Monday, April 19, 2010

EMPU SINDOG KAWITAN MAJAPAHIT

Pada Abad VIII - XI Zaman Kejayaan Candi Budha Borobudur disebutkan bahwa Jendral It Sing dari China belajar Budha di Candi ini, Juga Perjalanan dari China ke Borobudur [Sambara Budura] hanya Liang Ko Lipai [2 minggu] sedang kalau mengikuti Jejak Tong Sam Cong dan Kera Sakti Sun Gao Kong ke Indus Utara Kerajaan Pali [sekarang Bali pelestari Adat] dan Tibet butuh waktu 38 tahun karena jauhnya melewati padang pasir 5 X Pulau Jawa, sedang ke Pulau Bu To San cae Nan Hay [Pulau Emas atau Jawa] Tempat Budha Dewi Kwan Im hanya singkat karena lewat Laut Nan Hay atau Laut China Selatan, Dan Pendaratan Perahu China untuk ke Borobudur adalah di Pantai Emas Cin Kwang Si [Sekarang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang] dan dengan Kereta dan Kuda hanya sehari menuju Borobudur, Jadi jelas disini Aliran Budha Borobudur dengan China hampir sama pada abad IX [penulis Sejarah Orde Baru tidak berani mencantumkan China karena Indonesia tidak hubungan dengan China Komunis jadi banyak Rekayasa Sejarah dan penulisannya anti China sejak 1966 sebab menyimpan Tulisan China bisa dibunuh baik keluarga maupun lingkungannya karena di Cap Komunis tidak ber Tuhan atau Atheis yang tidak boleh hidup di Indonesia menurut Tokoh Islam waktu itu contoh Prof. DR. Slamet Moeljana menulis Sejarah Majapahit dari Informasi Klenteng China bukunya malah di Bredel dan Beliau lari mengajar di Universitas Nan Yang Singapura, jadi Orang tabu menyebut China dan di Media Orang China disebut Binatang Ekonomi, tapi kini malah China Raja Ekonomi Dunia dalam Perdagangan Bebas ini bahkan sampai detik ini Islam selalu berkata "Bahaya Laten Komunis" padahal Barang murah China banyak menolong Orang miskin kok Bahaya?],

Kemudian datanglah Empu Sindog dari China Abad IX yang disebutkan bernama Miaoli Busan [Bu To San} Mendirikan Kerajaan Kahuripan [Koripan China Ko Li Pan] di Jawa Timur di Gunung Penanggunagan Thay San dimana kini masih tertinggal Candi Patirtan Jolotundo atau Banyu Wiku [China: Biku atau Pendeta Budha] yang menuliskan Nama Airlangga dan Udayana pada sisi 2 Kolam tempat Penampungan Air Suci yang kemudian menjadi Pancuran Naga, Juga di Candi Belahan dibalik Candi Jolotundo ditemukan Patung Airlangga naik Garuda yang menjadi Koleksi Musium Adam Malik [Mantan Wapres] Patung Wisnu naik Garuda ini diapit Kedua Istrinya yaitu Dewi Sri dan Laksmi yang buah dadanya mengeluarkan Pancuran Tirta, Candi ini ini diatas Desa Kunjara Wesi masuk Pandaan Pasuruan, sedang Jolotundo  masuk desa Seloliman Mojokerto jadi Gunung Penanggungan masuk 2 Kabupaten separuh barat masuk Lemah Tulis tempat Empu Bharadah Pasuruan separuh masuk wilayah Majapahit Mojokerto sekarang ini, Musium Trowulan dan Kadhiri juga mempunyai Patung Airlangga Naik Garuda terbuat dari Batu Andesit setinggi 2 meter yang di Musium Kadhiri Hancur dan di Utuhkan kembali dengan Semen Hancurnya di Kepruk Sunan Bonang, Airlangga adalah cucu Empu Miaoli Busan Dinasty Sindog yang Leluhur Beliau 1500 tahun lebih tua adalah Raja Miao Ciang [Miao Tu Huang] Ayah Miao San Dewi Kwan Im yang disebutkan ber Istana di Pulau "Bu To San" Laut Selatan [Nan Hay] juga Miao San bernama " Nan Hay Niang Niang " atau Putri Laut Selatan yang di Jawa hingga detik ini juga dipercaya Ratu Laut Kidul yang menguasai Laut Selatan / Kidul ada dan sangat dihormati yang disebut Ratu Mas serta selalu di Larungi sesaji dan di Hotel Pelabuhan Ratu juga disediakan Kamar Kosong untuk Ratu Laut Kidul dan diberi Sesaji, di Bali disebut Ratu Mas Maketel yang Pura nya selalu ditepi Laut Selatan, sedang Empu Sindog juga disebut Darma [Budha] Wangsa [Dinasty] atau Dinasty Budha ini disebabkan Ibu Budha Sidarta Gautama adalah Putri Miao Ha Wa Na dari Kerajaan Sakya jadi Empu Sindog pun berhak mengaku sebagai Turunan Budha Sakyamuni dimana di Bali juga ada Pura Sakyamuni [Sakenan] se Jaman dengan Mahendradata Putri Empu Sindog yang juga Permaisuri Udayana Raja bali yang menurunkan Airlangga kemudian punya Anak Jayasabha Bhatara Jenggala dimana saudaranya Jayabhaya menjadi Raja Kadhiri setelah Kahuripan dipecah Empu Bharadah dengan Kendi menjadi Jenggala dan Panjalu [Kediri] yang wilayahnya sampai Jawa barat yang bernama Panjalu juga ada Candi Cangkuang Tempat Abu Tan Sam cay Pendiri Cirebon Candi ini satu satunya yang utuh di Jawa barat terletak di Tengah Danau Angker Panjalu, Jadi Empu Bharadah membagi 2 Kahuripan sesuai Prasasti Joko Dolog yang ada di taman Apsari belakang Patung Gubernur Suryo dan sebelah kantor PWI [Persatuan wartawan Indonesia] Surabaya Jawa Timur dengan angka tahun 1211 Saka atau 1289 M  Zaman Prabu Kertanegara Bhatara Siwa Raja Singhasari memerintah Tanah jawa, dimana Jayasabha III Wisnu Wardhana Bhatara Jenggala yang bergelar Brahmaraja Wilatikta mengawini Putri Raja Miaoli yaitu Putri Yulan dan Putranya Arya Cakra Wisnu Wardhana mengawini Putri Tri Bhuwana Tungga Dewi Ratu Majapahit III hingga menurunkan Raja Terkenal Hayam Wuruk jadi Empu Sindog Adalah Kawitan Raja Raja majapahit juga.ditambahkan Cucu Wisnu Wardhana Brahmaraja II [Jayasabha IV] yaitu Arya pangkaja China dengan Abhiseka Brahmaraja Wilatikta V Bhatara Jenggala yang lama di Bali ber Guru pada Empu Galuh di Air Hawang Pura Tuluk Biyu dan pulang ke Majapahit 1425 menikahi Rani Suhita Ratu Majapahit VI [1427-1447] yang juga cucu Hayam Wuruk, Hingga di Bali nama Arya Pangkaja sangat di kenal karena Keturunan ke VII Mahendradata juga yang Permaisuri Raja bali Udayana. Arya Pangkaja China Tewas 1448 dan di Candikan di Paramawisesapura desa Lelangon sebagai Brahmaraja Wisesa, Bali nama lelangon sangat Populer juga disamping Pangkaja China. Yang aneh Putri Kang Tjieng Hwie Permaisuri Sri Jaya Pangus Raja Bali juga bergelar Sri Dewi Pangkaja China apakah ini berkaitan dengan Dinasty Empu Sindog dari China masih membutuhkan Silsilah Keturunan Beliau di Bali

Empu Sindog di Candikan bermotif Stupa Budha di Loceret Anjuk Ladang [Sekarang Kabupaten Nganjuk] tak jauh dari Candi Empu Sindog juga ada Candi Ngetos Tempat Abu Prabu Hayam Wuruk Raja Zaman Keemasan Majapahit, dimana Pratima Empu Sindog yang di Manivestasikan Dewa berkepala 4 yang di China disebut Se Mien Fo yang kesatuan Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa [Tri Murti] 10 Maret 2010 dibawa mengunjungi Candi nya di Loceret oleh Brahmaraja XI atau keturunan ke XVIII Empu Sindog untuk pertama kalinya sejak 500 tahun keruntuhan Majapahit dan Pratima Empu Sindog sempat di Upacarai Tumpeng di Candi Budha nya Loceret untuk pertama kalinya juga sejak 500 tahun Keruntuhan majapahit habis Upacara langsung Hujan lebat di Jawa terus menerus sampai di Bali bahkan ketika Odalan Ibu ada Gempa 2 X di Aceh dan banyak kecelakaan Udara dan Laut [TV] hingga hari penulisan ini, Orang China dan Trah Empu Sindog hingga Majapahit dan kini Bali adalah selalu memuja Leluhur Kawitan nya, Jadi Pura Majapahit Hyang Suryo atau Brahmaraja XI juga memuja Kawitan dimana Kawitan Majapahit Brahmaraja dan Ratu Mas yang juga ada di Besakih, tapi juga Kawitan lebih Tinggi yaitu Empu Sindog dan Leluhur dari China hingga Budha dan Dewi Kwan Im, ini juga bisa dibuktikan kalau Pat Mo Cou Su Pendiri Siao Lien Se [Siao Lim Si] adalah Generasi Budha ke 28 yang di Puja sebagai Budha Maitrea, sedangkan Budha Tertua adalah Sakyamuni Sidarta Gautama atau Putra dari  Putri Miao Ha, Wana [Putri Asli] dari Kerajaan Sakya Permaisuri Raja Kapilawastu. Jadi Bali pun Budha nya sangat Tua seperti Peninggalan di Kali Buk Buk Lovina yang sama dengan Zaman Borobudur dimana Pratima Budha berusia 1000 tahun Zaman Empu Sindog milik Brahmaraja kini dibuatkan Stupa di Kali Buk Buk diatas Tanah Hadiah Gusti Sentanu kepada Brahmaraja XI, Juga di Bantang Banua sukasada diatas Tanah Puri Surya majapahit hadiah Gusti Latria kepada Brahmaraja Wilatikta XI yang lebih dikenal Hyang Surya..Hal ini disebabkan Pura majapahit Trowulan di Tutup tidak boleh Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun sejak 2001 oleh Camat Trowulan atas perintah Imam Karyono sekarang diangkat jadi Takmir, ikut Menyerbu Pura Majapahit dan Dalang Penutupan Guru SMP Islam Khoirul Huda yang juga Ketua Pemuda Ansor dan KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB [Anti Gus Dur] dan Anggota DPRD Mojokerto 1999-2004 seiring Jatuhnya Gus Dur yang membebaskan Adat China hingga Barongsai untuk Pertama kalinya berdemontrasi di Pura majapahit Trowulan Juli 2001 pada Sejit Odalan Ibu Dewi Kwan Im yang membuat marah Orang yang anti Gus Dur dan China hingga November 2001 Pura di Serbu dan di Bom Kelompok Imam Karyono tapi gagal yang nge Bom disambar Petir, akhirnya di Tutup Camat Trowulan dan ironis Sang Camat langsung Struk dan Tewas setelah 4 tahun dirumah sakit.Sampai Hyang Suryopun tidak diberi KTP Trowulan karena RT Bapak Soemono dan RW KH Sabar dipecat Karyono diganti Kerabat sang Imam yang pro Arab agar bisa mempersulit Hyang Suryo termasuk pembuatan KTP juga Lurah pun diganti baru, dan Kepolo Dusun Unggahan Segaran dengan meminta biaya 50.000,-[2005]untuk ngurus KTP juga tetap tidak keluar hingga Sang Kepolo yang bernama Setiyo Meninggal Dunia [2009] Termasuk Sertifikat Tanah dan Rumah Hyang suryo yang oleh Kepolo Dusun Setiyo 1997 disuru ngurus dan meminta Surat Surat Tanah dan sampai kini belum keluar, 2002 DR Made Warka Pengacara Hyang Suryo  mendatangi Yono Pegawai kecamatan yang bagian Tanah yang ngurusi ke BPN [Badan Pertanahan nasional] mengaku memang Hyang Suryo sudah mendaptar Sertifikat Proyek Nasional  [PRONA] yang dibiayai Bank Dunia tapi Hyang Suryo masih dikenakan biaya 180.000,- rupiah waktu itu 1997, Tapi belum keluar juga itu Sertifikat padahal yang lain sudah pada jadi. Menurut DR Made Warka tidak masalah yang penting ada catatan bahwa sudah di Sertifikat kan melalui PRONA yang dibiayai Bank Dunia dan memang lama karena di kirim ke UNESCO di Proses Bank Dunia di Inggris, Belanda dan Amerika baru kembali ke Indonesia kelak untuk Warisan Anak Cucu.

Peninggalan Budha yang masih di Upacarai adalah yang paling Jelas Pura Durga Kutri Mahendradata di Buruan Blahbatuh Bali dimana Pura ini Lestari selama 1000 tahun, Mahendradata yang Putri Empu Sindog atau Darmawangsa yang di China dikenal sebagai Miaoli Bu San sampai Keturunan ke V nya yaitu Brahmaraja juga mengawini Putri Miaoli juga yang Dinasty ini sudah ada sejak 3000 tahun lebih tinggi tentu Pithecan Tropos Erectus berusia 1,9 juta tahun di Solo dan China yang sama dan Sebangun diteruskan Fosil Mongoloid yang banyak ditemukan di Pesisir Jawa Utara dan China juga Fosil Boyolangu Jenggala dimana DNA Orang Jepang sangat cocok dengan Fosil ini hingga Jepang mengaku berasal dari Boyolangu Jenggolo, Pemujaan Kawitan ini terhenti di Jawa pada Era keruntuhan majapahit 1478 [ 1400 Saka ] dimana Pergantian  Masuknya Islam yang menggantikan Siwa-Budha dengan Perang dan Penjarahan, disebutkan dalam Sejarah Kadhiri bahwa Orang Majapahit di Tumpas dan Lari ke Gunung Gunung dan Bali setelah Kerajaan Demak dengan Wali Songo nya menghancurkan Majapahit Trowulan dan Kitab Kitab Buda dibakar dan dilarang di pelajari diganti Kitab dan Ajaran Arab dan Walisongo mengangkat Fatah Abdulhamid Khaq sebagai Sultan Demak, Hingga kini Sejarah Majapahit Orang jarang mengetahui karena di Lenyapkan "Sirna Ilang Kertaning Bumi" dan banyak direkayasa oleh Agama Islam Seperti Ken Arok disebutkan Perampok dan Pencuri pada Era Islam tapi tidak masalah yang penting bisa terbit dan dibaca Orang ini juga Trik Pujangga waktu itu agar bisa Terbit dalam Bahasa Jawa Baru era Islam Tanpa nama Pengarang  bukan Jawa Kuno seperti Negarakertagama Empu Prapanca, ditambah Rekayasa Sejarah Orde Baru yang Anti China dan mau menghilangkan Sejarah Bung Karno dan Ajaran Persatuannya Pancasila yang diambil dari Kitab Sutasoma Majapahit, Islam Pemuja Allah yang memang bertentangan dengan Adat dan kepercayaan Kuna Majapahit yang memuja Leluhur yang pada kitab Taurat Hukum ke V Allah juga mengharuskan menghormati Orang Tua / Leluhur agar mendapat Surga dan usia yang Panjang lha Orang sekarang tidak berumur panjang malah mati muda jadi Budak di Arab, Tidak dapat Surga karena susah makan nasi aking melarat hingga kerja di Arab pulang mati,  Kitab Tourat   ini tidak dipakai Islam karena bukan di Quran Padahal Nabi Muhammad juga menyuruh Mempelajari Injil, Tourat dan Jabur di Jakarta Aliran Kepercayaan Injil, Tourat dan Jabur malah di Tangkap [TV] terkena Gebug PNPS / UU no. 1 / 1965, dituduh melecehkan Islam ini memang keharusan sebab belajar Injil, Tourat dan Jabur Orang akan Pandai dan Mengerti Baik Buruk tidak mau disuru Jihad dan Ngebom Bunuh Diri jadi ada baiknya di tangkap agar Orang Tetap jadi Tolol dan Dungu hingga mau dijadikan Budak dan Teroris Pem Bom Bunuh Diri yang mati nya disambut Bidadari, Setelah Rafles Gubernur Jendral Singapura dari Inggris menguasai Jawa [1811-1819] menemukan Candi Borobudur dan memugarnya sedang selama 350 tahun Pemerintah Nederland Indie Belanda menyelidiki bahkan memugar candi Candi Peninggalan masa lalu serta membebaskan Penulis Sejarah seperti Tan Khoen Swie berkreasi menerbitkan Buku Aksara Jawa dan China serta dilindungi Hukum untuk pengetahuan Anak Cucu tentang leluhurnya hingga Kemerdekaan 1945 oleh Bung Karno yang percaya ramalan Jayabaya saudara jayasabha. Yang meramal Belanda akan kalah dengan Tentara Budha jepang yang pendek dan berkulit Kuning.

Sayang nya 1965-1966 Kembali Islam menumpas Jutaan Orang yang sudah mulai mengenal Sejarahnya dan juga memuja Leluhur dengan bebas akibat Pancasila Dasar Negara yang diambil dari Kitab Sutasoma majapahit serta Kesatuan Nasional Agama dan Komunis [NASAKOM] dimana Bung Karno erat bersahabat dengan China, ini membuat Islam yang Anti Persatuan ketakutan dan berhasil Menumpas Bung Karno dan Pengikut nya sampai ke Akar-Akar /Bayi nya, Kembali Buku Buku Ber Tulisan China dan Jawa di Larang dan di Musnakan yang ketahuan menyimpan di Bunuh di cap Komunis, bahkan Pemujaan Leluhur seperti Klenteng dan Punden / Candi Leluhur Keramat pun di Hancurkan dan di Larang pokoknya adat China dan Jawa Orang nya di Bunuh dan Ajarannya dilarang dengan dalih Komunis tidak ber Tuhan, sampai Guru Guru yang tahu Sejarah serta Ajaran Bung Karno seperti Sukarnoisme dan Marhaenisme dibunuh dengan Cap Komunis Tidak Ber Tuhan seperti Ketua DPRD Surabaya "Subarjati" diturunkan karena ketahuan Bapak nya Guru dan di Bunuh pada 1965 bisa jadi Ketua DPRD era 1980 an karena memakai nama Orang Tua Angkat di Jogja, Kalau sekarang malah ngaku "Bangga jadi anak PKI" malah bisa jadi DPR Pusat RI dengan suara Mutlak dipilih Rakyat, Jadi 1965-1966 Para Guru termasuk Guru Sekolah China yang pada dibunuh muridnya juga dikejar kejar seperti Anjing dan di Bunuh dengan tuduhan Komunis China dan sekolahnya ditutup Hingga Sejarah China yang banyak menulis tentang Mancupaik [Majapahit] tidak dipelajari yang dipelajari hanya Cerita Arab 1001 malam nya Abunawas ditambah Quran dan Hadist, sampai tahun 2000 Era Presiden Gus Dur kembali Adat Budaya China yang sudah Ribuan tahun atau Zaman Budho di Negri ini de bebaskan kembali sedang Adat Arab yang baru 500 tahun masuk Nusantara tetap berusaha menumpas dan menghambat adat Jawa dan China yang menyatu dalam Siwa-Budha seperti Bali kalau Upacara nya juga Siwa-Budha selalu menggunakan Uang China Kuna / Kepeng / Gobog yang banyak di Temukan di Kadhiri dan Nusantara bila menggali Purbakala yang usianya sudah 3000 tahun, Bahkan Para Pejabat yang dikirim Bung Karno ke China dan Rusia pun tidak berani pulang biarpun Paspor nya dicabut karena begitu pulang pasti di Bunuh karena membahayakan Islam Karena telah mengetahui ajaran dan pengetahuan akan Sejarah serta Ilmu nya karena China adalah Pencatat Sejarah contoh Jendral KKO [sekarang Marinir] Hartono Duta Besar Pyong Yang yang pulang akhirnya Mati dibunuh apalagi Orang biasa jadi daripada mati lebih baik Mbambung di Luar Negri mempertahankan Hidup untuk saksi Sejarah, sedang Islam Anti Sejarah sampai Nabi nya Muhammad saja yang menyuruh "menuntut ilmu sampai ke Negeri China"  dihilangkan Sejarahnya seperti Rumahnya di hancurkan agar tidak dikenal lagi, sedang China dan Adat Jawa malah Nguri Nguri Leluhurnya ini sangat bertentangan dengan Islam yang langsung allah hingga di Tumpas lah Aliran Pemujaan Leluhur ini sejak Zaman Majapahit 1478 hingga 1965-1966 di Ulangi lagi hingga kini dimana Penumpasan tetap berlangsung dengan Dalih Undang Undang No. 1 / PNPS 1965 yang bisa menangkap dan menghancurkan Organisasi dengan tuduhan Melecehkan Islam seperti Perusakan dan Pembakaran Kampus Kristen dan Achmadiah dimana SBY pun kalah debat karena ber Agama Islam dan harus melaksanakan Sunah [TV One], yang dituntut Penghapusan UU / PNPS 1965 yang dipakai Payung menumpas Minoritas musuh Islam Oleh Gus Dur dan beberapa Organisasi Minoritas tapi Mahkamah Konstitusi [MK] tetap mempertahankan Peraturan ini demi Islam Mayorotas 19 April 2010 [TV]. inilah nasib Minoritas yang hidup di Negara Kekuasaan bukan Negara Hukum Komentar Ahli Hukum di TV.

Ini juga MK mempertimbangkan dan di Sidang kan saat habis Berita Besar Peristiwa Makam Alhadad Penyebar Islam dari Arab atau Embah Priuk yang baru saja Terjadi Perang dimana Satuan Polisi Pamong Praja [SATPOL PP] dan Polisi Republik Indonesia {POLRI} kalah Total [K.O] sampai lari dan terkepung hingga di Evakuasi lewat Laut karena bisa di Bunuh Oleh  Pasukan Islam sebagian  berbaju FPI [Front Pembela Islam] yang membela Orang Arab Penyebar Islam dan sudah dianggap leluhur sendiri dimana di TV menyiarkan Ratusan Kendaraan Polisi dan Satpol PP di Bakar sampai anak kecilpun memukuli dan meng injak injak serta melempar batu kepalanya Satpol PP yang sudah mati,  hingga Satpol PP sampai hari ini tidak berani keluar berpakaian Dinas karena Ketakutan di Swiping [TV] sampai SBY Presiden Republik ini pun sampai Ketakutan turun  menemui para Habib untuk minta maaf padahal menemui Mahasiswa tidak mau hingga dibawakan Kerbau [TV] dan Sulit di temui Pada Urusan peristiwa Nasional seperti ada Demo ke Istana SBY bukan menemui malah pergi, tapi untuk Habib SBY malah mendatangi dan banyak waktu menemui [Foto nya SBY dan Para Habib di Jawa Pos] hingga Satpol PP Ketuanya di Pecat oleh Gubernur DKI [Daerah Khusus Ibukota] Jakarta demi menyenangkan para habib ini membuktikan tidak berdayanya Republik Indonesia melawan Habib Turunan Arab demi sebuah Kuburan Penyebar Agama Islam sedang leluhur Pencipta Pancasila malah di Abaikan sampai Penggali Pancasila Bung karno pun di Tumpas bersama pengikut nya sampai Akar/Bayi nya dan Pura majapahit Trowulan tempat leluhur pemersatu Nusantara pun rela di tutup demi membahagiakan Imam Islam Karyono yang Arab berwajah Jawa IRONIS sekali, Pertunjukan Kekerasan dan Pembunuhan yang sudah biasa di Negri ini, dimana 1965-1966 Pembunuhan Jutaan Orang yang bukan Islam dengan Tuduhan Komunis Tidak ber Tuhan melibatkan anak anak pun hal yang biasa jadi bila 1965 berusia 15 tahun sekarang kan 65 tahun dan masih bisa Cerita dengan Bangga saat Menumpas dan membunuh Orang Kafir Pengikut Bung Karno Penggali Pancasila dan Bapak Persatuan Asia Afrika sedang Islam adalah anti Persatuan terbukti dengan Kristen Jesus saja masih Perang hingga banyak Orang Islam Indonesia mendaptar ingin ikut Perang dengan Israel, yang di Cap Partai Komunis Indonesia [PKI] ditumpas oleh Islam hingga sungai Berantas dari Blitar hingga Surabaya penuh jutaan mayat, Saksi Saksi berusia 60 tahun keatas sampai detik ini masih Trauma seperti Binatang dan Pengecut serta Munafiq mau masuk Islam dan bisa bercerita tentang kejadian 1965 dimana Tidak ada Hukum Orang pada dibunuh gara gara hal Sepele seperti Enik yang Cantik di Pare Kediri Suaminya dibunuh dan Enik dikawin yang membunuh dan kini masih hidup punya Anak 3 saksi yang melihat Ibu Siti pun masih hidup, sedang kalau Istrinya tidak mau diambil / dikawin keduanya dibunuh disamping istri diambil juga Kerbau dan Harta nya diambil.juga Kuping nya di Goreng dan dimakan warnanya Biru agar Roh yang dibunuh tidak mengejar ngejar pembunuh nya imbuh Bu Siti yang direkam Video oleh [Empu Tan]  Team Investigasi yang kini jadi Dokumen Mahendradata University yang dulu bernama Universitas Marhaen juga ditambahkan Koh Hin dan Yongky [April 2010] dari Malang bahwa pembunuhan dilakukan di Singosari masuk ke barat sekarang ada Menara TV dijurang kiri jalan ribuan Kepala manusia yang di Penggal teronggok dalam jurang sedang Tubuhnya dibuang di Jurang kanan jalan, Jalannya menikung jadi waktu Orang yang dituduh Komunis di Penggal dengan Pedang yang di belakang tidak tahu karena gelap dan jalan berbelok jadi Kepalanya jatuh ke kiri badannya dibuang ke kanan yang berupa Jurang yang dalam, inilah sedikit Cerita Kekuatan Islam 1965 Menumpas Orang yang bukan Islam dan masa kini yang dengan mudah menumpas menghancurkan Kepercayaan Saptodarmo di Jokgja {TV 2009] dimana Gambar Pendirinya Sri Gautama yang Orang Pare Kediri asli jawa bukan Arab dibanting dan di Injak Injak Orang berpakaian Putih dan ber Sorban Arab yang juga memukuli Wanita Tua penjaga Sanggar dengan Tongkat dan Menendangi mirip Peristiwa Monas dimana Kerukunan Umat Beragama juga dipukuli dan di Injak Injak seperti Anjing pada hari Lahirnya Pancasila 1 juni 2009, Juga Gereja pada di Bom dan Ribuan lainnya dirusak atau dibakar berikut Pendeta dan Pembantu nya [TEMPO], dan banyak Aliran di tuduh Sesat hingga dialaog di TV pun PNPS 1965 dipakai alat menghancurkan lawan selain islam seperti Debat di TV One [2009] Habib menghina Pendeta Kristen dengan PNPS 1965 dan menyuruh membuat Fatwa, mana bisa Pendeta Kristen membuat fatwa? kan Kristen tidak Punya Mentri Agama dan Majelis Ulama Indonesia [MUI] ditambah di Gebug ayat Quran dan Hadist Arab.buku Acuan untuk mengalahkan Hukum dan buku apapun di Dunia termasuk Indonesia, itu Patung Budha Afganistan, WTC Amerika Pada hancur apalagi Indonesia yang Negara Islam terbesar di Dunia ya lebih Hancur karena selain Islam dianggap Bodoh, Dungu, Pengecut, Budak dan Binatang yang banyak mati cari kerja di Arab. Sampai Presiden Obama mau ke Indonesia pun di Tolak Islam dengan Demo sampai Patung Obama di Taman menteng pun harus di pindahkan ke Sekolah nya karena di Demo Islam..[TV]

Kembali ke Budaya Adat leluhur, Untung Bali biarpun kecil masih melestarikan Adat Budaya memuja leluhur selama 1000 tahun tanpa henti hingga menarik Perhatian Dunia, dan Adat Manivestasi pun hanya Orang bali yang bisa melaksanakan seperti Me Mokswa kan Orang yang meninggal karena tidak bisa Mokswa sendiri dengan Ngaben Memukur dan Ngalinggihan di Mrajan atau Pelinggih sebuah adat Kuna yang lestari hingga saat ini yang di Dunia luar adat ini tidak ada, Untuk Raja raja juga ada Upacara srada menjadikan Dewa Titisannya ahlinya Upacara Srada ini masih ada yaitu Gusti Madan di Puri Sunantaya Penebel Tabanan Bali Turunan Arya damar yang juga memberi Tanah untuk Tempat Pelinggih Leluhur dan Rumah kepada Brahmaraja XI, tapi berhubung Bali Rajanya hanya Anglurah majapahit maka Memanivestasikan Leluhur yang di Bali menjadi Dewa tidak berani, akhirnya Arya Kenceng dan Arya Damar di Bali belum jadi Manivestasi Dewa Titisannya sedang di Sumatra Arya Damar sudah di Manivestasikan Dewa Bhairawa itupun Candinya sudah Hancur karena sumatra Islam nya malah kuat dan Jarang Aliran Leluhur dikenal kecuali Transmigran dari Bali di Lampung yang malah berhasil membuat Pura Hindu, Dan Sulit menghidupkan Candi untuk di Puja lagi, Borobudur yang Keajaiban Dunia saja sulit dikembalikan ke Tempat Ibadah Budha karena Pemerintahan didominasi Islam Quran dan Hadist yang anti Candi dan Berhala bahkan 1983 Borobudur di Bom atas suruhan Habib Buta dari Malang Jawa Timur, jadi jangan mimpi dulu minoritas mendapat priolitas biarpun ada Undang Undang Minoritas 2009 dan UU Hak Azasi Manusia 2000 juga UUD 1945 pasti akan di Gebuk Undang Undang No. 1 / PNPS 1965 tentang Pelecehan Agama Islam ditambah Quran dan Hadist Kitab Allah nya Islam yang sudah berhasil Menumpas Jutaan Orang dengan cap Komunis tidak ber Tuhan 1965-1966 yang menjadi Sejarah kemenangan Islam Dajjal atau Lusiver, Contoh Pura Majapahit Trowulan yang Leluhur pun di Tutup Camat atasnama Pemerintah dengan SKB 1969 melarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk Apapun hingga Leluhur di Pindah ke Bali agar bisa Odalan, tapi kan tidak bisa semua karena Leluhur sangat banyak.

Demikianlah Tentang Empu Sindog yang Keturunannya masih leluhur dari Trah majapahit Jenggala, dimana di Pura Terbesar di Dunia yang masih di Upacarai di Bali yaitu Besakih masih ada Pura jenggala Jayasabha, Meru tumpang XI Brahmaraja, Meru Tumpang III Ratu Mas, Empu Gandring, Arya Kenceng dan leluhur leluhur Lainnya yang luput dari Penghancuran Islam, Bali juga atau disebut Pulau Seribu Pura [ leluhur] belakangan Era Orde Baru juga ada Pura hyang Widhi Wasya atau Pura Tuhan yang maha esa Jagadnata juga di Jawa agar Orang ber Tuhan karena Pemerintah RI dibawah Islam yang langsung Allah bukan leluhur, Sedang bikin Leluhur di Rumah malah dilarang seperti Pura Majapahit Trowulan, yang parah Kolonel Agung Purbajagad Orang Hindu dari Bali malah Rumah dan Padma Sembahyangannya di Hancurkan dan Sang Kolonel AU ini tewas dan kini bekas Padma nya dibangun Masjid Islam, sampai Orang Kristen pun tidak boleh ber Do'a di Ruko atau Rumah pasti di hancurkan Habib Pincang [TV] jadi ber Do'a dirumah harus minta Ijin yang tidak mungkin di Ijinkan nekat ya di Hancurkan jadi Kristen pun dianggap Binatang Tolol dan Dungu serta Buta Hukum dan memang tidak dilindungi Hukum karena Minoritas, jadi Orang Harus menyembah Tuhan Satu seperti Islam yang dibuatkan tempat seperti Jagadnata di Jawa, lha untung Tempat leluhur di Bali Lestari sampai kini hingga masih Untung Para leluhur bisa di Odali tiap Ulang Tahunnya, Hingga Leluhur majapahit dari Trowulan yang dilarang Odalan dan kegiatan dalam bentuk apapun oleh Islam pun bisa di Odali di Bali seperti leluhur Ibu yang odalannya jatuh Budha Kliwon Gumbreg Enyitan 7 April 2010 yang lalu dimana juga meng Odali lelhur dari China termasuk Empu Sindog dan Dewi Kwan Im serta Budha Leluhur 2500 tahun yang lalu dimana tepat Odalan terjadi Gempa 7,2 dan 5,1 SR di Aceh dan sampai penulisan ini Hujan tiada henti hingga banyak Kecelakaan Laut dan Udara, yang sebelum Odalan juga Matur Piuning ke Sangiran tempat Fosil Leluhur Mojokertotensis yang berumur 1,9 juta tahun dan Fosil Sangiran 1,4 juta tahun  yang lalu 13 Maret 2010, serta Mendak Tirta ke Pura leluhur Trowulan 29 Maret 2010.Serta membawa ke Bali Keris Naga China / Liong Kiam.

[Pandita Agung Majapahit GRP Nakha Prawiradipura dibantu Team Mahendradata University]

Thursday, April 8, 2010

EMPU SINDOG KUNJUNGI CANDINYA

Empu Sindog Pendiri Dinasty Sien Deog yang di China diakui sebagai Penemu Kalender Musim dan bisa menghitung bulan untuk kapan penanaman Padi dan Kacang agar tidak salah mangsa dan Pengairan Irigasi serta Peralatan Pertanian seperti Pacul, Arit, Sekrop, Gaharu [Senjatanya Ti Pat Kay] dll dari Bahan Baja pilihan, Empu Sindog di Nusantara di Manivestasikan Dewa Berwajah 4 meliputi Dewa Wisnu, Siwa dan Brahma foto samping, di China dikenal SE MIEN FO, Pada Tahun baru saka 1932 yang lalu sempat Berkunjung ke Candi nya di Loceret Nganjuk atau yang dikenal Anjuk Ladang, Foto samping Pratima Empu Sindog dilatar belakang Candi nya yang hancur.Candi ini terletak di Loceret Mganjuk Jawa Timur bermotif Budha sesuai yang dianut Dinasty Sindog dari China adalah Budha.

Bersama Keturunannya yang ke XVII Sri Wilatikta Brahmaraja XI didampingi Gusti Pangeran Putu Surya dan Pandita Majapahit GRP Prawiradipura serta Raden Sisworo Gautama yang sudah makan nasi putih saja selama 30 tahun menjalani Budha Jawi, Pratima Se Mien Fo ini baru Pertama kalinya dibawa ke Candi nya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit dimana yang sangat mengejutkan ketika tiba di Candi Penduduk sedang Upacara Tumpengan kemudian Pucuk nya di Suguhkan ke Pratima Empu Sindog yang masih diakui sebagai leluhur atau Danyang Desa, Hingga Pandita Majapahit Prawiradipura ikut menyalakan Dupa agar Upacara Tumpengan bisa sampai pada leluhur melalui Asap Dupa sesuai Adat Siwa Budha yang selalu menggunakan Dupa sebagai sarana Komunikasi dengan leluhur.

Sedang setelah Agama Islam Dominan dianut masyarakat pemakaian Dupa yang disebut Lidi China ditiadakan padahal dalam kitab Wahyu Allah dikatakan Malaikat pun membakar Dupa agar asap Dupa bersama permintaan Do'a Orang Orang saleh sampai kehadirat Allah dan ini tidak di umumkan demi Politik Para Pimpinan Agama Islam karena kalau Orang do'a nya langsung di terima Allah Juru do'a tidak laku jadi Do'a ke Tuhan pun di Makelari, dimana Orang Tumpengan Tanpa Dupa akhirnya leluhur tidak bisa menerima Sesaji dan seolah Sesaji Tumpeng dimakan sendiri oleh Orang Orang yang tumpengan tanpa leluhur bisa menerima karena tanpa perantara Asap Dupa, dan Mubasirlah Tumpengan tadi karena hanya untuk dimakan Sendiri, inilah keahlian Islam berwajah Jawa tapi Otak nya Arab Zaman dahulu yang berhasil Menumpas Budaya jawa yang membakar Dupa bila Selamatan agar Penduduk tetap Sengsara karena Do'a nya tidak sampai ke Leluhur dan Tuhan dan akhirnya Penduduk jadi Tolol dan Dungu, malah Kelenteng Tempat leluhur dan Banyak membakar Dupa dan umat nya pada enak dan kaya dilarang dan banyak yang di hancurkan serta Sekolah China pun di Tutup banyak Guru dan Murid nya di Bunuh karena di Cap Komunis Tidak ber Tuhan 1966-2000, sampai Tulisan China dan Patung Leluhur Empu Sindog Foto Samping disuguh Pucuk Tumpeng dibungkus Daun Pisang pun dilarang di Upacarai terbukti Pura majapahit Trowulan yang selalu mengupacarai Leluhur Empu Sindog di Tutup dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun 2001 oleh Camat Trowulan, agar Bangsa ini Sengsara jadi Budak dan Tolol dan mudah dikuasai karena terputus dengan Leluhur Kawitannya,  Lebih Tragis lagi Orang Jawa pun juga sampai jutaan di Tumpas dengan Cap yang sama padahal mereka tercatat dan diketahui tidak pernah ke Masjid karena mereka Nasional dan Komunis tapi masih percaya leluhur Adat yang sudah Ribuan tahun dan suka Tumpengan dan Nyekar ke leluhur dengan Adat Ruwat dan Bersih Desa yang bertentangan dengan Ajaran Islam yang tidak kenal Ruwatan karena dianggap Sirik / Musrik dan Nyuguh Setan kalau bikin Sesaji karena di Arab tidak ada buah buahan untuk Sesaji yang ada cuma Kurma bahkan Makam Nabi Muhammad pun dilarang dikultuskan atau di Puja Upacara, bahkan juga di Era Orde Baru Larung Sesaji di Telaga Ngebel Madiun dilarang Bupati sampai masuk Koran hingga Leluhur tidak bisa makan Turunan nya pun makan nasi Aking dan hidupnya susah kena Musibah, untung di Bali tidak dilarang dan Upacara Pakelem selalu diadakan dan Orang Bali makmur tidak ada yang mati jadi Budak di Arab, Yang mana Tujuannya menumpas selain Islam disamping menegakkan Sariat Islam adalah menjatuhkan Presiden Sukarno Pendiri Republik ini, Pencipta Nasional Agama dan Komunis [NASAKOM] dalam Kesatuan  yang berhasil Menyatukan Asia Afrika dan Penggali Pancasila Majapahit yang kini masih digantung sebagai dasar negara Republik Indonesia yang Pluralisme dan sulit dipraktekkan karena bertentangan dengan Islam yang anti Persatuan serta mau menang sendiri menganggap dirinya benar dan lainnya salah / Kafir. Dimana setelah Pengikut Bung Karno habis di Tumpas sampai Akar Akar nya Bung Karno pun dijatuhkan dan di Tahan hingga Tewas masih bersetatus Tahanan Republik yang didirikannya. Hingga nama Bung Karno pun mau dihapuskan dari Sejarah. Dan Indonesia menjadi Negara Islam dengan di Tumpasnya Nasional dan Komunis.Dengan bukti Kekejaman Islam menghancurkan Kepercayaan Lokal seperti Saptodarmo di Jogja, Penghancuran Gereja, Penangkapan Orang yang dituduh Sesat dengan dalih melecehkan Islam, Juga Orang Jawa tidak boleh menerima Wahyu selain Orang Arab kalau ada yang dapat Wahyu lalu di Tangkap Pertapaannya di Hancurkan habib seperti Pertapaan Sadek di Gunung Salak [TV], hingga Orang tidak ada yang Sakti lalu Islam sak enaknya menguasai negri ini karena yang ada hanya Orang Tolol dan Dungu inipun selalu di Intimidasi dengan cap Komunis tidak ber Tuhan hingga jadi Pengecut dan Munafik masuk Islam karena Takut dan bertingkah   seperti Binatang atau jadi Bangsa Budak Zaman Jahilliyah.

Putri Empu Sindog yang sedang di Upacarai Tumpeng oleh Penduduk setempat seperti di foto samping yaitu Dewi Mahendradata menjadi Permaisuri Prabu Udayana di Bali dan melahirkan Airlangga Raja Jawa bali yang termasyur sebagai Titisan Dewa Wisnu dan sedang di Patungkan tertinggi di Dunia dengan nama Wisnu Naik Garuda Kencana [GWK] di Bali, Berkat Mahendradata inilah Bali mengalami kemajuan dalam bidang Pertanian dan Pengairan yang sekarang disebut Subak yang di Jawa punah akibat Ajaran Islam yang saling bunuh Rebutan air seperti di Arab dahulu kala Orang minum di Oase dibunuh pemiliknya dituduh mencuri air [Film TV] seperti berita Koran dan TV sekarang disini seperti di Arab Zaman dahulu Orang pada Ribut rebutan mata air Perang antar Desa, bahkan gara gara Sawahnya tak ada air Tetangga yang nutup Saluran di Bacok celurit jadi tidak ada Subak yang mengatur Pengairan Sawah seperti di Bali yang belum dijajah Arab masing masing saling buntu Aliran Irigasi bahkan merusak pintu air Irigasi akibat pelajaran Kerukuanan dan Pancasaila tidak diajarkan lagi tapi hanya diajar Agama Islam dan bingung menghafalkan Tulisan Arab dan diberi contoh saling menghancurkan diajari pula anti Kristen dan harus menghancurkan Gereja, Anti Hindu harus menghancurkan Rumah dan tempat ibadah Hindu contoh Rumah Orang Hindu dan Sembahyangannya Kolonel Agung Purbajagad di Bejijong Trowulan di Hancurkan dan kini untuk Masjid karena orangnya Tewas 1999 , Juga Candi Tunggul Manik pun dihancurkan 9-9-1999 jam 9 pagi di Segaran Trowulan, Juga Gereja Gereja Jesus habis di Bom pada Natal 2000 di Mojokerto, dan senangnya membuat Kehancuran bagi yang tidak disenangi Habib nya, di Jawa timur juga masih banyak Prasasti Batu bertulis dengan Cap Empu Sindog Tentang pembebasan Pajak Para Brahmana dan rakyat yang telah berhasil membuat Bendungan dan Sungai baru Sudetan yaitu Kali Mas dan Kali Porong dan Irigasi pertanian hingga Kahuripan terbebas dari Banjir hal ini sekarang masih di praktekkan di Bali dengan nama Subak dan untung Islam tidak menumpas Bali dulu itu, salah satu adalah Prasasti Kemlagian didesa Kemlagen Krian, sayang tulisannya sudah tak terbaca dan tidak ada yang bisa membaca Karena bukan Tulisan Arab yang selama ini diajarkan akirnya Prasasti Tak terbaca lagi karena dirusak tangan jahil yang menganggap Aksara Setan dan Berhala semua Peninggalan sebelum Islam berkuasa, Contoh Patung Durga Mahisa Nandini / Wardhini di Trowulan yang disebut Tri Bhuwana Tungga Dewi Hancur rebah 1478 ketika Majapahit kalah oleh oleh Islam Walisongo dari Demak sekarang masuk Semarang Jawa Tengah dan 1966 tambah di Hancurkan lagi sewaktu Penumpasan Komunis dan Penghancuran Tempat Tempat Pemujaan Keramat Orang jawa yang percaya leluhur, dan dianggap Kafir Pemuja Berhala yang bertentangan dengan Quran dan Hadist,  Kini yang Tinggal hanya sebuah Relief daun Teratai yang kelihatan demikian halus dan Indahnya bila tidak Hancur mungkin menjadi Kebanggaan Bangsa yang memiliki Hasil Karya Seni Tercantik dan Terindah di Dunia melihat Pahatan Daun Teratai yang halus dan Indah maha Sempurna seolah bukan buatan Manusia tapi buatan Hyang Agung Para Dewa, Tapi kita harus maklum lha wong Patung Budha Terbesar di Dunia di Afganistan saja baru baru ini di Hancurkan dengan Bom yang ditanam atau di Bor kedalam Patung ditambah Berondongan Senapan Mesin Mitraliyur 12,7 mm hingga Hancur merotoli tanpa bekas dengan tidak mengindahkan Permohonan Para Arkeolog Dunia untuk tidak di Rusak dan Para Arkeolog malah dianggap Orang kafir dan Gila  memuja Berhala ini ada dalam Dokumentasi Film nya yang disiarkan TV seluruh Dunia, Patung Tribhuwana Tungga Dewi Trowulan yang Hancur ini hampir sama dengan Patung Batu Megalit [sekarang Patung dianggap Foto karena zaman dulu Tuan Kodak belum lahir jadi Orang membuat Foto Leluhur dengan me Matungkan] di Pura Durga Kutri Mahendradata di Blahbatuh Gianyar Bali yang Utuh selama 1000 tahun dan masih di Upacarai para Ketuturunannya hingga saat ini dimana Keturunannya ke XVI Brahmaraja XI atau yang dikenal Hyang Suryo sempat berkunjung beberapa waktu yang lalu [Cerita di Blog lain] jadi untung Bali tidak di Hancurkan Islam.

Diteruskan Pratima Leluhur Dinasty Sindog di Jawa yang awal nya dari China ini diajak berkunjung ke Candi Ngetos Tempat Abu Raja Nusantara yang Termasyur sudah bersatu dengan leluhurnya yaitu Empu Sindog sendiri di Alam Kadewatan yaitu Prabu Hayam Wuruk Raja Terbesar Majapahit di Era Persatuan Nusantara yang dirintis Maha Patih gajah Mada Era Ibunda Hayam Wuruk Sendiri yaitu Ratu tri Bhuwana Tungga Dewi yang Suaminya Arya Cakra / Jayasabha Wisnuwardhana IV putra Brahmaraja Raja / Bhatara Jenggala yang juga Bapaknya Hayam Wuruk di Era majapahit bergelar Sri Wilatikta Brahmaraja dan Permaisuri nya Ratu Mas dimana Jayasabha III yang disebut Sri Wilatikta Brahmaraja Raja Bhatara Jenggala  adalah Keturunan Airlangga atau Cucu nya dan kurang Terkenal dalam Sejarah atau Babad setelah Kawin dengan Putri China Dara Jingga hanya ngurusi Keraton Jenggala tapi ada dalam Prasasti  sebab yang lebih terkenal justru Saudara dari jayasabha yang dipercaya sebagai Dewa Brahma yaitu Prabu Jayabaya Titisan Dewa Wisnu Raja Kadhiri yang terkenal sebagai Peramal Tanah Jawa yang jadi Acuan masa kini, Jadi Prabu Hayam Wuruk adalah Cicit Prabu Airlangga dari Jayasabha Raja Jenggala dan Berleluhur Kawitan Empu Sindog juga hingga di Pura Besakih Bali ada Pura Jenggala nya juga Meru Brahmaraja dan Ratu Mas yang lestari sampai hari ini Tempat meng Abhiseka Raja Majapahit Bali DR Gusti Arya Wedakarana menjadi Sri Wilatikta Tegeh Kari Kresna Kepakisan I oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI Turunan ke XVII Empu Sindog yang terkenal dipanggil Hyang Surya Foto diatas, yang aneh dibelakang Candi Hayam Wuruk ini terdapat Sekolah Islam, yang lebih aneh justru Guru Guru Sekolah Islam ini mengadu kepada Brahmaraja XI yang akrab di Panggil Hyang Suryo ini bahwa bahasa Jawa tidak diajarkan di Sekolah Islam tapi hanya bahasa Arab yang diajarkan, ini mengingat tata bahasa Brahmaraja XI yang fasih berbahasa jawa dan sangat Halus dan Mendapat Penghargaan Pusat Lembaga Kabudayan Jawi Surakarta sebagai Pamong Pembina Budaya yang membuat Para Guru Islam ini terharu dan merasa sebagai Orang Jawa tapi tidak bisa berbahasa jawa dengan baik sebab hanya diajar bahasa dan Tulisan Arab, ini akibat Peristiwa G 30 S PKI 1965 dimana Jutaan Orang yang bukan Islam di Tumpas dianggap PKI sampai Akar Akar / Bayi nya, Hingga Buku bahasa jawa dan China pun dilarang diajarkan karena banyak mengungkap Sejarah leluhur karena China bangsa yang selalu mencatat Kiprah Leluhurnya sedang Arab malah memusnah kan Sejarah leluhur contoh Nabi nya Muhammad juga dilarang di Puja dan dikultuskan sampai Rumahnya di Hancurkan Bolduser untuk Mal Pertokoan agar hilang Sejarah nya seperti di Afganistan Film Film, Lukisan, Buku Buku Sejarah dimusnahkan Islam [Film TV Dunia] termasuk Penghancuran Patung Patung Budha yang bersejarah, juga di Indonesia Buku Buku Bung Karno yang berisi Ajaran Sukarnoisme dan Marhaenisme di Musnahkan dan Para Guru yang tahu ini pada di Bunuh agar tidak tersiarkan itu Ajaran Bung Karno serta Sejarah Bangsa dan Buku Arab Quran dan Hadist  di Paksa untuk di Praktekkan isinya yang konon Memang benar dan paling benar mengalahkan Buku dan Ajaran apapun di Dunia ini. dengan menumpas Orang lain agar takut dan ikut Islam.

Contoh Buku Tan Khoen Swie yang ber Aksara Jawa juga dilarang dibaca didaerah Nganjuk sejak 1966 yang bersebelahan dengan Kediri tempat Penerbitan Tan Khoen Swie di Jalan Doho, akhirnya Brahmaraja berpesan kepada Para Guru Arab [Baju Kuning] tapi Orang Jawa ini yang di Foto samping bersama Brahmaraja XI [Rompi Hitam] dan Pandita Majapahit Prawiradipura [Rompi Merah] yang juga Ustad Islam Kejawen Kafir dan Sesat menurut Islam Arab Asli karena suka Bakar Dupa dan Nyuguh Leluhur, Pesan itu agar usul ke Mentri pendidikan agar Kurikulum Bahasa jawa di Ajarkan ini sekedar basa basi saja karena tidak mungkin di Kabulkan karena Otak Para Pejabat pun dijajah Arab dengan kedok Islam dan mereka merasa se Agama dan se Iman dan selain Islam dianggap Kafir dan Guru Aksara Jawa pun sudah tidak ada bisa import dari Belanda, sebab menurut Laporan Para Guru kalau ingin belajar dan membaca serta menulis Aksara Jawa di Batu Prasasti Candi harus ke Universitas Leden Belanda untuk belajar atau kuliah beberapa tahun demikianpun kalau ingin bisa membaca dan menulis Aksara China ya harus belajar ke China, Hingga Buku Buku Tan Khoen Swie pun kalau terbit harus di Terjemahkan lagi ke Tulisan Sekarang yang belum tentu Sahih dan masih di perdebatkan lagi. Karena tiap Pakar punya argumen sendiri sendiri.agar Orang tidak bisa ngerti Bahasa Jawa dan bingung Debat Arti terjemahan akhirnya tetap bodoh karena diselewengkan dari Inti Sejarah nya ke Debat bahasa dan ini akal licik Islam yang sudah berpengalaman Menumpas Genosida Kristen di Timur Tengah 1000 tahun yang lalu dimana Gereja Gereja Jesus dirubah jadi Masjid Islam seperti di Film TV tentang Kepahlawanan Para Rasul Islam menumpas Kafir Kristen Jesus..Dan ketika masuk Majapahit mereka Senang melihat Kebodohan dan Kejujuran yang mudah di Kibuli di Akali serta di Bodohi, seperti Orang Bali pun sekarang dianggap Bodoh karena jujur dan percaya Karma, Hingga Biokong Edi Komang menebus Mobil mobil yang di Sewakan ke Jawa karena dibawa lari, sedang di Jawa Mobil di Garasi di Curi, di Bali malah di  Bagikan [Sewa] lalu para Pencuri Mobil Sewaan membawa STNK palsu dengan mudah keluar Bali sebab kalau nomor Bali DK Sewaan diperiksa bila mau nyebrang ke Jawa, Ramalan Jayabaya bilang "Orang Jujur Kujur, Orang Jahat Brekat"  itu melarikan Mobil dapat Berkat atau uang Tebusan serta Orang Jujur Hancur jadi Nyata itu Ramalan yang dianggap Tahayul oleh Islam agar Bangsa ini tidak tahu Ramalan Leluhurnya dan tetap Bodoh dan Dungu sampai mau Nebus Mobil nya yang dilarikan ke Jawa...

Ya... memang Ironis, bila tahun 1965 Anda umur 10 tahun kini mereka dan Anda berumur 60 tahun dan tidak mengerti Sejarah dan Tulisan jawa bagi yang muda dibawah 60 tahun, Karena Selain Quran dan Hadist bahasa dan Tulisan Arab menjadi santapan sehari hari juga Sejarah dan Cerita kepahlawanan Arab menumpas Kristen Jesus di Arab sana dan kini di Praktek kan disini lihat di TV Orang pada saling menghancurkan karena beda Agama, Sejarah sendiri malah tidak tahu karena tidak diajarkan, setelah di Tumpasnya Orang jawa dan China 1965-1966 termasuk Para Guru juga di Tumpas di Cap PKI karena menguasai Sejarah Bangsa termasuk Ajaran Bung karno, Hingga semua yang lolos dan hidup kini Ketakutan dan masuk Islam serta hanya belajar huruf Arab hingga bisa baca Quran agar tidak di Bunuh dan di Cap Komunis tidak ber Tuhan dan sampai detik ini pihak Islam dengan Liciknya selalu berteriak "Bahaya laten Komunis" padahal Komunis tidak merusak Budaya, contoh China Komunis Orang Korupsi $ 200 di Tembak mati  dimana sampai ada Orang bilang "Aku Bangga jadi Anak PKI" karena tidak ada Mentri PKI di Era Bung Karno yang Korupsi dan Orang yang teriak Bangga jadi anak PKI kini Anggota DPR RI Sedang di China yang dituduh Komunis Budaya Tao, Budha dan Konghucu malah disatukan mirip Pancasila atau NASAKOM nya Bung Karno yang karena Menyatukan lalu berhasil di Tumpas Islam,. Lihat Film Film China Budha yang memberi Pelajaran baik tentang Karmapala seperti Kera Sakti atau Tong Sam Cong, Pai Su Cen / Ular Putih dll dan barang China sangat murah menolong orang melarat saat ini, malah Pelajaran Islam jelas ngerusak dan Anti Persatuan yang bisa dilihat di TV sekarang, Aliran Kepercayaan Saptodarmo di Hancurkan di Jogja Gambar Sri Gautama yang Orang Jawa dari Pare Kadhiri Pendiri Saptodarmo dibanting di injak injak sedang Wanita Tua penjaga sanggar pun tak luput di Pukuli Tongkat dan di Tendang seperti Anjing [masuk Trans TV], Kerukunan Umat ber Agama di Monas Jakarta di kejar kejar bak Anjing Rabies dan di Pukuli Tongkat hingga kepalanya berdarah darah, Orang Kristen sembahyang di RUKO di Hancurkan Habib "Rumah  kok untuk Sembahyang?" jadi Sembahyang di Rumah pun harus minta Ijin kalau bukan Islam Gereja pun di Hancurkan dengan dalih tidak ada ijin nya,  Pertapaan Sadek tempat menerima Wahyu di Hancurkan Habib masuk TV ini lagi Super Aneh tapi nyata, si  Sadek dan Lia Eden mengaku menerima Wahyu malah di Tangkap dituduh melecehkan Islam karena yang Boleh Terima Wahyu hanya Orang Arab Muhammad sedang kita hanya dianggap Bangsa Binatang dan Budak jadi tidak boleh dapat Wahyu, Ustad Roi di Malang Jawa Timur Solat berbahasa Indonesia juga di Tangkap Polisi dituduh melecehkan Islam karena bahasa Indonesia dianggap Bahasa Setan Kafir sedang bahasa Arab bahasa Allah Padahal ada Sumpah Pemuda 1928 salah satunya berisi "Kita Bersumpah Berbahasa satu Bahasa Indonesia" bukan Arab, tapi tidak di Ajarkan di Sekolah Islam. Lihat itu di TV ada Tulisan tiap Magrip "Tiada Tuhan [Bahasa Indonesia] Selain Allah [Bahasa Arab]" aneh tapi Nyata lagi.

Presiden Gus Dur baru membebaskan Budaya dan Tulisan China tahun 2000 baru 10 tahun yang lalu, dan Buku Tan Khoen Swie Aksara Jawa baru bisa terbit Awal 2009 menjadi Sejarah Kadhiri, inipun tidak ada yang bisa baca Tulisan Aslinya karena ber Aksara Jawa, jadi membutuhkan waktu Panjang untuk belajar Budaya dan Tulisan sendiri Akibat Dominasi Ajaran  Arab di negri ini, Padahal bukan Negara Arab yang mendominasi Tapi bangsa sendiri yang kadung Cinta dan jadi Antek Arab karena Takut di Habisi dituduh PKI atau Komunis Tidak Ber Tuhan. inilah yang sangat disayangkan dan Tokoh Tokoh Kolot berjiwa Arab Atas nama Islam Agama Terbesar sampai tingkat Pedesaan memiliki Pasukan Team Penghancur Agama atau Kepercayaan selain Islam yang tidak bisa di Tangkap Polisi Republik ini karena berlindung di balik Islam Agama Resmi yang punya kitab Quran dan Hadist untuk mengalahkan semua Hukum di Dunia dan katanya Islam di Indonesia terbesar di Dunia serta punya Mentri Agama Islam dan Hukum RI pun kalah dengan hukum Islam, ambil Contoh Khoirul Huda Guru Agama Islam di Trowulan yang mengajari Penduduk Anti Pura/Keraton Majapahit yang melestarikan Budaya jawa, bahkan akan menghancurkan Pura Majapahit Pimpinan Hyang Suryo Brahmaraja yang mendapat Penghargaan "Pamong Pembina Budaya" oleh Pusat Lembaga Kabudayan/Kebudayaan Jawi/Jawa Surakarta bukan Pusat Budaya arab. Yang Ironis malah KH Nurhadi yang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] 1999-2004 Mojokerto Indonesia bukan Arab pun ikut Anti Budaya Jawa dengan mendukung Khoirul Huda dan memerintahkan Imam Karyono untuk menghancurkan dan Ngebom Pura Majapahit nya Hyang Suryo yang Pelestari Budaya seiring Turunnya Gus Dur yang membebaskan Budaya China Leluhur Sendiri seperti Empu Sindog berkembang dan di Upacarai.

Ternyata hal mengejutkan ini bisa terjadi, masyarakat mimpi ingin melestarikan Budaya nya tapi ketakutan di Tumpas oleh Bangsa sendiri yang taunya hanya Ajaran Arab dengan kedok Islam yang sampai kini dengan saudaranya Kristen tidak bisa rukun bahkan Perang terus seperti Palestina dan Israel apalagi dengan Aliran Kafir di negeri ini ? yang sudah mengakar ribuan tahun pun harus di Tumpas oleh Islam, inilah tugas pemerintah dan Hukum Internasional untuk memberi Keamanan bagi rakyat nya untuk melestarikan Budayanya, jangan seperti Camat Trowulan yang malah menutup Pura Majapahit Hyang Suryo Brahmaraja XI demi menyenangkan hati Para Pemuja Arab yang anti Budaya sendiri yang akhirnya Camat yang menutup Pura majapahit Tewas dan 4 tahun menderita Struk dan Kapolsek [Kepala Polisi Sektor..]  Trowulan pun tidak membela minoritas waktu itu melihat Imam Karyono menyeret dan memukuli Pendeta Hindu didiamkan saja bahkan Imam Karyono masuk Puro Mojopahit Hyang Suryo untuk mencari Mangku Genden untuk di Bunuh yang sudah diselamatkan ke Hotel Satelit di Surabaya malah dikawal bersama Camat, Pemerintah Pusat pun harus berani seperti Gus Dur mencabut Peraturan yang menguntungkan Orang Jawa ber Otak Arab yang memasung dan Menumpas  Budaya sendiri, Pemerintah  kan punya TNI AD, AU, AL dan Polisi Indonesia untuk membela Budaya sendiri yang selama ini dijajah Bangsa Sendiri yang berjiwa Arab dengan Kedok Agama Islam yang memang benar dan paling benar berdasarkan quran dan Hadist Hingga Para mentri pun bersatu dengan Keputusan Bersama [SKB] menumpas Budaya sendiri hanya takut 1 Habib seperti Kasus Achmadiah yang sudah ada di Negri ini sejak 1925 bahkan Hukum tidak bisa Surut tapi kena Perintah 1 Habib yang teriak teriak di TV Nyomasi Pemerintah Negara Besar ini malah Tunduk melanggar Hukum nya Sendiri melanggar Hukum yang  tidak boleh Surut tapi hanya demi Ancaman 1 Habib lalu menyurutkan Hukum ini Aneh Tapi Nyata. Kapan bisa maju Bangsa ini kalau tidak mau berubah seperti kata Islam sendiri "Allah tidak akan merubah dan akan tetap Tolol dan Dungu  Suatu Kaum yang tidak akan berubah nasibnya  kalau Kaum itu tidak mau merubah nya sendiri". Ingin merubah nasib kena 1 Habib yang melebihi Allah sendiri yang meng Obrak Abrik Peraturan Sak enak nya sendiri dengan dalih SKB 1969, PNPS 1966 untuk menghancurkan Agama selain Islam [Debat di TV One] dll hingga Rusak Hukum Negara ini. yang konon Pancasila hanya karena 1 Habib Turunan Arab.yang bebas tampil di TV untuk membaca Quran dan Hadist nya dan menganggap selain Islam Bodoh dan Tolol dan mengalahkan Debat dengan siapapun Termasuk Presisen SBY yang kena Sunah karena ber Agama Islam [TV One], jadi Kitab Lain dianggap tidak ada selain Quran dan Hadist, hebat bener ya? dan dasar Bangsa ini sudah Tolol dan Dungu lalu menurut saja tidak bisa menjawab kalau kena Gebug Quran dan Hadist yang ditegakkan diatas pembununhan Jutaan Orang yang non Islam 1965-1966 dimana karena Takut nya Bangsa ini akan di Bunuh dengan cap Komunis tidak ber Tuhan maka jadilah bangsa Dungu dan Tolol Buta Sejarah dan Kitab nya sendiri yang Adiluhung seperti sekarang ini serta Pengecut dan mental Budak yang hanya tergantung Arab Tanah Suci sampai jadi TKI dan pulang mati dari Arab suguhan TV hampir tiap hari. Tidak bangga lagi kalau kita Pencipta Keajaiban Dunia Candi Borobudur dan Prambanan dan Pendiri Negara nasional Pertama di Era majapahit dan Wanita bisa jadi Raja tidak sekarang ini Wanita dijadikan Budak ditutupi hanya kelihatan mata nya saja itu di TV. dimana sebentar lagi Kita memperingati Hari Kartini Pahlawan Wanita yang terpasung Adat Arab 400 tahun sejak Keruntuhan Majapahit 1478. Padahal Zaman Majapahit Wanita bisa jadi Raja Seperti Tribhuwana Tungga Dewi dan Ratu Suhita, karena Buta nya Sejarah Majapahit hingga Wanita seperti Kartini yang ingin Persamaan Hak dengan Pria dianggap Pahlawan diera Penjajahan Islam yang adat nya bertentangan dengan majapahit.

 Juga Berkatalah benar kalau memang benar seperti Tulisan ini mengungkap Kebenaran Nyata Nasib bangsa ini yang terjajah Budaya Arab Zaman Jahilliyah yang Allahnya hanya diwakilkan seorang Habib dan bisa membuat Presiden SBY gemetar dan memerintahkan Mentrinya untuk segera Rapat Kilat mengeluarkan SKB hal ini sangat memalukan Dunia kalau kita Negara Kerdil dan Tolol sampai Mahasiswa Demo membawa Kerbau padahal digembar gemborkan sendiri di TV oleh Mentri Hukum dan Ham bahwa Hukum tidak boleh surut Era Mentri Hukum dan HAM [Hak Asasi Manusia] yang Ahli Hukum dan Tata Negara Yusril Isa Mahendra yang dalam Film Cinemascope Kolosal menjadi Laksamana Ceng Ho di TV, malah demi satu Habib Achmadiah yang sudah ada di Indonesia 1925 sejak Pemerintahan Nederland Indie dan Republik Indonesia 1945 kena SKB 2009 dan Pura Majapahit yang melestarikan Budaya leluhur Ribuan tahun yang lalu kena SKB 1969 Hukum di buat Surut 1000 tahun ini satu ketololan Bangsa ini dan Pemerintah nya dari segi Hukum.yang dikalahkan 1 Habib Arab padahal di Indonesia banyak habib kan Runyam Hukum kalau begini. mereka mengeluarkan 1 Habib Presiden simbul Republik ini harus menurut dan Takut dan Rapat Kilat mengeluarkan Surat keputusan Bersama [SKB] Para Mentrinya pun takut sama 1 Habib Turunan Arab lalu apa lagi keluar 1000 Habib menghadapi semua Peraturan kan Bubar Negeri ini? Lalu apa gunanya TNI AL, AD, AU dan POLRI dan juga Mentri Hukum dan HAM ? Coba pembaca pikir dengan jernih jangan mentang mentang si Iman dan se Agama Islam lalu mulut nya Jeplak sak enak nya asal Bunyi [ASBUN] membela Arab Jahilliyah mengorbankan bangsa dan Negara serta Budaya Sendiri yang sudah terpuruk dianggap Binatang dan Budak dengan mengeritik Tulisan ini pasti Kuwalat Kalian dan tidak bisa enak hidup di Negri ini yang Pancasila dan kena kutuk Sabdopalon dan Prabu Jayabaya Leluhur Asli Negri ini yang sudah Nulis Ramalan dan Terbukti Alam sudah bergerak tinggal nunggu Pageblug Pagi sakit Sore Mati..

Demikianlah Adat Budaya sendiri yang Percaya leluhur dan kini hampir Punah dan sengaja di Punahkan atau di Tumpas oleh Islam Dajjal yang disebut Kristen Lusiver yang ber Hak mengaku atas Nama Allah karena memang Ciptaan Nya jadi berbuat Jahat pun atas nama Allah, Tapi Budaya Leluhur masih menjadi tradisi Turun Menurun dan dikemas menyatu dengan Agama Islam maksudnya ber Pancasila, yang justru makin di Tumpas karena melecehkan Islam yang tidak mau di Adopsi Agama lain dan Sesat karena Penduduk harus berpayung Jebakan Agama Islam yang bertentangan dengan Adat sendiri yang Kafir dan Musrik setelah masuk Jebakan lalu di Hancurkan dengan dalih melecehkan Islam, berpayung Kepercayaan Sendiri yang sudah Ribuan Tahun pun masih Sulit karena harus ngurus Ijin yang tidak mungkin turun hingga yang minta ijin  mati dan pasti tak kunjung keluar ijinnya karena Pemerintahan didominasi Otak Arab zaman Jahilliyah yang serakah dan tidak mau lain Aliran hidup, Seperti Pancasila punya Kitab Sutasoma dan Nabi Empu Tantular oleh Islam selalu digembar gemborkan bahwa Pancasila bukan Agama ini kan Licik hingga Pancasila tidak bisa dipakai Payung Agama bagi Penganut Leluhur Pencipta Pancasila itu sendiri hingga Pura Majapahit Trowulan pemilik Pancasila diserbu dan di Bom gagal akhirnya di Tutup Camat yang Pemerintah RI juga karena dianggap Budaya dan juga punya Mentri Kebudayaan tapi hanya ngurus Pariwisata katanya jadi Budaya tidak berlaku harus ke Agama Hindu yang kalau bikin Pura Ijinnya tidak mungkin Turun yang nekat di Hancurkan seperti Hal nya Gereja di Krian sejak 1970 ijinnya belum Keluar bangunannya Mangkrak,bila nekat  terus membangun  pasti di Hancurkan, Sampai Alam Marah pun membuat Gempa di Serambi Mekah yang dulu bernama Aceh kemarin , Banjir, Bencana hama, Longsor, Tanah Ambles dll yang ada dalam Kitab Tan khoen Swie seperti Ramalan Sabdopalon tidak dipercaya atau Tahayul dan mengatakan Takdir Allah dan tetap tidak mau usaha padahal Allah sendiri menyuruh Usaha merubah nasib bahkan Hukum ke V Allah disuruh menghormati Orang Tua agar mendapat Surga dan Usia yang Panjang, ini kan Termasuk merubah Nasib melaksanakan Hukum ke V Allah dan Adat budaya yang pernah dilaksanakan leluhur bahkan bisa menyatukan Nusantara, Buku Buku Leluhur pun sudah tidak dipercaya karena bertentangan dengan Quran dan hadist yang cocok di padang Pasir yang hanya bisa ditumbuhi Kurma ini sangat Ironis, Penulisan ini bukan mengeritik, tapi menyatakan yang sebenarnya nasib bangsa ini yang sudah hilang Pegangan [Ageman] nya yang Adiluhung dan Pelajaran Mokswa menjadi Dewa bukan hanya berpegang pada kitab arab yang Orang mati menunggu Daging busuk di Alam Kubur menunggu Kiamat yang dianggap mengalahkan segalanya seperti Ajaran Jihad dan Menumpas Kafir serta Perang Saudara gara gara Agama berbeda yaitu Kristen Jesus yang bisa Bangkit hari ke 3 ini sama dengan Mokswa dan Islam Muhammad yang ada Kuburannya tidak bangkit hingga kita terseret ikut ikutan Perang Agama, Padahal sampai detik ini Timur Tengah masih Perang saudara. lihat Borobudur Keajaiban Dunia yang mengajarkan Mokswa Pancadatu, Rupadatu dan Arupadatu yaitu Alam Nirwana atau Budaloka, Candi Candi Lainnya yang Megah mengalahkan Kaabah yang ada Batu Hitamnya disini jelas banyak batu Hitam dan dibuat Candi karena banyak Gunung Berapi sedang di Arab kan Padang Pasir? ada batu Hitam 1 kan aneh lalu di Puja dan di Ciumi. Banyak Pejabat teriak "Cintailah Produk dalam Negri" itu Candi Candi Produk dalam negri malah Terbengkalai tidak boleh di Upacarai dan Orang Cinta Kaabah Produk Arab sampai berduyun duyun Naik Haji untuk mencium Batu Hitam nya. ini nyata kan bukan Dongeng Anak Kecil bobok malam ?

Untung Nusantara masih punya Bali yang menjadi Pusat perhatian dan Mengaggumkan Dunia tentang Adat nya yang lestari sejak Zaman Keruntuhan Majapahit 500 tahun bahkan 1000 tahun Zaman Mahendradata Putri Empu Sindog yang lalu biarpun penduduknya tidak mengerti lagi tapi masih melaksanakan secara Turun Menurun [Mula Ketho / Memang begitu] yang tidak bisa di Bantah sebab sejak 1965 Sejarah tidak diajarkan diganti Sejarah Arab dan yang Hindu pun diberi Sejarah India yang ini masih untung karena ada kesamaan Dewa nya tapi di India tidak ada Manivestasi Dewa Titisan bagi Raja nya, itu Kuil Siwa Taj mahal di India juga dirubah Islam Syah / jawa: Syeh Jihan jadi Kuburan Harem serta relief relief Siwa nya dihancurkan diganti Kaligrafi Arab dan India yang konon Negara Hindu Terbesar di Dunia tidak banyak berkutik kena Kibulan Islam yang Candi Siwa dikatakan Kuburan Harem bahkan Dunia pun Tertipu Katalog Palsu Islam Pemerintah India yang Negara Hindu pun Bungkam Ketakutan melawan Islam, Demikianlah sedikit Uraian Tentang Hilangnya Budaya Leluhur yang di Manivestasikan Dewa yang harus di Upacarai karena Tanah kita Subur Makmur banyak Sarana untuk Upacara seperti Buah Buahan, Bahkan Padi pun dianggap Dewi Sri yang membuat Agama Islam Marah dan tidak percaya karena di Arab tidak ada Padi dan Pemuja Arab pun banyak makan nasi Jemur / Aking karena Dewi Sri marah tidak di Hormati lagi ini nasib Bangsa ini yang di Kutuk Dewi Sri, Juga Air adalah Dewa Wisnu inipun ditentang karena di Arab tidak ada Air melimpah karena Negara Arab Sumur nya cuma Satu yaitu di Kaabah yang disebut Air Zam Zam yang paling Suci sedang Air disini melimpah ruah malah tidak dihargai padahal Air adalah Dewa Wisnu yang oleh Orang ber Otak Arab dianggap Setan karena mereka menyembah hanya Allah, akhirnya Bumi Nusantara oleh Tuhan dan Para Dewa dirubah menjadi seperti Arab Padang Pasir dan Panas karena Penduduk nya tidak mau menerima Tanah yang Subur Makmur tapi lebih mencintai Tanah Suci Arab yang kering Gersang tidak ada Buah buahan selain Kurma. Contoh Lumpur Lapindo kelak kalau sudah berhenti entah kapan akan jadi mirip Arab yang Padang pasir' dan yang bisa tumbuh hanya Kurma, Gunung Kelud Telaga Kaldera Penampung Air yang sudah ribuan tahun dan oleh Belanda dibuatkan Terowongan penyalur Air yang jadi Sungai kini malah hilang jadi Onggokan Batu Hitam yang di Puja di Arab dan Orang kita pada Naik Haji untuk Mencium nya sedang Batu Hitam Besar yang menutupi Telaga Kelud kini jadi Tontonan tentunya Mata Air akan Kering di Sekitar Kelud dan jadi Arab penduduk pun bisa bersyukur Kabul Kajat nya mencintai Arab yang kering Krontang dan Tanah sekitar Kelud pasti Kering Krontang seperti Arab karena Kawah Penampung Air nya hilang jadi batu Hitam seperti Batu Hitam Kaabah yang di Ciumi kalau ber Haji, Kasunyatan bukan ? masih belum sadar juga bangsa ini.

Brahmaraja XI sampai dianggap Orang Gila membawa Pratima Dewa Leluhur ke candi Candi agar leluhur Senang melihat Rumahnya / Pelinggih / Candinya biarpun Hancur, serta membuat Upacara Adat agar leluhur tidak Murka yang sesuai Hukum Allah ke V demi Nusantara biarpun tidak didukung Masyarakat yang berjiwa Arab anti Tanah Kelahirannya Tapi ini untuk Anak Cucu yang percaya leluhur yang dimanivestasikan jadi Dewa agar tidak Kuwalat pada leluhur nya, biarpun menghadapi Serbuan dan Bom serta Penutupan Camat yang pro Arab, Untung masih ada Orang yang melestarikan Budayanya seperti Bali, di Jawa tidak mengganggu pun sudah Untung, belum mimpi Masyarakat yang ingin  mengerti Adat Istiadat leluhur karena selama 500 tahun tidak mengerti dan 1965-1966 di Tumpas memang tidak mau tahu akibat sudah terkena Pengaruh Dajjal dan Penumpasan 1965-1966 tadi yang membuat kehancuran Bangsa ini yang demikian Briliannya tapi kini jadi bangsa Budak dan Tolol serta Dungu seperti Kerbau di tusuk hidungnya dan manut manut wae, padahal Tanah kita kaya punya Emas, Platina, Uranium, Timah, Pasir Besi, Minyak, Batubara  dll tapi akibat kebodohan ini malah jadi Budak di Arab dan banyak yang pulang mati mengenaskan.

Setelah Kunjungan ke candi Candi Leluhur di Teruskan bertahun Baru Saka di Candi Prambanan Jawa Tengah juga Sowan ke Candi Candi leluhur yang demikian Mengagumkan Hasil Karyanya seperti Candi Sewu Prambanan yang tidak bisa dibuat Insan masa kini, Tinggallah Kenangan dan hanya bisa Merenung Tentang kebesaran masa lalu 500 tahun telah berlalu dan hanya ada Harapan Janji Sabdopalon yang nyata Terbukti dan membuat setitik Sinar Harapan untuk terus berjuang melestarikan Adat Budaya agar tidak Tertumpas Pagebluk yang masih dini Tandanya seperti Demam Berdarah "Wong dicokot Lemut mati" di TV, sedang tertulis Isuk loro Bengi mati atau Pagi Sakit Malam Mati atau Bongko [Kealam baka]

 [GRP Panca Nakha Prawiradipura dibantu Para Pakar Universitas Mahendradata]

Saturday, March 27, 2010

BRAHMARAJA TERIMA DHARMA AWARD 2010

Bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi [STIE] AUB Surakarta Bertepatan  yaitu Tahun Baru Saka 1932 Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmarajaraja XI mendapat Penghargaan Dharma award 2010 dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi [PLKJ].Foto samping Hyang Bhatara Brahmaraja Raja Abhiseka majapahit didepan Kampus menjelang mendapat Penghargaan Dharma Award 2010.Berpakaian Adat China sesuai Keturunan Li Yu Lan ke XI

Sebelumnya untuk yang pertama kalinya Pratima Leluhur Manivestasi Brahmaraja  yang oleh China disebut SE MIEN FO yaitu Dewa berkepala 4 yang dipercaya Kesatuan Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa dibawa Matur Piuning ke Candi Dinasty Sindok di desa Ngetos Nganjuk [Anjuk Ladang] dan anehnya begitu Pratima tiba Penduduk setempat juga sedang mengadakan Tumpengan di Candi,

Jadi untuk pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pratima Brahmaraja mengunjungi Candi nya yang dibawa sendiri oleh Keturunan ke XVII Empu Sindok yang Bapak dari Mahendradata Permaisuri Prabu Udayana dan punya Putra Airlangga kemudia menurunkan Raja Jenggala Jayasabha atau Brahmaraja yang punya Istri Yulan dari China dan menurunkan Hyang Surya yang juga menyandang Gelar Brahmaraja XI atau Dinasti Sindog ke XVII juga dari China seperti foto samping ketika menerima Dharma Award 2010, dan Untuk Pertama kalinya pula Empu Pandita Agung Majapahit menyalakan Dupa untuk Tumpeng agar bisa diterima Leluhur, sebab biasanya acara Tumpengan tanpa asap Dupa karena dalam Agama Islam tidak diperkenankan membakar Dupa. Jadi ini suatu Keberuntungan Penduduk yang Tumpengan karena telah bertemu Pratima leluhur dan Pandita GRP [Gusti Raden Panji] Panca Nakha Prawira menyalakan Dupa untuk Tumpeng agar Doa bisa diterima Leluhur di saksikan juga Pangeran Buleleng Bali Gusti  Putu Surya Kencana dari  Puri Sudaji. yang juga masih Trah Majapahit dan berkawitan juga Empu Sindok.

Setelah Menerima Dharma Award Brahmaraja bersama Wisudawati STIE foto samping, merayakan Tahun Baru Saka di Candi Prambanan dimana Pandita Agung Majapahit pertama sejak 500 tahun yaitu GRP Nakha Prawiradipura yang juga menerima Bhakti Award 2010 dan menjadi Panitia Tawur Agung Hari raya Tahun baru Saka 1932 di Candi Prambanan bersama Dewa Putu dari Pura Kehen Gianyar yang juga Panitia disampaing GM Hotel Dhana milik Mangkunegaran Solo, sebelumnya Brahmaraja XI ke Candi Boko Membersihkan diri dengan Tirta Keraton Boko, dan ke Candi Plaosan dan dan mendapat Keris Pasupati dari Drs. Kanjeng Raden Tumenggung Ahli dan Penulis Sejarah Plaosan,

Juga Rombongan Raja Majapahit Sowan ke Candi Segawon/Asu/Kirik/Gana untuk Matur Piuning. Masih dihari Tahun Baru Saka 16-3-2010 diteruskan malamnya Upacara Tumpengan di Puri Surya Majapahit Trowulan, Dimana Bapak Andre Putra Mahkota Klenteng Tuban menyumbang Tumpeng Tahun Baru saka 1932 dan Tumpeng dibuat oleh Embah Tondonegoro dari Desa Beloh [Tan Bie Lauw] Leluhur Majapahit yang saudaranya Tan Wie Khang menjadi Raja Kaba-Kaba di Bali. dan disebut Arya Belog karena Kejujurannya,  Selanjutnya acara diteruskan meresmikan Pelinggih RATU MAS di Pusat Informasi Majapahit masa Kini Jalan Dara Jingga 15 Trowulan Pada Purnama Kedasa yang jatuh 29 Maret 2010, Brahmaraja XI yang sejak hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1932 Tanggal 16 Maret 2010 berada dirumahnya Pura/Puro Majapahit Trowulan Jl. Brawijaya mendapat Ucapan Selamat atas ditrimanya Dharma Award 2010 kepada Raja Abhiseka Majapahit dan diangkat menjadi Pamong Pembina Budaya oleh Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi [STIE] AUB Surakarta dan Peladen Bangsa Gusti Kanjeng Pangeran Sontodipuro HUMAS Keraton Mangkunegaran.Bahkan banyak Orang menyebut "Kok Jowomen Chino iku, pinter Boso lan oleh Penghargaan, lha akeh Wong Jowo malah enggak Jowo malah pinter ngomong Arab" jadi arti Jawa adalah Baik dalam tindak tanduk dan mengerti Budaya Jawa yang Adiluhung, lalu banyak orang mengatakan bahwa Hyang Brahmaraja yang turunan China sangat Jawa dan mendapat Penghargaan Budaya Jawa. Aneh tapi Nyata.

Umat Siwa Budha memberikan Ucapan Selamat dan Ingin juga bertatap muka dengan Rajanya setelah 9 tahun Pura/Puro/Keraton Brahmaraja Jalan Brawaijaya di Tutup Camat Trowulan yang sudah Tewas dengan tuduhan Meng HINDU kan Orang, dan kini dibuka Pusat Informasi Majapahit Masa Kini di Jalan Dara Jingga Utara Segaran dimana sebelumnya Pusat Informasi adalah Rumah Lurah Trowulan Sapuan yang diserbu dan Masjit LDII nya di desa Pakem pada tahun 2000 juga dihancurkan kelompok Khoirul Huda Guru Agama Islam SMP Trowulan yang anti Persatuan dan juga jadi Dalang Penutupan Puro Mojopahit Hyang Suryo Brahmaraja XI 2001 yang Komando Lapangan nya [KORLAP] Imam Karyono yang sempat Menyerbu dan Menyeret Pendeta Hindu Bali keluar dari rumah Hyang Suryo disaksikan KAPOLSEK dan Masyarakat Trowulan juga KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB dan Anggota DPRD Mojokerto ikut menyerbu Pura majapahit seiring Turunnya Gus Dur Bapak Prularisme dimana Kelompok Nurhadi ini sangat Anti Gus Dur yang menghargai Persatuan, Sapuan yang Lurah mau dibunuh dan melarikan diri 2008 [Jawa Pos] dan karena rumah milik Brahmarajaraja XI, karena kosong ditinggal Pak Lurah kini jadi Pusat Informasi Majapahit, dimana Purnama Kedasa 29 April 2010 diresmikan Pelinggih Leluhur Ratu Mas/Dara Jingga/Indreswari/Yulan/Dewi Wulan Permaisuri Brahmaraja Pertama/ Jayasabha/Bhatara Indra/Brahma Wisesa Raja Jenggala seperti Foto diatas Umat Siwa Budha bersatu membuat Do'a juga dihadiri Agama lain yang percaya leluhur. Masyarakat karena Rindunya sampai pada Telungkup [Jawa: Delosor] mencium Kaki Sang Raja yang erat dipanggil Hyang Suryo, Mulanya hanya Orang Tua, tapi yang mudapun ikut Mencium Kaki Keturunan Brahmaraja dan Dara Jingga XI ini, bahkan anak anak pun ikut pula mencium Kaki Sang Brahma meniru Orang Tuanya. Sedang Orang China juga pada PE KWI hormat sambil dahinya menyentuh tanah. Hal ini sangat bertentangan dengan Islam nya Karyono yang sesuai Quran dan Hadist dan dilarang mengkultuskan Orang selain Nabi Muhammad dari Arab yang kini di Puja sebagian besar Orang Jawa bahkan Tanah Arab yang Padang Pasir pun disebut Tanah Suci hingga Alam Nusantara yang Subur Makmur segala bisa Tumbuh marah karena di Anak Tiri sebagian besar Penghuninya, Mka Banjir Bandang, Angin Besar, Longsor dan bahkan Wereng menghancurkan Bumi Nusantara sesuai Sabdopalon..
    
Acara di Pusat Informasi Majapahit jalan Dara Jingga sangat Meriah, dihadiri Para Keturunan Majapahit dari Jakarta, Solo, Blitar, Surabaya  bahkan dari Bali membawa Sesaji di Pimpin Mangku Budhi, Biku Alung, dan Bikuni dari Jepang dll. Acara Peresmian Pelinggih Ratu Mas di Pusat Informasi Sukses Tanpa gangguan, Gambar samping Umbar, Hari, KH Khoirul dari Ngoro [ke 3] menjunjung Daksina Pelinggihan Leluhur Majapahit untuk di Linggihkan di Pelinggihnya,  Ketika Upacara berlangsung Brahmaraja XI malah duduk di teras Pusat Informasi dan tiap Orang lewat bahkan memberi Hormat ada yang mencium tangan, ada yang mencium kaki dan ada yang menyembahnya, hanya Supeno yang pernah mengusir Rombongan dari Bali Desember 2009 pun ikut Mondar Mandir ber Udeng ala Bali tapi tidak mengganggu jalannya Upacara padahal ini sangat melecehkan Umat Hindu Bali yang tidak ke Kuburan sedang Supeno dengan Busana bali keluar masuk Kuburan atau Makam, didepan Candi Bentar juga ditulis UU HAM, UU Minoritas dan UUD 1945 Tentang kebebasan melaksanakan Upacara sesuai Agama dan Kepercayaannya itu.

Habis Upacara Ibu Yeni yang juga ikut Upacara di Trowulan bahkan menyumbang Nasi bungkus sampai ribuan memberi makan Pengikut Upacara, tanggal 1 April 2010 berangkat  ke Singaraja untuk acara Riuni Mantan Alumni Sekolah China yang bisa dilihat di Foto samping para Mantan Alumni [Murid Sekolah China] nya, pada 3 April menelpon sambil menggigil Kedinginan Akibat Hujan Angin Kencang Pusat Informasi mengatakan bahwa Upacara Riuni Hujan Angin dan Laser tidak bisa mengatasi Hujan Angin dan Guntur, memohon Restu agar Hujan Angin Reda, Mendengar ini  Segera Mangku Prawirodipuro siijin Brahmaraja XI mengambil dan  mengarahkan Keris Naga LIONG KIAM kelangit disertai Dupa dan sesaji memohon agar Upacara Riuni Sekolah China di Lovina Singaraja yang juga leluhur Brahmaraja agar dilindungi dan dijauhkan dari Hujan Angin, Langsung belum Lima menit MR. WEWE meng SMS bahwa Hujan sudah Reda dan mengucapkan Terimakasih atas bantuannya, Sebelumnya MR. Pee Ing juga ikut menyuruh menelepon Pusat Informasi dan Coba Coba siapa tahu bisa membantu meredakan Hujan Angin yang bisa menggagalkan Upacara Reuni , dan ternyata berhasil dan Percaya dengan Leluhur Ratu Mas yang di China dikenal Dewi Kwan Im yang atau Dewi Elas Asih dan juga disebut Sang Penari maha Pengasih.Upacara Riuni Sekolah China di Singaraja ini akhirnya berakhir sukses hingga minggu 4 April tanpa diganggu Hujan sedang di TV Hujan angin Banjir, Longsor, Pembrangkatan Kapal Laut di Tunda, Ombak Laut mengganas akibat Kemarahan Sabdopalon. Keris Naga Liong dikeluarkan untuk Merestui Pelinggih Dewi Kwan Im yang disebut Ratu Mas dan baru di Uparai besar besaran pada Purnama Kedasa 29 Maret 2010 sejak di tutupnya Pura Majapahit 9 tahun yang lalu yaitu 11 November 2001, hingga Keris Kuat Kembali Taksunya dan bisa menolong Para Keturunan China menolak Hujan dan Angin serta Guntur yang mengganggu Upacara Riuni Sekolah China di Singaraja.

Demikianlah Tanggal 5 April Malam Brahmaraja kembali tiba di Keraton Ibu Majapahit Jimbaran Bali untuk menghadiri Odalan Budha Gumbrek Enyitan yang jatuh 7 April, Barong Sai dan Umat Siwa Budha kembali menyambut kedatangan Sang Brahma Raja Abhiseka Majapahit yang juga membawa Keris Liong Kiam nya yang habis Menolak Hujan di Singaraja pada Acara Riuni Alumni Sekolah China, untuk agar Keris Naga ini bisa ikut Odalan tanggal 7 April nanti karena habis di Hunus untuk menyilak, Hujan Angin dan Guntur, Keris Naga ini mulutnya Ngemut Batu Mirah Delima Menyala dan tangannya memegang Bola Api dan Keris ini baru pertama kalinya ke Bali untuk ikut Odalan, memang Aneh Keris tapi bergambar Naga China ini adalah Hadiah Brahmaraja kepada Istrinya Li Yu Lan putri Raja Miao Li dari China Selatan, yang mendapat Gelar Indreswari setelah Upacara Srada di Manivestasikan sebagai Ratu Mas Magelung atau Dewi Kwan Im, Keris ini Turun Temurun diwariskan dan kini jatuh ketangan Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI yang pada 1 Januari 2010 meng ABHISEKA Rektor Universitas Mahendradata sebagai Raja majapahit Bali [Kembali] DR. Gusti Arya Wedakarna menjadi SRI WILATIKTA TEGEH KORI KRESNA KEPAKISAN PERTAMA [I].berita di Blog terdahulu [GRP NOKO, GUSTI SURYA mengikuti dan melihat dengan mata kepala sendiri Perjalanan Brahmaraja] 

Saturday, February 13, 2010

8 BUDHA KEMBAR MAJAPAHIT IKUT IMLEK

POERI SOERYA MADJAPAHIT
Suasana Gedong Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali sejak Pagi 13-2-2010 Sudah ramai, Para pendeta Budha, Hindu dan Kepercayaan pada bergantian menjaga Pratima 8 Budha kembar dan juga Dewi Kwan Im Kembar ditambah Pratima gajah mada Tertata rapi di meja depan Gedong, Sebagian Pratima Budha kelihatan sangat Tua dan berlubang dimakan Usia, Pratima ini Peninggalan Zaman Kadhiri Era Pemerintahan Prabu Airlangga 1000 tahun yang silam, Belakangan di Upacarai dan di Kumpulkan di Puri Surya majapahit Trowulan, Tetapi sejak 2001 Puri / Puro Trowulan dilarang Kegiatan dalam bentuk apapun, Hingga 2003 Para Pratima leluhur Majapahit ini di Undang ke bali agar tetap bisa di Upacarai agar Para keturunan Majapahit tetap mendapat kerahayuan dan Kerahajengan.

Di Kali Bukbuk Singaraja Telah dibuatkan Stupa Budha dan baru saja selesai [Berita di Blog lain], juga di Sukasada Puri Surya majapahit Buleleng telah dibuatkan Candi Budha untuk Pratima Kembar Budha yang Besar, Jadi Singaraja sudah memiliki  2 Tempat Berstana nya Budha Kembar majapahit, Sedang 8 Budha kembar lebih Kecil kini lagi Upacara IMLEK di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali, Tepat jam 17 WITA menjelang Tenggelam nya Sang Surya Pratima Budha Kembar 8 Pasang di Iring Para gadis Belia dengan Pengawalan Barongsai Merah Putih di Linggih kan di depan Candi Ibu majapahit, Hingga berita ini di Tulis banyak Orang menghaturkan Sesaji dan ber Do'a yang rencananya Semalam Suntuk untuk Menyambut Tahun Baru IMLEK / Budha 2561 yang tepatnya 14-2-2010, Adat majapahit bila Matahari tenggelam berarti masuk Tahun baru, Jadi sejak Pukul 18 WITA sudah memasuki hari Tahun Baru IMLEK.sedangkan Internasional jam 24.oo Pergantian tahun. Pada waktu Kimsin / Pratima Budha di keluarkan dari gedong suci, kebetulan terjadi Gempa di Bali 6,6 SR sebelah Selatan Nusa Dua dan tidak menimbulkan Korban Benda maupun Manusia yang tidak bisa diprediksi oleh BMG dan inipun sudah diketahui Dunia akan munculnya satu peristiwa kebangkitan Majapahit di Nusantara.Sesuai Ramalan Sabdopalon Lindu Ping 7 Sedina. Banjir Bandang Kiri Kanan seperti Samudra disertai Angin Besar Menerjang dan Pagebluk Pagi Sakit sore Mati.

Memang Posisi Pratima / Kimsin Budha sangat Banyak menurut Para Ahli Arkeolog, Seperti Posisi Mudra, Aksobya dll. Jadi 8 Budha ini berbeda Posisinya tapi masing masing kembar 2 sesuai dengan Pusaka Pusaka Peninggalan Leluhur Brahma Wisesa Kadhiri yang kini di jajar di Musium Pura Ibu Majapahit Jimbaran, ini Akibat di Tutup nya Musium Puri Surya majapahit Trowulan dan dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk Apapun sejak 11 November 2001 oleh Camat Trowulan atas Perintah Imam Karyono yang didukung Guru Agama Islam Khoirul Huda yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor [GP Ansor] Trowulan, Dan Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa [PKB] juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Mojokerto 1999-2004 KH Nurhadi, Seiring Turunnya Gus Dur dari Presiden, Dimana KH Nurhadi, Khoirul Huda, Imam Karyono adalah musuh Gus Dur yang Pluralisme. Dan Sudah di Jatuhkan 2001 dari Kursi Ke Presidenan Republik Indonesia, Akibat membebaskan kembali Budaya China yang dilarang sejak 1966 oleh Presiden Suharto. Jadi Mengupacarai Pusaka yang di Bali Oleh Ida pedanda made gunung disebut Pratima sangat bertentangan dengan Kitab Arab An Nisa 116 dan Yunus 66 dimana di HARAM kan mengupacarai Benda Pusaka seperti Keris atau Pratima [Trans TV Halal Haram Minggu Pagi] Hingga penutupan Pura majapahit Trowulan Legal menurut Buku Arab yang memang benar dan Paling benar ini sangat bertentangan Adat Lokal yang selalu mengupacarai Warisan leluhur seperti hari Baik IMLEK, Tumpak Landep, Suro'an Nyuci Pusaka, WAISAK  dll yang bertentangan dengan Adat Islam Arab. yang berkuasa memberantas Adat Lokal yang disebut Kafir / Musrik / Sirik dll oleh Arab berwajah Lokal. Padahal Habib Arab Asli seperti Umar dari Jombang malah tidak melarang, bahkan Sering ke Pura majapahit nya Hyang Surya membawa Gule dan Tulang kerowotan untuk Anjing di Pura juga nyumbang Guci Kuna tempat Bunga untuk Pagoda Brahmaraja, Bahkan Istri dan Keluarga besar Umar yang kalau Hari Raya datang dari Tuban menyalami dan mencium Tangan Hyang Suryo minta Restu serta Hormat berdo'a di  Pura leluhur,  ini disaksikan Andre Penjaga Klenteng Pura Majapahit, Andre bahkan ikut Ngobrol dengan Abah Umar yang sahabat Hyang Suryo yang mengatakan kalau Anjing tidak di haramkan "Cari Ayat nya di Quran dan Hadist ada tidak Pengharaman Anjing ?" kata Umar sambil menyerahkan makanan Anjing Oleh Oleh dari keluarganya,  hanya Islam Dajjal yang mengharamkan Anjing dan Anti Kerukunan dan Kalau Orang pada memelihara Anjing [Radar Dini] Ngerampok nya kan susah, Dan Andre yang Putra Hendra Saputra Ketua Ritual Agama Konghucu Kapasan Surabaya Juga Klenteng Tuban yang sangat Rukun dengan Orang Arab Asli di Pura Leluhur majapahit Trowulan yang di Tutup Camat Karena Merukunkan SARA dan ber Pancasila, sedang Islam Karyono malah tidak mau rukun, malah menuduh Pura Trowulan Meng Hindu kan Orang. Sebab Trowulan sejak 1478 sudah di Tumpas Islam dan Penduduk nya pada Lari ke Gunung Gunung dan Bali Buku Buku Lontar Majapahit dibakar dan dilarang di Pelajari [Babad / Sejarah Kadhiri], Jadi Kemerdekaan 1945 belum di Akui akibat 1965-1966 Islam berhasil Menumpas Orang yang tidak ke Masjid dengan cap Komunis tidak ber Tuhan termasuk Bung Karno Pendiri Negri ini dan Penggali Pancasila. di Tumpas sampai Akar Akar nya dan Gus Dur yang membebaskan Adat Budaya Lokal dan China. juga dimusuhi oleh Yang anti Persatuan dan Pancasila yang terbukti Natal 2000 Gereja Gereja di Mojokerto habis di Bom begitu Gus Dur Turun dari Presiden, juga Kolonel Poerbojagad Orang Hindu dari Bali Gianyar di Hancurkan dan Tewas menyusul Pura leluhur Hyang Suryo pun sempat di Serbu dan di Bom tapi gagal dan Akhirnya di Tutup dilarang Kegiatan dalam bentuk Apapun oleh Camat Trowulan yang akhirnya sakit Struk dan kurang lebih 3 tahun dirumah sakit dan Tewas Sedang Khoirul Huda Guru Agama Islam dan Ketua GP Ansor yang ikut Menyerbu Pura Hyang Suryo sudah di Oprasi Ginjal nya bahkan sempat Di Keroyok di Gebuki Orang Urusan Tebu yang di Selamatkan Hyang Suryo yang cepat memanggil Polisi sedangkan KH Nurhadi menurut Joko Umbaran Pensiunan Purbakala Gila "Nurhadi sekarang Gila" kata Umbaran sambil menghisap Rokok Kretek. dan Ter Batuk Batuk kepada Team Investigasi Pimpinan GRP Prawirodipoero, Juga Imam Karyono malah Istrinya yang Tewas hingga Takmir Karyono kini Stres Berat, Juga Kepolo Dusun Unggahan Segaran yang mendiamkan Penyerbuan Karyono Tidak Melindungi Pura majapahit ikut Tewas Mendadak, Kepolo Setio kalau Gus Dur ke Trowulan malah meminta bambu Pura majapahit untuk Panggung Gus Dur, Begitu Gus Dur di Turunkan dan Pura majapahit di Serbu hingga di Tutup Sang Kepolo tidak membantu, Bahkan Sertfikat Rumah yang di Urus Kepolo sejak 1967 belum ada Penyelesaian.

Puri Surya majapahit adalah Pemersatu SARA [Suku, Ras dan Agama] dimana didalam Puri / Puro Hyang Suryo yang Keturunan Brahma Wisesa ke XI ini ada Tempat leluhur Brahma dan Permaisuri nya Ratu Mas serta leluhur Kawitan majapahit termasuk Prabu Airlangga dan Leluhur Trah Dinasti Sindok. Dimana Para Keturunan maupun yang mengaku atau merasa Trah majapahit banyak berdatangan menghaturkan Sembah Bakti pada leluhur sesuai Adat Siwa Budha yang Memuja leluhur / Pik Kong Tanpa membedakan SARA, inilah yang membuat Marah Penganut Islam Asli Arab Zaman Jahilliyah 1000 tahun yang lalu, yang sukses Menumpas Adat Budaya majapahit sejak 1478 diteruskan 1965 yang berhasil Menumpas Adat Budaya jawa maupun China karena bertentangan dengan Ajaran Quran dan hadist, yang menyebut Kafir / Musrik / Syirik Bagi Pemuja leluhur yang karena Dahulu belum ada Foto lalu Leluhur di Patung kan, dan Patung adalah Berhala/ Tohut  yang dilarang di Sembah.Kecuali Batu Hitam di Kaabah Arab.yang boleh di Sembah sampai anak anak Taman Kanak Kanak [TK] sambil mengenakan Jilbab sudah diajari Manasik Haji mengelilingi Kaabah dari Karton [TV]

Padahal Hukum Allah yang di Terima nabi Musa, Nomor Lima malah disebutkan "Hormatilah Orang Tuamu agar mendapat Surga dan Usia yang panjang" tapi kitab nya Taurat bukan Quran, Tapi tidak diingat kalau Nabi Muhammad berkata "'Pelajari Injil, Taurat dan jabur, Bila perlu Tuntutlah Ilmu biarpun sampai ke Negeri China" Justru Hyang Suryo pun mengikuti Anjuran Nabi Muhammad dan pernah Belajar ke Negeri China, Dimana China sangat maju dengan Menyatukan Tao, Budha dan Konghucu yang bisa dilihat sekarang ini Film Film China Kera Sakti, Ular Putih dll. mengenai Kepercayaan Kepada Para leluhur dan Dewa Persatuan SARA yang mirip Majapahit juga menyatukan dengan Bhinneka Tunggal Ika nya yang di Gali Bung Karno Untuk Dasar negara Republik Indonesia. Sayang nya Islam di Negri ini malah menuduh China Komunis tidak ber Tuhan dan Budaya China di Tumpas 1965-1966 bahkan banyak Orang China yang di Bunuh bersama Jutaan Orang Pribumi yang tidak ke Masjid atau bukan Islam di susul Mei 1998 kembali Orang China banyak di Bunuh seperti Rumah dan Tempat Usaha nya di Bakar dan di Jarah Klenteng dan Punden banyak yang di Hancurkan dan di Larang ber Kegiatan hingga Era Presiden Gusdur 2000 di Bebaskan nya kembali. Adat Budaya China dan Konghucu diakui sebagai Agama. serta IMLEK diakui juga dan hari Libur / Kalender boleh di Merah kan hingga kini Gus Dur mendapat Gelar Bapak IMLEK.

Tapi begitu Gus Dur di Turunkan, Korban Pertama adalah Tempat leluhur Majapahit Hyang Suryo yang kena Surat keputusan Bersama mentri Agama dan Mentri dalam Negri No. 1 / BER/MDN-MAG/69 yang tidak di Cabut oleh Gus Dur dan PERDA No. 16 / 83 Kab. Mojokerto. "MENUTUP BANGUNAN, MELARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPUN" surat ini di Tempel didepan Pintu Gerbang Rumah / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo. Hingga Tamu dari Bali pun bila datang di SERET keluar oleh Imam Karyono dan Kelompok nya yang selalu memperhatikan keliling mengawasi Rumah Hyang Suryo bila ada tamu dari Bali yang mengunjungi Rumah Hyang Suryo segera lari memanggil Pasukan Penghancur Kafir nya yang sangat di Takuti Pemerintah RI terbukti Camat sangat tunduk dengan Karyono yang Takmir Arab Zaman Jahilliyah 1000 tahun yang lalu Polisi pun dibuat tak berkutik bahkan ikut menyaksikan Penyeretan Pengunjung Puro Hyang Suryo bukan melindungi malah kini Desember 2009 Tamu dari Sukawati Gianyar di USIR oleh Supeno yang mengaku Mengku Majapahit menurut Penduduk Supeno Mata Mata Polisi atau Markus [Makelar Kasus] bahkan Sopir Bis di Bali takut ke Trowulan karena ada yang Kaca nya Pecah di Lempar Supeno kata Komang Sopir kepada mangku Panca Nakha [Noko], Hingga Hyang Suryo 2003 di Undang ke Bali dan diberi Tempat agar tetap bisa Meng Upacarai leluhur nya. dan Para Keturunan Majapahait bebas Memuja leluhur tanpa larangan atau di SERET keluar oleh yang mengaku Islam Asli Arab berdasar kitab Arab yang memang benar dan paling benar yang mengalahkan Kitab, Lontar, Ajaran Lokal , Hukum Negeri ini dan Hukum Internasional selain Arab, bahkan Ajaran Bung karno Pendiri RI pun di Haramkan termasuk Pancasila yang di Gali dari Kitab Kafir Majapahit Sutasoma yang di Agungkan para keturunan Majapahit bukan Arab.

Hingga terbentuk lah Pura Ibu majapahit Jimbaran bali yang baru saja di Kunjungi Guruh Sukarnoputra 6-2-2010 yang lalu dimana Guruh pun bisa berdo'a ke leluhur Majapahit tanpa di Seret Keluar karena Bali rata rata Pemuja leluhur dimana tiap Orang Bali pasti Punya Tempat leluhur baik di rumah, Desa maupun Tingkat Seluruh Bali. Dimana Terbukti Adat ini Lestari selama Ribuan Tahun, Seperti Pura Durga Kutri Mahendradata Putri Empu Sindok yang di Kawin Prabu Udayana Raja Bali dan mempunyai Putra Prabu Airlangga Raja Kadhiri diteruskan Putranya Jayasabha Brahma Wisesa Raja jenggala [Jayabaya Raja Kadhiri] yang Abad XV menjadi Raja Jenggala, Daha dan Kadhiri [Triloka Pura] dan Untung Hingga kini Pelinggih Brahma dan ratu Mas masih ada di Besakih seiring Amannya Pelinggih mahendradata selama 1000 tahun tanpa henti di Upacarai, sedang Candi Candi leluhur di Jawa di Hancurkan Islam karena bertentangan dengan Adat Arab yang tidak memuja leluhur tapi langsung Allah. [jalan Tol] Bahkan Patung Budha Terbesar di Dunia di Afganistan Peninggalan Zaman Budha yang sempat dikunjungi Biksu Tong dan dicatat dalam Kitab Sam Ceng 2500 tahun yang lalu pun di Hancurkan oleh Islam karena dianggap Berhala [TV Dokumenter Dunia]

Setelah Kemerdekaan 1945 Bung Karno sebagai Presiden dan Menggali Pancasila dari Kitab majapahit Sutasoma karangan Empu Tantular dipakai Dasar negara, Pemujaan leluhur dan Para pahlawan sangat di Hormati, tapi sayang 1965-1966 Para pengikut Bung Karno di Tumpas dengan tuduhan Komunis tidak ber Tuhan hingga jutaan Orang Tewas di Tumpas Genosida, bahkan mayat mayat nya memenuhi Sungai Brantas, dan Juga banyak Kuburan masal Korban Tuduhan Komunis seperti di Daerah Blitar [Ponggok, Talun, Srengat dll] yang sudah di Data Komisi Hak Asasi manusia [KOMNAS HAM] dan siap dibongkar hanya menunggu waktu saja. Karena masih banyak nya Hambatan dari Pihak Penumpas yang masih Eksis dan selalu teriak "Bahaya Laten Komunis". Sejarah pun di hapus hanya Sejarah Arab yang di Ajarkan. Juga Tulisan jawa dan China tidak diajarkan bahkan di Larang dan hanya Tulisan Arab yang di ajarkan. Hingga kini tidak ada Orang yang bisa membaca Aksara jawa maupun China tapi Tulisan Arab hafal semua. Belajar Aksara jawa mesti Sekolah ke Leden Belanda, Belajar Tulisan China ya ke China Sekolah. Baca Tulisan Arab tidak perlu ke Arab sebab sudah diajarkan sejak dini. baik di Sekolah maupun di Pesantren dan Surau .

1967 Bung Karnopun di Jatuhkan dan Tewas masih dalam Status Tahanan Republik Indonesia yang didirikannya, Apapun yang berbau Bung Karno bahkan mau dihapuskan dari Sejarah, termasuk Universitas MARHAEN yang didirikan Bung Karno 1963 menurut Rektornya DR Wedakarna yang kini bergelar Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja majapahit Bali dengan Todongan Senjata akhirnya di rubah menjadi Mahendradata, Untung Universitas ini berada di Bali yang di Jawa yang berbau Bung Karno di tutup dan Mahasiswa nya dikejar kejar dan di Bunuh karena dianggap Komunis tidak ber Tuhan, jadi Universitas yang dibuat Bung Karno di Bali  masih Eksis hingga sekarang dan akan datang hingga bisa membentuk The Sukarno Center dan The majapahit Center serta berusaha melestarikan Ajaran Bung Karno [Sukarnoisme] yang mencintai Tanah Air, Berdiri Diatas kaki Sendiri [BERDIKARI] serta Menyatukan Dunia dengan Nasional Agama dan Komunis serta Asia Afrika yang sangat dibutuhkan di Era Perpecahan SARA akibat tidak maunya Ajaran Quran dan hadist untuk bersatu dan selalu meng Kafir / Haram kan selain Islam. Bahkan Trans TV Tadi pagi jam 5.30 memberitakan Majelis Ulama Jawa Timur mengharamkan Hari Valentine serta menurunkan anak anak SD berjilbab men Demo hari Kasih Sayang ini untuk di Haram kan. juga Berita Wanita Tenaga Kerja Indonesia [TKI] yang pulang Lumpuh dan Mati dari Arab Saudi.

Jadi marilah Kita Kembali ke Pancasila, Termasuk Penghormatan kepada leluhur yang bisa menyatukan SARA, dimana Zaman majapahit sudah terbukti bisa menyatukan Nusantara, dimana Persamaan Hak antara Pria dan Wanita sangat di Hormati dimana wanita bisa jadi raja yang sangat bertentangan dengan Adat Arab dimana Wanita hanya boleh jadi Budak dan harem, Inggris, Belanda dan Pilipina yang dipimpin Wanita sebagai Ratu / Presiden terbukti sangat maju, bahkan Jepang sudah punya Putri Mahkota Calon Dewi Amaterasu sedangkan Islam Muhammad  masih sibuk Perang dengan Kristen Jesus [Israel] bahkan China yang dituduh Islam Komunis Tidak ber Tuhan kini Maju menguasai Ekonomi Bebas Dunia dan kita bisa menikmati barang murah buatan China.Sedang Kurma Arab malah mahal harganya Naik Hajipun naik Melambung Tinggi biayanya padahal hanya untuk Mencium Batu Hitam.

Dimana Bali adalah Pelestari Adat majapahit Siwa Budha yang masih memakai Uang kuno China dalam Upacaranya dimana ini bukti Persatuan Indo China yang se Fosil , Zaman Dahulu Asia satu mata uang China dan makmur kini Eropa pun meniru satu mata uang ERO, Jadi Jelas Adat Islam Arab Jahilliyah sudah gagal dan terbukti tidak bisa memajukan Bangsa bahkan memecah belah dan membodohkan Bangsa, dimana Bangsa ini hanya berkutat saling menumpas, seperti Penghancuran Gereja, Kepercayaan Saptodarmo jadi Islam selalu memerangi Kafir, Perusakan Pura Hindu, Penutupan Pura majapahit dll dst dsb yang menghambat Kemajuan Bangsa, dimana Contoh di Timur Tengah Perang tiada henti nya Bom pun meledak tanpa henti, kapan akan Maju? Padahal sudah ada Contoh Kita zaman majapahit pernah berjaya menyatukan Nusantara kenapa tidak di Pakai ? kan Pancasila nya majapahit masih di Gantung di Kantor Kantor Peperintah ? Marilah Kita berpikir Maju, ambillah apa yang baik, tinggalkan yang kurang baik, agar Bangsa ini maju seperti China yang di tuduh Islam kita tidak ber Tuhan kini patut di Tiru dan negara Negara maju lainnya yang bisa di adopsi Kebaikannya jangan selalu di Agama kan hingga kalau kacamata Agama selain Islam kafir dan harus di Tumpas , Seperti Majapahit pun dahulu menerima Islam dan diberi Tanah 5 hektar untuk Siar Islam di Ampel setelah Islam kuat majapahit malah di Tumpas gara gara rajanya Brawijaya tidak mau masuk Islam. Jadi menerima Islam pun harus rela di Tumpas kalau tidak mau ikut Islam dan melaksanakan  kitab Arab nya.

Demikianlah Acara Budaya IMLEK yang menyatukan Bangsa Indo China kita yang se Fosil untuk Lokal menyatukan SARA yang ber Leluhur, Semoga Tahun Baru Budha ini bisa menyatukan Kita dalam Kesatuan leluhur yang sama, Sesuai kepercayaan Bahwa leluhur yang sudah Mokswa dan jadi Dewa Dewi marilah kita Hormati dengan Adat Budaya sendiri, Memang sekarang musim Jalan Tol tapi kan mahal biayanya dan Orang kecil masih senang lewat Alternatif, Bagi yang kaya memang tidak soal lewat Tol, seperti Langsung keAllah dan Naik Haji ke Arab lalu Selamat Dunia dan Aqerot, bagi yang melarat? untuk makan saja susah sampai makan Nasi Jemur / Aking, bahkan ingin kerja ke Arab untuk minta Komisi Uang haji pun pulang Mati disiksa tidak dapat Uang [TV tiap hari]

[Team Panitia IMLEK 2561 Kwan Im Tangan Seribu Universitas Mahendradata Pimpinan Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Abhiseka Ratu Majapahit Bali]