaka Pusaka Keris di Serbu Imam Karyono mau di Hancurkan bahkan di Bom tapi gagal akhirnya di Tutup Camat Trowulan 16 - 11 - 2001 dan kemarin bisa di Undang ke Besakih membuat Kerauhan setelah sebelumnya di Stanakan di Pura Ibu Majapahit Jimbaran. [Team Keris Puri Majapahit]